Kementan Gandeng UnHan, Sinergi Polbangtan dan Fakultas Logistik Militer
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Agriculture Ministry
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta [B2B] - Ketersediaan pangan adalah komponen vital bagi pertahanan dan keamanan suatu negara. Tentara di seluruh dunia turut menangani pangan mengingat pentingnya pangan dalam kondisi perang. Di masa damai, pangan menjadi penentu stabilitas suatu negara, sebagai bagian dari konsep Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta [Sishankamrata].
Latar belakang tersebut mendasari kerjasama antara Kementerian Pertanian RI dan Universitas Pertahanan [UnHan] guna mengembangkan sinergitas Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] dengan Fakultas Logistik Militer UnHan.
Kerjasama yang tertuang pada Memoranda Kesepahaman [MoU] Kementan diteken oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi dan Rektor UnHan, Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian di Jakarta, Jumat [28/10] disaksikan Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti.
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa penandatanganan MoU tersebut merupakan kesepahaman untuk membangun SDM pertanian Indonesia agar menjadi ´pendekar´ pertanian ke depan.
“Ke depan, alat negara itu petani, karena pangan menjadi komponen penting keamanan pertahanan Indonesia,” katanya.
Penandatanganan kerjasama bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda setiap 28 Oktober, memberi pesan dan semangat tentang peran petani milenial yang dikembangkan Kementan mendukung konsep Sishankamrata.
Langkah tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa negara akan bermasalah apabila ketahanan pangannya bermasalah.
“Kekuatan apa pun yang kita miliki tidak bisa menjaga negara dengan baik, kalau ketahanan pangan kita bersoal,” katanya.
Menurut Mentan, kekuatan lain akan hanya punya peran dan fungsi yang kuat kalau ketahanan pangannya berjalan dengan baik. Peranan ketahanan pangan dan kekuatan negara dalam menyiapkan makanan rakyat Indonesia.
"Saya yakin bahwa Indonesia sebagai negara yang besar memiliki kekuatan karena didukung sumber daya alam seperti pantai, dataran rendah, bukit, dan gunung yang memiliki potensi untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan kerjasama BPPSDMP dengan Kementan terkait beberapa hal seperti penyediaan data dan informasi, inovasi teknologi, pembangunan SDM pertanian khususnya dalam hal pendidikan vokasi, serta dalam hal publikasi penelitian/pengembangan dan pengabdian masyarakat.
“Kami juga bekerjasama saling sharing pemanfaatan fasilitas. Kami dari Polbangtan bisa memanfaatkan sarana prasarana Unhan, begitu pula sebaliknya, terutama yang terkait denga on farm,” kata Dedi.
Sementara Rektor UnHan Laksdya TNI Prof Amarulla Octavian menyampaikan dengan adanya kerjasama ini maka apa yang menjadi cita-cita dalam upaya memperkuat sektor ketahanan pangan akan terwujud.
“Dalam waktu yang tidak terlalu lama Indonesia bisa mandiri pangan, jadi kita betul-betul bisa tidak tergantung impor,” katanya.
Amarulla mengatakan pada 2021, UnHan diinstruksikan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto untuk membentuk Fakultas Logistik Militer. Hal ini dilatarbelakangi pentingnya logistik/pangan pada kondisi perang maupun damai.
“Tentara di seluruh dunia juga bertanggung jawab untuk menangani pangan,” tegasnya.
Menurut Amarulla, dalam konsep Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta [Sishankamrata] memberi amanah bagi setiap daerah harus mampu memproduksi pangan, terutama untuk daerah kering/gersang yang banyak terdapat di Indonesia bagian Tengah dan Timur.
“Karena itu melalui Fakultas Logistik Militer yang berlokasi di Atambua, nantinya daerah-daerah yang tandus, kita upayakan untuk bisa produksi pangan,” katanya.
Guna pengembangan pertanian di lahan kering yang menjadi salah satu konsentrasi Fakultas Logistik Militer, Unhan melakukan studi banding ke negara yang mengembangkan pertanian di lahan kering seperti Nigeria dan Uni Emirat Arab.
Amarullah menyampaikan, konsep dari Fakultas Logisitik Militer Unhan tidak hanya pada sektor pertanian juga subsektor peternakan, perkebunan dan perikanan.
Terkait dengan pupuk, Amarulla mengaku sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo buntuk mengantisipasi permasalahan pupuk, Unhan berupaya menciptakan sumber-sumber pupuk baru untuk pertanian. [Mya]
Jakarta [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.