Legalitas Usaha dan Bantuan Modal Perkuat Kinerja KWT CSA Tunas Harapan
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
DEMANGSARI merupakan salah satu desa di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Desa yang bertumpu pada sektor pertanian sebagai ´urat nadi perekonomian´ diperkuat tiga kelompok tani [Poktan] dan satu Gapoktan serta satu Kelompok Wanita Tani [KWT] merupakan salah satu lokasi kegiatan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture di Kebumen.
KWT Tunas Harapan fokus pada budidaya tanaman hortikultura seperti bayam, caisim, kangkung, cabai, tomat, terong, dan kegiatan pengolahan hasil pertanian.
Pada 2022, KWT Tunas Harapan mendapatkan Fasilitasi Pengolahan Industri Rumah Tangga Hasil Pertanian bagi KWT dari Kementerian Pertanian RI melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] sebesar Rp14,7 juta. Bantuan tersebut dibelanjakan peralatan bagi pengolahan hasil pertanian.
Adapun produk utama KWT Tunas Harapan adalah aneka Keripik, aneka peyek, wedang sereh, yang kian berkembang setelah mendapatkan fasilitasi dari SIMURP. Terlebih SIMURP juga mendukung KWT mendapatkan legalitas usaha sebagai badan hukum, dengan Nomor Induk Berusaha [NIB], Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga [PIRT].
Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman tentang ketahanan pangan, menuntut hadirnya wanita tani yang mandiri, aktif dan kreatif untuk bersaing di tengah tantangan sektor pertanian ke depan.
"Kementan tiada henti mendorong wanita tani untuk kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan global. Terkait ketahanan pangan nasional, dengan menggagas ide besar, menciptakan peluang baru di sektor pertanian," katanya.
Diversifikasi pangan lokal, kata Mentan, adalah kekayaan dan budaya bangsa. Bukan hanya beras yang kita miliki. Kita juga memiliki aneka pangan pokok. Ada ubi-ubian, jagung, sorgum, sagu, kentang, labu dan lainnya.
"Upaya sekecil apa pun akan menjadi langkah untuk turut memperkuat ketahanan bangsa yang artinya kita memiliki kekuatan dan kemampuan bersama," kata Mentan Amran.
Pelaksana Tugas [Plt] Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mendukung penuh diversifikasi pangan lokal untuk ketahanan pangan nasional.
Dia pun memberi kiat dan trik tentang cara menghadapi krisis pangan global, yakni mengganti produk pangan supaya tidak terjadi krisis berkepanjangan.
Wanita tani melalui KWT harus menyikapi hal itu, kata Dedi Nursyamsi, harus memiliki visi dan kreatif mencari alternatif pangan substitusi untuk mulai dikenalkan dan dikonsumsi oleh masyarakat.
"Ganti beras dan gandum dengan ubi, singkong, jagung. Jangan mau dikalahkan krisis. Wanita tani kreatif akan selalu punya cara agar produk olahan tetap berproduksi dengan pangan alternatif," katanya lagi.
Sementara Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya menegaskan komitmen pemerintah pada upaya mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global melalui CSA.
Ada pun kegiatan yang pernah diikuti KWT Tunas Harapan berupa Bimbingan Teknis [Bimtek] untuk KWT dengan tema pengolahan hasil pertanian,pengemasan dan pemasaran produk.
Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Kecamatan Ayah, Sugeng Haryadi bahwa peserta Bimtek sangat antusias mengikutinya.
"Bimtek diisi dengan materi dan praktik langsung sehingga ilmunya sangat bermanfaat bagi peserta serta dapat diterapkan bagi kemajuan KWT," katanya.
Ketua KWT Tunas Harapan, Daryanti mengatakan saat ini pemasaran produk KWT masih di wilayah Kecamatan Ayah, kendati demikian aktif mengikuti pameran di tingkat Kabupaten Kebumen, bahkan pernah mengikuti pameran di Kota Bogor Jawa Barat.
"Pemerintah Desa Demangsari juga sangat mendukung dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh KWT," katanya.
Daryanti mengapresiasi dukungan SIMURP dan dinas pertanian Kebumen, untuk mendukung pengembangan usaha KWT dan memacu semangat anggota KWT meningkatkan kinerja. [timsimurpkementan]
THE OBJECTIVE of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 24 districts in 10 provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.