Polbangtan Malang Dukung Program MSIB Kawal Pertanian Modern di Ngawi Jatim
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Malang
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Ngawi, Jatim [B2B] - Mahasiswa/i Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] di Polbangtan Malang menjadi bagian dari 92 mahasiswa/i dari sejumlah perguruan tinggi yang berpartisipasi pada Program Magang Studi Independen Bersertifikat [MSIB] pada kerangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka [MBKM] dalam kegiatan pendampingan Pertanian Modern di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur.
Pelepasan 92 mahasiswa peserta Program MSIB dilakukan oleh Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana pada Senin [23/9] di Alun-alun Kabupaten Ngawi. Hadir perwakilan dari Kementerian Pertanian RI yakni Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan], Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Ngawi, Kodim 0805 Ngawi, mentor dan pendamping pertanian modern.
Kegiatan tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman tentang Program MSIB dalam kerangka MBKM merupakan salah satu upaya mendukung percepatan pemenuhan kebutuhan lahan tanam dan pengembangan SDM bidang pertanian.
"Diharapkan mahasiswa yang mengikuti Program MBKM-MSIB menguasai seluruh aspek pertanian, dari produksi hingga hilirisasi, untuk berkontribusi pada sembilan provinsi penyangga pangan nasional, dengan memberikan solusi jangka pendek maupun jangka panjang," katanya.
Mentan Amran menegaskan empat aspek partisipasi mahasiswa pada sektor pertanian. Pertama, MBKB-MSIB merupakan upaya mempercepat pemenuhan kebutuhan lahan tanam dan pengembangan SDM bidang pertanian.
"Kedua, membuat mahasiswa dapat menguasai aspek pertanian dari produksi hingga hilirisasi dengan kontribusi di sembilan provinsi penyangga pangan nasiona, dengan solusi jangka pendek dan panjang," ungkapnya.
Ketiga, kata Mentan, Program MBKM-MSIB merupakan persiapan karier yang komprehensif bagi mahasiswa dan mendorong pengembangan SDM bidang pertanian, serta didesain untuk mencari mahasiswa yang akan menjadi agen promosi sekaligus representasi politeknik lingkup Kementan.
"Keempat, Program MBKM-MSIB merupakan upaya Kementan untuk mendorong modernisasi sekaligus percepat pembangunan, mengembangkan SDM dan menyiapkan calon pemimpin di bidang pertanian di masa depan," kata Amran.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Idha Widi Arsanti tentang pentingnya peran teknologi dalam menarik minat generasi muda untuk terjun ke dalam bidang pertanian.
"MSIB dalam kebijakan MBKM merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang diharapkan mendorong keterlibatan generasi muda di sektor pertanian," kata Kabadan SDM yang akrab disapa Santi.
Kabadan Santi menekankan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku usaha pertanian, termasuk generasi muda,
diharapkan dapat membantu fasilitasi kebutuhan permodalan dan pengembangan keterampilan bagi generasi muda yang tertarik berkecimpung di sektor pertanian.
Polbangtan Malang
Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana pada 92 peserta Program MSIB-MBKM di Ngawi mengatakan bahwa pertanian modern merupakan kunci menghadapi tantangan pertanian di masa kini dan mendatang.
Udrayana mengingatkan, perubahan iklim, pertumbuhan populasi dan meningkatnya permintaan pasar adalah tantangan besar yang harus kita hadapi bersama. Peran mahasiswa mendampingi petani di lapangan sangat penting.
"Ini bukan hanya soal belajar, juga membangun sinergi antara pengetahuan akademis dan praktik nyata di lapangan.
Inilah kesempatan emas bagi kalian mengembangkan soft skill dan life skill," katanya.
Program pendampingan, ungkap Udrayana, memberikan kalian ruang untuk belajar langsung bersama para petani, membangun koneksi dengan para penyuluh dan menggali pengalaman berharga yang tidak di ruang kuliah.
"Saya berharap kalian aktif. Bukan hanya sebagai pengamat, tapi peserta aktif yang berkontribusi nyata dalam mendukung pertanian pada lima kecamatan di Kabupaten Ngawi. Jadilah agen perubahan yang membawa inovasi dan solusi bagi pertanian kita," katanya lagi.
Diketahui, Kabupaten Ngawi dikenal sebagai lumbung pangan Jawa Timur, memiliki potensi luar biasa dalam pengembangan pertanian berkelanjutan.
"Saya sangat mendukung sinergi yang tercipta antara semua pihak yang hadir di sini, baik dari sektor pendidikan, pemerintahan, militer maupun masyarakat tani. Mari kita wujudkan pertanian yang produktif juga ramah lingkungan, demi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional," kata Udrayana.
Atas nama Kementan, Udrayana mengapresiasi dukungan semua pihak yang telah berkontribusi menyukseskan Program MBKM-MSIB seraya berharap pendampingan pertanian modern memberi manfaat nyata bagi para petani, mahasiswa juga masyarakat luas.
"Semoga kerjasama ini terus berlanjut dan berkembang bagi kemajuan pertanian Indonesia," katanya lagi.
Kegiatan pelepasan ditandai penyematan atribut kepada para mahasiswa peserta MSIB sebagai simbol resmi dimulainya kegiatan pendampingan pertanian modern di Kabupaten Ngawi. [didit/timhumas polbangtanmalang]
Ngawi of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.