Sinergi Polbangtan Kementan - DPR RI Tingkatkan Kompetensi Digital Petani di Blitar

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Malang

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Novita Cahyadi


Sinergi Polbangtan Kementan - DPR RI Tingkatkan Kompetensi Digital Petani di Blitar
POLBANGTAN MALANG: Anggota Komisi IV DPR-RI, Endro Hermono (ke-2 kiri) saat membuka kegiatan bimtek bertema pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura di Hotel Grand Mansion 1, Kota Blitar.

Blitar, Jatim [B2B] - Peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian merupakan bagian dari faktor utama dalam mewujudkan pembangunan di sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional.

Kementerian Pertanian [Kementan] sangat mendukung tercapainya hal tersebut. Dukungan tersebut diwujudkan dengan Kementan melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang [Polbangtan Malang] yang berkolaborasi dengan Komisi IV DPR-RI menggelar Kegiatan Bimbingan Teknik [Bimtek] Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh.

Kegiatan Bimtek sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, pertanian membutuhkan SDM-SDM berkualitas agar tidak tertinggal dari negara lain. Selain itu, pertanian adalah sektor penting yang harus menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat.

Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menekankan bahwa kunci sukses pembangunan pertanian adalah peningkatan produktivitas, yang berada di tangan petani dan penyuluh.

Menurutnya, BPPSDMP Kementan terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas SDM melalui melalui peningkatan kompetensi teknis, manajerial dan sosiokultural.

“Siapa SDM pertanian itu? Ya petani, penyuluh, petani milenial, Poktan, juga Gapoktan. Kami siap untuk genjot produktivitas dengan, mensupport program-program pertanian,” kata Dedi.

Dengan mengusung tema kegiatan bimtek "Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura" diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas SDM Pertanian dalam berusaha tani demi tercapainya peningkatan kesejahteraan, yang dilaksanakan di Hotel Grand Mansion 1, Kota Blitar, pada Senin (1/7). 

Kegiatan ini dihadiri  oleh Direktur Polbangtan Malang yang diwakili oleh Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kerjasama, Anggota Komisi IV DPR-RI, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kota Blitar yang diwakili oleh Sekretaris Dinas, serta 100 orang peserta yang terdiri dari petani dan penyuluh pertanian di kota Blitar. 

Sekretaria Daerah, Asrofi Romli menyambut baik dan mendukung penuh adanya kegiatan Bimbingan Teknis yang dilakukan.

"Karena petani maupun penyuluh pertanian wajib meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan di bidang pertaniannya. Hal ini sejalan dengan peran petani, penyuluh pertanian, dan petugas pertanian sebagai kunci keberhasilan pembangunan pertanian," ungkapnya.

Melalui kegiatan Bimtek, Asrofi mengharapkan peserta yang merupakan petani dan penyuluh pertanian ini dapat diperlengkapi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi baru untuk melaksanakan usaha tani yang dijalankan maupun untuk mendampingi petani binaannya. Serta mengharapkan agar kegiatan sejenis dapat berlanjut di masa mendatang.

Novita Dewi Kristanti, Mewakili Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana membuka sambutan dengan memperkenalkan Polbangtan Malang sebagai salah satu lembaga pendidikan vokasi di bawah BPPSDMP Kementan yang memiliki peran strategis dan berada di garda terdepan untuk mempersiapkan generasi muda yang terampil di bidang pertanian, profesional dan memiliki daya kompetitif tinggi. 

"Mengingat di masa yang akan datang para mahasiswa dan calon mahasiswa, serta petani milenial inilah yang akan menjadi penerus pembangunan pertanian di Indonesia,"

Lebih lanjut, Novita menekankan bahwa peran petani (atau sektor pertanian) ini sangat krusial bagi pembangunan nasional karena memiliki beberapa fungsi antara lain penyedia pangan nasional, penyedia lapangan pekerjaan, penyedia (sumber) pendapatan petani, serta penyumbang devisa negara. 

Oleh sebab itu, katanya lagi, petani merupakan SDM yang paling bermanfaat karena memiliki banyak peran. Kendati demikian, tantangan yang sedang dihadapi sektor pertanian adalah keterbatasan SDM yang mampu menghadapi tantangan global (melek teknologi) dan minimnya regenerasi petani. 

"Melalui kegiatan bimtek peningkatan kapasitas SDM pertanian, maka pengetahuan dan keterampilan SDM pertanian akan meningkat, di antaranya di bidang teknologi on farm dan off farm, administrasi dan pemasaran, serta pengembangan udaha dan kelembagaan pertanian. Hal tersebut tentunya dalam rangka mewujudkan pengusaha pertanian yang kompeten dan berdaya saing tinggi," harap Novita.

Anggota Komisi IV DPR-RI, Endro Hermono menyampaikan bahwa komisi IV adalah mitra Kementan dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani. 

Melalui bimtek ini diharapkan terjadi peningkatan kapasitas petani dan penyuluh pertanian guna menyiapkan SDM pertanian yang handal dan berwawasan tinggi. 

Selain itu dia juga menyebutkan bahwa petani harus merubah pola pikir dari petani konvensional menjadi petani pengusaha. 

"Seorang agripreneur (pengusaha pertanian) tidak hanya mampu mengelola lahan pertanian, tetapi juga mampu mengintegrasikan berbagai proses bisnis seperti produksi, pemasaran, dan manajemen dalam usaha pertaniannya," katanya.

Seorang agripreneur harus selalu update terhadap perkembangan informasi teknologi dan pasar. Teknologi modern seperti Internet of Things (IoT) membuka peluang baru bagi agripreneur untuk mengoptimalkan produktivitas dan efisiensi dalam pertanian.

Selanjutnya Yufi Priyo Sutanto, selaku pemateri “Pengolahan dan Pemasaran Digital Produk Hortikultura” menjelaskan tentang pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk pemasaran produk pertanian. 

Yufi menyebutkan bahwa penerapan teknologi canggih AI dalam bidang pertanian memungkinkan petani pengusaha dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan mengoptimalkan operasional usaha taninya secara efektif dan efisien.

Kecanggihan teknologi ini termasuk pada pemantauan tanaman, prediksi hasil, analisis tanah, deteksi dan pengelolaan hama, optimalisasi irigasi, dan otomatisasi peralatan pertanian. 

Integrasi AI di bidang pertanian melibatkan pengumpulan dan analisis kumpulan data ekstensif dari berbagai sumber, yang selanjutnya dianalisis menyeluruh dengan algoritma AI yang canggih untuk menghasilkan wawasan dan rekomendasi bagi petani. 

Kemajuan teknologi yang sedang berlangsung di bidang pertanian turut membantu mengantisipasi permintaan pasar, memprediksi pola cuaca, mengoptimalkan logistik rantai pasokan, serta memberikan peluang besar untuk memperluas koneksi antara petani dan pasar global. [didit/timhumas polbangtanmalang]

Blitar of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.