Pemupukan Berimbang, Penyuluh CSA Sosialisasi Bikin Pupuk Tricho Kompos

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : Taswin Bahar
Translator : Novita Cahyadi


Pemupukan Berimbang, Penyuluh CSA Sosialisasi Bikin Pupuk Tricho Kompos
PROGRAM SIMURP: Koordinator BPP Ayah, Sugeng Haryadi melaporkan petani antusias mengikuti pelatihan ditandai banyak pertanyaan dari keingintahuan petani terhadap pupuk organik, khususnya tricho kompos.

Kebumen, Jateng [B2B] - Praktik pembuatan pupuk organik, Tricho Kompos menjadi topik utama pertemuan rutin yang digelar oleh Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Kecamatan Ayah di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah bagi kelompok tani [Poktan] di wilayah binaannya, seperti berlangsung di Balai Desa Argopeni yang diikuti sejumlah petani dari Poktan Sugeng Makaryo.

Kegiatan pelatihan diinisiasi oleh Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Kecamatan Ayah. Digelar atas dukungan Kementerian Pertanian RI bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] pada petani di lokasi kegiatan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] di Kecamatan Ayah, salah satu dari 20 kecamatan yang menjadi lokasi kegiatan CSA.

Sosialisasi dan praktik pembuatan kompos dari jerami sejalan upaya Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang meminta petani didampingi penyuluh menggunakan pupuk organik, sebagai solusi keterbatasan pupuk bersubsidi.

"Pupuk organik harus menjadi bagian. Selalu saja petani terbiasa pada pupuk kimia bersubsidi. Bukan langka tapi kurang, oleh karena itu tidak semua harus dengan pupuk anorganik atau kimia," katanya.

Seruan serupa dikemukakan Pelaksana Tugas [Plt] Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi agar petani menerapkan pemupukan berimbang.

"Pemberian pupuk sesuai yang diminta tanah dan tanaman, bukan pemberian pupuk sesuai keinginan petani. Pupuk bagi tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura itu berbeda. Kita harus tahu dan faham berapa banyak pupuk diminta tanaman dan tanah," katanya.

Koordinator BPP Ayah, Sugeng Haryadi melaporkan petani antusias mengikuti pelatihan ditandai banyak pertanyaan dari keingintahuan petani terhadap pupuk organik, khususnya tricho kompos.

"Tricho Kompos merupakan salah satu bentuk pupuk organik kompos yang mengandung cendawan antagonis Trichoderma sp. Semua bahan organik dalam proses pengomposannya ditambahkan trichoderma," katanya.

Trichoderma, kata Sugeng Haryadi, berfungsi sebagai dekomposer bahan organik sekaligus pengendali OPT penyakit tular tanah seperti sclerotium sp, phytium sp, fusarium sp, phytoptora sp, dan rhizoctonia sp.

"Pertemuan rutin tersebut, ini sebagai upaya melanjutkan kegiatan SIMURP yang berlangsung pada 2022 dan 2023. Pemberian pupuk Tricho kompos pada tanah banyak manfaatnya," ungkapnya lagi.

Dia pun mengajak peserta pertemuan untuk mengikuti kegiatan praktik. Langkah-langkah pembuatan pupuk Tricho Kompos yaitu dengan mempersiapkan alat dan bahan-bahan yakni starter jamur trichoderma sp 250 gram/1 liter air;     serbuk gergaji, arang sekam, daun-daun kering, sisa sayuran maupun bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk membuat kompos.

Siapkan pula pupuk kendang dari ternak sapi, kambing atau ayam 100 kg; dedak halus dua kg; gula merah setengah kilo atau tetes tebu 0,1 liter; kapur dolomit secukupnya; gembor atau sprayer penyiram air; cangkul; EM4 0,1 liter; air secukupnya dan terpal.

Cara Pembuatan
Sugeng Haryadi pun mendampingi petani membuat pupuk Tricho Kompos.

Cara pembuatan adalah sebagai berikut:
1. Campurkan bahan pupuk kompos dan pupuk kandang dan aduk sampai rata
2. Ratakan di atas tanah dengan ketebalan 20 cm
3. Taburkan dedak halus
4. Taburkan kapur dolomit di atasnya
5. Larutkan gula merah/tetes tebu dan EM4 dengan 10 liter air lalu aduk hingga rata.
6. Siramkan merata larutan EM4 dengan gula merah/tetes tebu di atas campuran pupuk kompos dan pupuk kendang menggunakan gembor.
7. Aduk-aduk menggunakan cangkul sampai merata.
8. Tutup rapat menggunakan plastik atau terpal selama tujuh hari.
9. Setelah tujuh hari plastik penutup dibuka, masukkan biang/bibit Trichoderma sp sebanyak 250 gram lalu aduk lagi.
10. Tutup kembali plastik penutup dan biarkan kurang lebih 21 hari.
11. Setelah 21 hari, jamur Trichoderma sp sudah tumbuh, ditandai dengan munculnya benang halus berwarna putih pada media kompos dan itulah yang dimaksud dengan pupuk Tricho kompos dan siap digunakan.

Aplikasi pupuk Tricho kompos pada tanaman, dengan cara:
1. Taburkan secara merata pada lahan sebelum ditanam, sebagai pupuk dasar.
2. Taburkan secukupnya pada lubang tanam dan ditutup dengan tanah.

“Saya sangat senang mengikuti praktik pembuatan pupuk Tricho Kompos, karena pembuatannya mudah dan bahan-bahan yang digunakan ada di sekitar tempat tinggal saya serta mudah didapat," kata Jamunudin, anggota Poktan Sugeng Makaryo. [timsimurpkementan]

Kebumen of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 24 districts in 10 provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.