EPIS Tempatkan Petani Muda Binaan Kementan di Sentra `Smart Farming` Korea
EPIS of South Korea Support Indonesian Govt to Developing Smart Farming
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Seoul, Korsel [B2B] - Sejumlah sentra utama pertanian presisi [Smart Farming] di Korea Selatan dipilih sebagai lokasi pelatihan bagi lima petani binaan Kementerian Pertanian RI, yang mengikuti Workshop on K-Smart Farm Batch 3. Sasarannya, pemberdayaan petani muda dengan memperluas akses ke teknologi canggih, untuk menciptakan ekosistem pertanian inklusif.
Sentra utama Smart Farm tersebut antara lain Green Monsters di Boryeong-si, Chungcheongnam-do; Happy Melon Farm di Gochang-gun, Jeollabuk-do budidaya melon; Gimje Smart Farm Innovation Valley di Jeollabuk-do [Wolbong-ri] tersebar pada tiga provinsi yakni Kimje di Provinsi Jeolla Utara, Goheung dan Sangju [Gyeongsang Utara] dan Miryang [Gyeongsang Selatan]; dan One Acre Farm di Gyeonggi-do.
Kegiatan workshop Korea yang diinisiasi Kementan difasilitasi oleh Korean Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries [EPIS] melalui koordinasi Kementerian Pertanian Korsel, Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs [MAFRA].
Pembukaan kegiatan workshop dihadiri oleh Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Siti Munifah di Seoul, Korea Selatan pada Minggu [29/9] bersama Direktur Divisi Internasional EPIS, Soyong Jung didampingi General Manager EPIS, Lee Kang Oh dan Project Manager of K-Smart Farm di Indonesia, Kwang Woo Lee.
Kelima petani muda Indonesia yang mengikuti workshop di Korea yakni Rudy Adam dari Gorontalo, Diyah Rahmawati Wicak [Malang, Jatim], Herdiana Firmansyah [Pangandaran, Jabar], Agung Wirawan [Gowa, Sulsel], El Radhie Nour Ambiya [Aceh Besar, NAD] serta sejumlah pejabat Kementan, widyaiswara dan dosen.
Upaya BPPSDMP Kementan bermitra dengan EPIS Korea, sejalan dengan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa Indonesia tidak boleh hanya mengandalkan pertanian konvensional namun harus menggunakan smart farming dan digitalisasi.
"Guna menerapkan semua itu, maka peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing mutlak dibutuhkan untuk mewujudkan pertanian Indonesia yang maju, mandiri dan modern di masa depan," katanya.
Pernyataan senada dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti bahwa memasuki era industri 4,0, insan pertanian harus mulai memahami arti penting sistem digitalisasi serta teknologi dan inovasi.
"Teknologi dan inovasi sebagai modal utama dalam menarik generasi muda untuk menggeluti pertanian, baik secara keilmuan ataupun praktek langsung di lapang," katanya.
Smart Farming
Di Seoul, Korsel pada Minggu [29/9], Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah menegaskan kegiatan workshop merupakan implementasi Kerjasama Kementan dan EPIS Korsel di bawah koordinasi MAFRA.
"Tujuannya, meningkatkan wawasan peserta untuk mempelajari pembangunan pertanian Korea yang telah mengaplikasikan teknologi tinggi dalam berusaha tani," katanya.
Green Monsters di Boryeong-si, Chungcheongnam-do, salah satu dari empat lokasi pelatihan Smart Farming. Green Monsters mengembangkan pertanian presisi komoditas timun berteknologi canggih. Dikelola oleh tiga milenial, yang fokus mengembangkan usaha sejak 2021 pada lahan 4.620 m2 dengan populasi 10.000 tanaman ketimun.
Happy Melon Farm di Gochang-gun, Jeollabuk-do merupakan sentra budidaya melon dengan memproduksi melon cantaloupe, melon musk dan melon merah.
Gimje Smart Farm Innovation Valley di Jeollabuk-do [Wolbong-ri] salah satu dari Gimje Smart Farm yang tersebar pada tiga provinsi yakni Kimje di Provinsi Jeolla Utara, Goheung dan Sangju [Gyeongsang Utara] dan Miryang [Gyeongsang Selatan]. Sejak dirintis pada 2011, sasarannya memperkuat daya saing pertanian dengan membina profesional muda dan distribusi teknologi canggih.
Gimje Smart Farm Innovation Valley setiap tahun melatih sekitar 5.500 petani lokal dan mancanegara dilengkapi fasilitas ruang pelatihan, pusat industri, pusat pelatihan alat pertanian, pusat pelatihan pertanian praktis, dan pusat pelatihan Smart Farming.
One Acre Farm di Gyeonggi-do mengembangkan rekayasa genetika pada kegiatan budidaya, menghasilkan produksi kualitas premium. Pasalnya, budidaya berlangsung di ruang steril secara terencana yang bebas pestisida, herbisida, GMO, logam berat, hama dan debu serta minimalisir penggunaan air hingga 90% menjadikan produknya sebagai puncak dari komoditas ramah lingkungan.
Kegiatan pelatihan pada sentra smart farming tersebut diharapkan oleh Siti Munifah bahwa kelima petani muda peserta workshop dapat menjalani metode pelatihan yang beragam, termasuk sesi teori, demonstrasi praktis, dan studi kasus, yang penting untuk meningkatkan pemahaman.
"Memahami transisi dari pertanian konvensional ke pertanian berbasis teknologi membutuhkan metodologi pelatihan yang komprehensif. Mulai dari analisis kebutuhan untuk memahami latar belakang dan tantangan petani, serta mengevaluasi sumber daya yang tersedia," katanya lagi. [liene/febi]
Seoul of South Korea [B2B] - The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
After that, the meeting continued via hybrid to evaluate agricultural land optimization, pumping, and additional agricultural area.
The meeting participants agreed to increase cooperation between various parties to ensure efficient and strategic land use.