Gencarkan Pompanisasi, Kementan Ajak Generasi Muda Jaga Ketahanan Pangan
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Banyuasin, Sumsel [B2B] - Perubahan iklim, kekeringan, dan distribusi air yang tidak merata karena sistem pengairan tradisional yang ada seringkali tidak memadai, karena bergantung pada kondisi cuaca yang dipicu oleh dampak fenomena El Nino.
Untuk menekan kondisi tersebut saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus berupaya mengambil langkah proaktif untuk menggenjot produksi pangan guna mewujudkan ketahanan pangan melalui program Pompanisasi.
Program Pompanisasi adalah program irigasi sawah dengan menggunakan sistem pipa yang terpasang dari sungai serta air tanah ke sawah-sawah yang akan sangat berguna untuk memastikan ketersediaan air di musim kering.
Pompanisasi memungkinkan petani untuk melakukan irigasi tambahan saat diperlukan, menghindari kekurangan air pada tanaman, meningkatkan kesuburan tanah, dan menjaga kualitas hasil panen. Ini sangat penting dalam menjaga ketersediaan pangan yang dampaknya pada stabilitas harga di pasar.
Selaras dengan hal tersebut Menteri Pertanian Menta, Andi Amran Sulaiman, mengatakan program pompanisasi adalah satu-satunya solusi cepat dalam mengatasi dampak El Nino dan juga kekeringan yang diperkirakan akan berlangsung panjang.
"Kenapa kita pasang pompa air? Karena ini adalah solusi cepat. Hari ini kita pompa, hari ini kita bisa tanam karena kalau kita cetak sawah itu butuh waktu lama," katanya.
Mentan berharap upaya ini tidak hanya mengatasi kekurangan dan pasokan air di musim kering saja, akan tetapi juga meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman (IP) di musim yang akan datang sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani secara cepat.
"Harapan kita ke depan, mari kita sinergi, mari kita kolaborasi untuk negeri yang kita cintai. Karena mimpi besar kita ke depan adalah mencukupi beras dalam negeri, bahkan syukur-syukur bisa kita memberi, membantu saudara-saudara kita yang kelaparan di negara lain," jelasnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan Kementan terus memprioritaskan berbagai program dan kegiatan yang mendukung ketahanan pangan dalam negeri. Dijelaskannya, saat ini fokus Kementan adalah mewujudkan akselerasi peningkatan produksi dan produktivitas pangan agar mampu swasembada.
Petani dan penyuluh pertanian adalah aktor utama dalam peningkatan produksi padi nasional dengan cara Perluasan Areal Tanam (PAT) sehingga luas panen bertambah serta meningkatkan produksi padi.
"Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan pemerintah yang secara konsisten menyediakan fasilitas dan teknologi yang diperlukan oleh para petani. Program pompanisasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani di berbagai daerah," katanya.
Pemerintah juga telah memberikan dukungan berupa subsidi dan pelatihan yang membantu para petani dalam mengoperasikan teknologi pompa dengan lebih efisien,” tuturnya.
Dalam upaya mensukseskan program ketahanan pangan, SMK PP Negeri Sembawa menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) volume 5 edisi 31 dengan mengangkat tema “Sinergi Kawal Pompanisasi mewujudkan Ketahanan Pangan melalui Kolaborasi” yang berlangsung secara daring melalui Aplikasi Zoom dan Live Streaming Youtube, Sabtu (31/08/2024).
Kepala SMK PP Negeri Sembawa, Yudi Astoni yang juga turut memberikan sambutan mengajak seluruh peserta menyukseskan ketahanan pangan melalui program pompanisasi antisipatif dampak dari El Nino.
“Mentan tak henti mengajak petani untuk meninggaktkn pertanian dgn berbagai cara melalui oplah dan pompanisasi. Untuk melaksanakan PAT dan pompanisasi membutuhkan sinergi yakni sumsel melalui petani, dinas pemprov dan kabupaten, TNI dan siswa, sinergi ini diharapkan dapat mempercepat perluasan areal tanam secara cepat," tegas Yudi.
"BPPSDMP Kementan selalu melakukan inovasi dalam hal pertanian yang dalam hal ini melakukan MAF yang diharapkan dapat berjalan lancar, serta para peserta dapat berdiskusi, bertukar gagasan serta mengambil ilmu dari para narasumber yang hadir," tutur Yudi.
Webinar MAF kali ini dihadiri lebih dari seribu partisipan yang menghadirkan 3 pemateri yang sangat luar biasa yakni Sahrul (Kepala Dinas Ketahanan Pangan TPH Kab OKI), Letkol Inf Yontri Bhakti (Komandan Kodim 0402/OKI-OI) serta Kasnedi (Ketua Kelompok Tani Kec Jejawi OKI).
Sahrul mengatakan bahwa Kegiatan Optimasi Lahan Rawa merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sawah di lahan rawa melalui perbaikan infrastruktur tata lahan dan air untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP).
Ada beberapa permasalahan kegiatan Optimasi Lahan (Oplah) di tahun 2024 yakni terdapat lokasi kegiatan optimasi lahan yang dapat dilaksanakan konstruksi menunggu panen sekitar bulan September – Oktober sehingga alat berat tidak bisa masuk ke lokasi kegiatan, sebagian besar lokasi kegiatan optimasi lahan mengalami perubahan dari SID menyesuaikan Kebutuhan Kelompok Tani, Terdapat penolakan dari pemilik lahan yang lahan sawahnya terkena pekerjaan konstruksi seperti Normalisasi Saluran dan Tanggul, serta Kekurangan Kebutuhan Alsintan berupa Traktor roda 2 dan 4 untuk mengolah tanah,” tuturnya.
Yontri Bhakti juga menuturkan pompanisasi adalah program masa depan bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai negara terkuat di dunia sehingga ke depan tidak perlu impor lagi hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Petani merupakan salah satu subjek yang dimuliakan sehingga dengan berbagai masalah yang dihadapi petani yang tentunya tak lepas dari perhatian dari berbagai pihak baik itu Pemda, TNI serta apparat terkait yang tentunya akan menghasilkan irigasi / pengairan persawahan baik, tersedia sumur bor bila musim kering,memiliki pompa baik sedot maupun buang, tersedianya pupuk, dolomit, memiliki alsintan yang memadai, memiliki modal pengolahan lahan,” tuturnya.
Selaras dengan hal itu, Kasnedi juga menyebutkan Pentingnya irigasi dalam pertanian sehingga petani sering menghadapi kendala terkait akses air. Sehingga program pompanisasi ini tentunya memiliki banyak manfaat bagi petani yakni Akses air yang lebih mudah dan stabil, Peningkatan hasil panen, Efisiensi waktu dan tenaga serta Mengurangi risiko gagal panen.
"Selain itu juga tentunya berdampak positif dalam ekonomi bagi petani yakni Peningkatan pendapatan petani, Pengurangan biaya operasional serta Kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional, ”ujarnya.
Plt. Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Inneke Kusumawaty yang memberikan closing statement dalam kegiatan MAF ini. Inneke Kusumawaty mengatakan peran generasi Muda sangat penting dan diharapkan akan menjadi contoh nyata bagi pemuda lainnya dalam hal kemandirian bertani atau berwirausaha di sektor pertanian.
Ada beberapa Langkah untuk dapat mengantisipasi darurat pangan yaitu peningkatan percepatan produksi padi melalui Oplah, penggunaan pompanisasi di lahan, Pengolahan lahan dengan bantuan alat dan mesin pertanian,” tuturnya.
“Salah satu program untuk mendukung ketahanan pangan untuk dapat mengoptimalisasi lahan dimusim kering yakni melalui pompanisasi. Tentunya Program tersebut memiliki banyak manfaat yakni eningkatkan produktivitas, Menstabilkan produksi, Menghemat biaya produksi serta Melindungi lingkungan selain itu juga membutuhkan keterlibatan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh, TNI dan petani khususnya petani muda. petani muda memiliki peran krusial dalam menjaga ketahanan pangan global, khususnya di tengah tantangan perubahan iklim dan penurunan produktivitas lahan pertanian,” ujarnya. [titin/timhumas smkppnsembawa]
Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural
vocational education in Indonesia such as the the Agricultural
Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture
Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial
entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support
Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry
seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian
Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s
commitment to developing agriculture, especially in the development of
advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The
goal is to increase the income of farming families and ensure national
food security. Farmer regeneration is a commitment that we must
immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through
vocational education, we connect campuses with industry so that
Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things,"
Sulaiman said.