Berdampak Positif, Teknologi CSA Tingkatkan Produktivitas Pertanian Kalteng

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Berdampak Positif, Teknologi CSA Tingkatkan Produktivitas Pertanian Kalteng
SIMURP KEMENTAN: Kementan bersama SIMURP menggelar kegiatan Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan Kegiatan SIMURP 2023 di Sampit, yang dihadiri pengelola SIMURP provinsi [PPIU], tingkat kabupaten [KPIU] hingga tingkat kecamatan [BPP], kelompok tani dan Gapoktan pelaksana Demplot Inti/Scalling Up berjumlah 25 orang.

Sampit, Kalteng [B2B] - Teknologi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] yang diusung Kementerian Pertanian RI melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] diakui berdampak positif bagi pertanian Provinsi Kalimantan Tengah [Kalteng] khususnya Kabupaten Katingan.

Dampak positif teknologi CSA dari SIMURP diakui Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Pemprov Kalteng, Sunarti pada Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan Kegiatan SIMURP 2023 yang digelar dua hari, 11 - 12 Juli 2023 di Sampit.

"Program SIMURP harus mampu membantu meningkatkan produktivitas padi di sentra produksi Katingan Kuala," kata Sunarti seperti dikutip PPK SIMURP saat membuka pertemuan koordinasi Komponen A di Vivo Resto Hotel Sampit pada Selasa [11/7].

Upaya CSA dari SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa sumber air di lahan pertanian sudah dibangun pemerintah seperti embung, dam, parit, dan irigasi perpipaan/perpompaan.

"Menghadapi musim kemarau panjang atau El Nino yang diprediksi mulai Juli hingga September 2023, Kementan mengimbau dinas pertanian provinsi serta kabupaten dan kota memanfaatkan sumber air yang ada," katanya.

Sumber air di lahan pertanian, kata Mentan Syahrul, yang dibangun pemerintah memang untuk mengantisipasi kekeringan maka petani didampingi penyuluh harus mampu menghemat penggunaan air, seperti menerapkan teknologi CSA dalam hal penghematan air pertanian.

Hal senada dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa petani dan penyuluh menerapkan dan mengembangkan CSA melalui Program SIMURP untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim global.

"Indonesia diperkirakan akan mengalami kemarau panjang. Para penyuluh dan petani harus segera melakukan percepatan tanam agar di sisa musim hujan ini petani masih bisa panen," kata Dedi Nursyamsi.

Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi lintas kementerian dan lembaga yang melibatkan Kementan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas], Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] dan Kementerian Dalam Negeri [Kemendagri] dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai [DAS].

Pertemuan Komponen A
Kegiatan Pertemuan Komponen A di Sampit menyimpulkan bahwa teknologi CSA yang dilaksanakan berdampak positif bagi petani, provitas dan produksi meningkat; pengurangan penggunaan pupuk pupuk kimia dan menambah pupuk hayati ternyata mengurangi pengeluaran petani  akan tetapi tidak mengurangi provitas hasil.

Petugas pendamping dan pengawal Demplot teknologi CSA menyatakan bahwa CSA terbukti berhasil menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca [GRK] hal ini dikuatkan dengan hasil uji emisi di laboratorium yg berwenang.

Penggunaan teknologi CSA pada jarak tanam Jajar Legowo terbukti meningkatkan provitas hasil padi di lokasi Demplot CSA. Ditunjang kondisi fase vegetatif dan fase generatif  pertanaman demplot CSA cukup baik, dan sejumlah lokasi Demplot akan panen pada akhir Juli dan awal Agustus 2023.

Ketua KWT Cendrawasih menyampaikan perkembangan positif usaha pengolahan hasil, hal ini tampak pada omset KWT yang terus meningkat setiap tahunnya.

Kendati demikian, harus diakui perkembangan Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] Satrya Tani belum begitu baik, bidang usaha yang dilaksanakan belum mampu memberikan kontribusi bagi kas KEP, yang akan terus diupayakan peningkatannya ke depan.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya mengatakan lokasi kegiatan Program SIMURP tersebar pada 24 kabupaten di 10 provinsi yang merupakan daerah irigasi maupun daerah rawa di antaranya Provinsi Sumatera Utara di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai; Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin di Sumatera Selatan.

Pulau Jawa meliputi Kabupaten Cirebon, Indramayu, Karawang, Subang di Jawa Barat; tujuh kabupaten di Jawa Tengah yakni Banjarnegara, Purbalingga, Purworejo, Grobogan, Demak, Kebumen, Brebes; dan Kabupaten Jember di Jawa Timur.

Sementara di Kalimantan hanya Kabupaten Katingan di Kalimantan Tengah; wilayah Sulawesi di Kabupaten Takalar, Bone, Pangkep, Pinrang; Konawe di Sulawesi Selatan; Kabupaten Konawe di Sulawesi Tenggara; Kabupaten Lombok Tengah di Nusa Tenggara Barat [NTB] dan Nagekeo di Nusa Tenggara Timur [NTT]. [timsimurpkementan]

Sampit of Central Borneo [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.