Perdana di ASEAN, Barantin lakukan Pertukaran Sertifikat Elektronik dengan Selandia Baru

The Indonesian Quarantine Agency Collaborates Electronic Certificates with New Zealand

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Perdana di ASEAN, Barantin lakukan Pertukaran Sertifikat Elektronik dengan Selandia Baru
BARANTIN: Badan Karantina Indonesia [Barantin] Sahat M Panggabean [duduk kanan] menandatangani pertukaran Sertifikat Karantina Elektronik dengan pimpinan Badan Karantina Selandia Baru di Auckland.

Auckland, Selandia Baru [B2B] - Badan Karantina Indonesia [Barantin] terus berupaya melakukan pertukaran Sertifikat Karantina Elektronik dengan sejumlah mitra dagang Indonesia di antaranya Selandia Baru. Indonesia merupakan negara ASEAN pertama dalam pertukaran Sertifikat Karantina Elektronik dengan Selandia Baru.

“Barantin sebagai salah satu institusi yang bertugas untuk melindungi kesehatan hewan, ikan dan tumbuhan memiliki kepentingan prioritas untuk mendukung fasilitasi perdagangan dengan implementasi mekanisme pre-border, border dan post border,” kata Kepala Barantin, Sahat M Panggabean di Auckland, Selandia Baru pada Selasa pekan lalu [9/7].

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Sanitari dan Fitosanitari dan Penerapan Sertifikat Elektronik antara Indonesia dan Selandia Baru berlangsung di kantor Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru.

Sahat M Panggabean mengatakan dengan komitmen untuk menjalankan tugas tersebut, Barantin melakukan kerjasama Sanitari dan Fitosanitari dan Penerapan Pertukaran Sertifikat Elektronik dengan Selandia Baru.

"Pertukaran sertifikat elektronik bertujuan mencegah pemalsuan dokumen dalam proses karantina atau quarantine clearance yang berdampak langsung pada penurunan waktu tunggu kapal atau dwelling time," katanya. 

Dengan pertukaran sertifikat secara elektronik, ungkap Sahat M Panggabean, akan mempermudah arus barang keluar dan masuk ke Indonesia dan Selandia Baru.

Berdasarkan data ekspor dan impor produk hewan, ikan dan tumbuhan yang tercatat pada Sistem Sertifikasi Elektronik Barantin pada 2023, fasilitasi ekspor Indonesia ke Selandia Baru berupa produk hewan sebanyak 21,50 ton, ikan hidup  35.546 ekor, produk perikanan 417,51 ton dan produk  tumbuhan 1.070.717,46 ton. 

Sedangkan impor hewan, ikan dan tumbuhan dari Selandia Baru ke Indonesia pada 2023 yakni hewan hidup 154.076,00 ekor, produk hewan 285.200,81 ton, produk perikanan 34,43 ton dan produk tumbuhan 63.807,05 ton.

Sahat M Panggabean menambahkan ruang lingkup kerjasama yang disepakati Indonesia dan Selandia Baru saat ini meliputi bidang pertukaran regulasi SPS, pertukaran sertifikat elektronik, percepatan pengeluaran barang di perbatasan dan kerjasama untuk mitigasi risiko.

Ruang lingkup kerjasama juga mencakup perlakuan karantina dan sistem sertifikasi, sistem monitoring, surveilans dan kesiapsiagaan dini untuk kasus-kasus penyakit, sistem respon dan investigasi wabah serta penguatan kapasitas sumber daya manusia dan juga laboratorium.

“Barantin berharap dengan implementasi berbagai lingkup kerjasama yang sudah disepakati tersebut lebih memperlancar hubungan bilateral kedua negara, meminimalisasi hambatan perdagangan dan mendukung fasiltasi perdagangan,” kata Sahat M Panggabean. [timhumas/barantin]

Auckland of New Zealand [B2B] - The Indonesian Quarantine Agency known as the Barantin exchanged Electronic Quarantine Certificates with a number of Indonesian trading partners, including New Zealand. Indonesia is the first ASEAN country to exchange Electronic Quarantine Certificates with New Zealand.

"Barantin as one of the institutions tasked with protecting the health of animals, fish and plants has priority interests in Indonesia to support trade facilitation by implementing pre-border, border and post border mechanisms," said the Head of Barantin, Sahat M Panggabean here on Tuesday last week.

Signing of the Sanitary and Phytosanitary Cooperation Agreement and Implementation of Electronic Certificates between Indonesia and New Zealand at the New Zealand Ministry of Foreign Affairs and Trade office.

Sahat M Panggabean said that with a commitment to carrying out this task, Barantin carried out Sanitary and Phytosanitary cooperation and the Implementation of Electronic Certificate Exchange with New Zealand.

"The electronic certificate exchange aims to prevent document falsification during the quarantine clearance process which has an impact on dwelling time," he said.

The impact of electronic certificate exchange, said Panggabean, will make it easier for goods to enter and exit Indonesia and New Zealand.

Based on data on exports and imports of animal, fish and plant products recorded in the Electronic Certification System in 2023, Indonesia´s export facilitation to New Zealand is in the form of 21.50 tons of animal products, 35,546 tons of live fish, 417.51 ??tons of fishery products and plant products 1,070,717.46 tons.

Meanwhile, imports of animals, fish and plants from New Zealand to Indonesia in 2023 will amount to 154,076.00 live animals, 285,200.81 tonnes of animal products, 34.43 tonnes of fishery products and 63,807.05 tonnes of plant products.