Petani Kedelai Dapat Insentif Harga

Indonesian Govt Providing Price Incentives to Soybean Farmers

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Petani Kedelai Dapat Insentif Harga
Wamentan Rusman Heriawan panen kedelai di Grobogan, Jawa Tengah (Foto: Heri/Kementan)

Jakarta (B2B) - Pemerintah memberikan insentif kepada para petani kedelai melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 84/M-DAG/PER/12/2013 tentang Penetapan Harga Pembelian Kedelai Petani dalam Rangka Pengamanan Harga Kedelai di Tingkat Petani.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, insentif harga diberikan dalam bentuk penetapan harga beli petani (HBP) kedelai yang ditentukan dengan mempertimbangkan biaya usaha tani kedelai, dampak terhadap tingkat inflasi dan keuntungan petani.

"HBP Kedelai merupakan harga acuan pembelian kedelai di tingkat petani yang ditetapkan setiap tiga bulan sekali," katanya di Jakarta, Rabu (8/1).

Kebijakan tersebut diambil untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor kedelai, dimana produksi perlu didorong dengan cara memberikan insentif melalui kebijakan harga di tingkat petani.

"Dengan begitu, para petani akan terdorong untuk menanam kedelai sehingga produksi kedelai diharapkan akan ada peningkatan," ujarnya.

Menurut dia, saat ini kebutuhan kedelai nasional masih cukup besar namun memiliki ketergantungan terhadap impor yang masih cukup tinggi sekitar 60 persen hingga 70 persen. Peraturan tersebut diterbitkan pada 31 Desember 2013 dan menetapkan HBP sebesar Rp 7.500 per kilogram dan berlaku untuk periode Januari hingga Maret 2014.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina mengatakan, kenaikan HBP Kedelai dari Rp 7.400 per kilogram menjadi Rp 7.500 per kilogram tersebut memiliki beberapa pertimbangan. Diantaranya, kenaikan jumlah dan harga benih, jumlah dan harga pupuk, serta produktivitas kedelai per hektare.

Sejak HBP Kedelai ditetapkan, Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa langkah tersebut telah mendorong peningkatan produktivitas tanaman kedelai.

Hal tersebut diperkuat dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa produktivitas tanaman kedelai secara nasional pada periode September hingga Desember 2013 sebesar 15,69 Ku per hektare (ha) mengalami peningkatan 15,8 persen jika dibandingkan produktivitas periode Mei hingga Agustus 2013 sebesar 13,55 Ku per hektar.

Jakarta (B2B) -  In a bid to boost domestic production, the Indonesian government is offering price incentives to soybean farmers, stated Trade Minister Gita Wirjawan. Under the Trade Ministrys Regulation No. 84/M-DAG/PER/12/2013, the soybean purchasing price is subject to a quarterly review.

"The price incentives come in the form of the soybean purchasing price set by taking into consideration the soybean growers production costs, impact (of soybean price hike) on inflation rate, and the soybean growers profits," he told in a press statement released on Wednesday.

The minister added that the policy was adopted to decrease the dependence on imported soybean by providing farmers with price incentives to boost domestic production.

"Through this incentive, the farmers will be encouraged to grow soybean, and thereby increase the domestic soybean production," he claimed.

He explained that currently, the nation relied on imports to fulfill 60 to 70 percent of its soybean requirements.

Under the regulation dated December 31, 2013, the price of soybean bought from farmers is set at Rp7.5 thousand per kg for the period of January-March 2014.

Director General of Domestic Trade Srie Agustina emphasized that the soybean purchasing price had been raised from Rp7.4 thousand to Rp7.5 thousand per kg, partially due to the rising prices of soybean seeds and fertilizers, and the increasing productivity of soybean fields.

Since the policy was implemented, there has been an increase in the yield of soybean fields, she added.

According to the Central Statistics Agency (BPS), the nationwide productivity of soybean fields from September to December 2013 increased to 1.569 tons/ha from 1.355 tons/ha in the May-August period, thereby showing a rise of 15.8 percent.