Pengairan CSA, Petani Pinrang Terapkan Sistem Basah Kering AWD bagi Padi Sawah

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Pengairan CSA, Petani Pinrang Terapkan Sistem Basah Kering AWD bagi Padi Sawah
SIMURP KEMENTAN: Tenaga pendamping SIMURP Kementan mengurai metode penerapan Alternate Wetting and Drying [AWD] pada Rembug Tani Scalling Up keempat di Desa Siwolong Polong, Kecamatan Mattiro, Pinrang di kediaman Ketua Kelompok Tani [Poktan] Dara Kapa IV.

Pinrang, Sulsel [B2B] - Sejumlah petani Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan di Desa Siwolong Polong, Kecamatan Mattiro antusias mengikuti Rembug Tani Scalling Up keempat, belum lama ini, yang digelar Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP].

Topik utamanya, pengelolaan air efektif dan efisien dari Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] berupa penerapan Alternate Wetting and Drying [AWD] yang mampu menghemat penggunaan air hingga 20% tanpa menurunkan hasil panen dari budidaya padi sawah.

Secara umum, AWD berupa Pengairan Sistem Basah Kering, pengembangan dari intermitten [terputus-putus], dengan alat bantu sederhana berupa paralon atau bambu yang dibenamkan ke dalam tanah. Fungsinya, mengatur pemberian air sesuai kebutuhan tanaman padi melalui alternasi genangan air [flooded] dan non genangan air berdasarkan fase pertumbuhan tanaman.

Upaya Kementan bersama SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada jajarannya untuk mengantisipasi musim kemarau ekstrim [El Nino] diperkirakan mencapai puncakmya Agustus 2023.

"Penyuluh dampingi petani dan menyiapkan sumber pengairan baik dari sumur bor maupun aliran irigasi," katanya.

Menghadapi El Nino, Mentan Syahrul, menginstruksikan jajaran Kementan berada di lapangan membantu para petani yang kesulitan seraya meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi yang meminta para penyuluh bergerak serentak mendampingi dan mengawal petani di lapangan.

"Sampaikan pada petani, apa itu perubahan iklim dan cuaca ekstrim agar petani tahu dan mengimplementasikan berbagai upaya antisipasi menghadapi El Nino," katanya.

Dedi Nursyamsi mengingatkan tentang ketersediaan air sudah berkurang, kebutuhan lebih banyak ketimbang ketersediaan maka kita harus efisien menggunakannya dalam penggunaannya, jangan terbuang banyak.

"Kementan akan membantu perbaikan irigasi sesuai tupoksi, agar air bisa tersedia dan mengaliri sawah agar tetap berproduksi," tegas Dedi Nursyamsi.

Pertemuan  Rembug Tani Scalling Up keempat di Desa Siwolong Polong, Kecamatan Mattiro, Pinrang berlangsung di kediaman Ketua Kelompok Tani [Poktan] Dara Kapa IV. Hadir Koordinator dan para penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Mattiro Sompe mendampingi petani dari Poktan Dara Kapa III dan IV.

Inovasi Alternate Wetting and Drying [AWD] merupakan bagian dari teknologi CSA yang diusung SIMURP mampu menghemat air hingga 20% tanpa menurunkan hasil panen.

Pengairan basah kering dapat dimulai tujuh hingga 10 hari setelah tanam [hst] untuk tanaman sebar benih langsung [Tabela], tanaman padi setinggi sekitar 10 cm hingga stadia bunting.

Apabila terdapat banyak gulma, petakan sawah perlu digenangi setinggi lima cm selama 10 hingga 20 hari sampai pertumbuhan gulma tertekan rendaman air. [timsimurpkementan]

Pinrang of South Sulawesi [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.