Jelang Panen Raya, Petani Ogan Ilir Sumsel Waspada Harga Gabah Anjlok
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Ogan Ilir, Sumsel (B2B) - Para petani di Desa Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir merasa resah mendekati panen raya lantaran harga gabah hanya dihargai tengkulak sebesar Rp5.400 per kg, yang jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kg.
Disparitas harga tersebut membuat petani mengalami kerugian besar, sshingga berharap Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) segera turun tangan membantu menyerap hasil panen sesuai ketentuan HPP.
“Informasi yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, harga pembelian gabah harusnya Rp6.500. Kenyataannya, gabah kami hanya dihargai Rp5.400 oleh tengkulak. Kami rugi besar sampai Rp1.100 per kg,” kata Raden Holi Patkam, anggota Poktan Sumber Karya di Ogan Ilir pada Senin (13/1).
Seruan serupa dikemukakan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman pada Bulog, harus menyerap gabah petani sesuai HPP Rp6.500 per kg. Pasalnya, masih menemukan petani yang menjual gabah di bawah HPP.
"Penyerapan gabah, kunci untuk swasembada pangan. Kalau bermasalah maka swasembada bisa bermasalah, apalagi harga gabah tadi kita dengar Rp5.500 sampai Rp5.800," kata Mentan Amran pada wartawan di Triharjo, Kapanewon Pandak, Bantul, Rabu (15/1).
Menurutnya, pemerintah telah memberikan bantuan sektor pertanian berupa sistem irigasi, benih, traktor, pengolahan tanah hingga pupuk kepada para petani.
Hal senada dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti bahwa saat ini petani padi bergegas untuk panen raya, maka yang paling penting saat ini adalah penyerapan gabah.
Di Ogan Ilir, Raden Holi Patkam yang juga Ketua Brigade Pangan Muara Baru Modern, harga HPP yang ditetapkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto sebesar Rp6.500 disambut baik oleh petani sebagai harapan besar.
Kendati demikian, kata Raden, tanpa intervensi dari pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI dan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) maka gabah petani Ogan Ilir hanya diserap oleh tengkulak dengan harga jauh di bawah HPP.
“Sepanjang panen, gabah kami petani di Desa Pelabuhan Dalam hampir selalu dibeli tengkulak. Bulog belum pernah menyerap hasil panen di sini. Harga jual bahkan pernah lebih rendah, hanya Rp4.000 hingga Rp4.500,” katanya lagi.
Para petani terpaksa menjual gabah dengan harga murah kepada tengkulak, karena kebutuhan ekonomi yang mendesak.
“Kami petani butuh uang untuk keperluan sehari-hari seperti kebutuhan dapur, biaya sekolah anak, hingga kebutuhan bayi. Kami tidak punya pilihan, selain menerima harga yang ditawarkan oleh tengkulak sebagai pembeli,” tambahnya.
Senada dengan Raden, petani lain bernama Beni Alam juga mendesak Bulog untuk segera menyerap gabah hasil panen raya dengan harga sesuai HPP.
“Kami sudah mulai panen. Saat ini harga masih Rp5.400 per kg. Biasanya mendekati panen raya turun jadi Rp5.000 per kg bahkan terkadang bisa 4.500 per kg," katanya.
Para petani, kata Beni Alam, berharap Bulog maupun tengkulak segera membeli gabah petani sesuai HPP Rp6.500 per kg, kalau perlu sebelum panen sudah ada kontrak harga ke kelompok tani.
Beni juga mengapresiasi perhatian pemerintah yang telah mempermudah akses petani terhadap pupuk, benih dan alsintan.
“Bantuan pupuk, benih dan Alsintan memang sangat membantu produksi kami. Tak kalah penting sekarang adalah serapan gabah dengan harga HPP oleh Bulog harus segera dilakukan agar petani makin semangat menanam padi untuk swasembada pangan," tegasnya.
Harga gabah yang terus anjlok di tingkat petani menjadi persoalan yang mendesak dan harus segera diatasi oleh intervensi Kementan dan Bulog agar HPP ditaati oleh semua pihak terkait. [titin/timhumas smkppn sembawa]
Ogan Ilir of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.