Percepat Swasembada, Kementan Pacu Optimalisasi Lahan dan Alsintan BP Sumsel

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Percepat Swasembada, Kementan Pacu Optimalisasi Lahan dan Alsintan BP Sumsel
SMKPPN SEMBAWA: Kepala SMKPPN Sembawa, Budi Santoso (ke-2 kiri) hadir pada Rakor LTT dan Sosialisasi Inpres No 3/2025 yang dibuka oleh Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti [tengah].

Ogan Komering Ilir, Sumsel (B2B) - Kementerian Pertanian (Kementan) mempercepat swasembada pangan melalui Brigade Pangan (BP) oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP). Hingga saat ini, ada 1.864 Brigade Pangan yang tersebar pada 409 kecamatan dari 93 kabupaten/kota di 14 provinsi.

Dibentuknya Brigade Pangan ini memiliki dua tujuan utama, pertama mengelola usaha tani secara terstruktur dengan infrastruktur modern untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi. Kedua, mewujudkan agribisnis pertanian modern yang melibatkan generasi muda guna mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa swasembada pangan bukanlah hal yang mustahil, melainkan suatu tujuan yang dapat segera tercapai dengan strategi yang tepat.

“Kunci keberhasilan swasembada pangan terletak pada peran generasi muda, khususnya petani milenial yang dapat diberdayakan dengan dukungan teknologi modern dan mentor yang siap membantu," katanya. 

Pemerintah, ungkap Mentan Amran, telah menyiapkan berbagai program untuk melibatkan petani milenial dalam mengelola usaha tani modern di 14 provinsi di Indonesia.

Sumatera Selatan merupakan salah satu dari 14 provinsi yang menjadi objek lumbung pangan nasional. Mentan Amran Sulaiman mengaku optimistis, Sumsel di bawah kepemimpinan Gubernur Herman Deru, ke depan akan menempati peringkat satu sebagai daerah penghasil beras terbesar di Indonesia.

“Kami ingin Sumsel menjadi nomor satu terbaik nasional daerah penghasil beras terbesar,” kata Mentan di hadapan ribuan PPL pada Rapat Koordinasi (Rakor) Luas Tambah Tanam (LTT) dan penyerapan gabah sekaligus Sosialisasi Inpres Nomor 3 Tahun 2025 Tentang Pendayagunaan Penyuluh Pertanian.

Sejalan upaya tersebut, Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti juga berupaya menjadikan Sumsel sebagai nomor satu terbaik nasional daerah penghasil gabah dengan menggelar rapat bersama Brigade Pangan dan Penyuluh Pendamping Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sugih Waras Kecamatan Teluk Gelam pada Minggu (16/3/2025).

Rapat dihadiri oleh Kabadan Idha Widi Arsanti, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Inneke Kusumawaty, PJ Brigade Pangan Sumsel, Tim Expert Brigade Pangan Sumsel, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel, Kepala Dinas Ketahanan Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten OKI, Komandan Rayon Militer 04-01 Tanjung Lubuk/Teluk Gelam, Kepala Desa Setempat, Brigade Pangan Kabupaten OKI dan Penyuluh Pendamping Brigade Pangan Kabupaten OKI. Total peserta yang hadir mencapai 150 orang.

Kegiatan bertujuan terus mendorong Brigade Pangan (BP) di Sumsel agar memaksimalkan operasional alat mesin pertanian yang sudah disalurkan ke BP, mendorong MOU/PKS antara BP dan Kelompok Tani agar segera diselesaikan.

Dalam arahannya, Kepala BPPSDMP menekankan pentingnya optimalisasi peran Brigade Pangan dalam mencapai swasembada pangan nasional.

“Brigade Pangan harus segera melengkapi data baik PKS/MOU, ataupun Berkas Kesanggupan, kemudian jangan lupa di upload pada link yang disediakan. Kemudian Alsintan yang sudah diambil segera digunakan dan dimanfatkan ” ujar Idha.

Diharapkan semuanya mendukung untuk membuat Sumatera Selatan menjadi penghasilan beras nomor 1 Indonesia. 

Sebelumnya, ungkap Idha, Sumsel pada peringkat 8 produksi berasnya, dengan adanya program Serasi naik ke peringkat 5, yang Insyaallah dengan program ini Sumsel akan jadi peringkat 3 minimal, bahkan penghasil beras nomer satu nasional.

Salah satu agenda utama dalam Monev ini adalah mendorong BP agar mempercepat melakukan MOU/PKS dengan kelompok taninya, serta melengkapi berkas kesanggupan peningkatan indeks pertanaman, apalagi untuk OKI merupakan kabupaten dengan BP terbanyak pada 14 Provinsi dengan jumlah 230 BP. 

Hasil Rakor juga menyoroti beberapa tantangan yang harus segera diselesaikan, seperti, kendala dalam distribusi alsintan, perlunya percepatan penyelesaian Perjanjian Kerja Sama antara Brigade Pangan dan pemilik lahan, serta penguatan pengawasan harga gabah dan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga pangan. [titin/timhumas smkppnsembawa]

OKI of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.