Program PKBM, Warehouse UPJA OKI Diresmikan Dirjen PSP Kementan

Indonesian`s Rental Agricultural Machinery is Managed by Young Farmers

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Program PKBM, Warehouse UPJA OKI Diresmikan Dirjen PSP Kementan
PERESMIAN UPJA OKI: Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy menyiramkan air ke traktor roda empat [TR4] sebagai bagian dari rangkaian kegiatan peresmian UPJA Widhatama di Kabupaten OKI [Foto: Humas Ditjen PSP]

Ogan Komering Ilir, Sumsel [B2B] - Pergudangan atau Warehouse dari unit pelayanan jasa alat dan mesin pertanian [UPJA] Widhatama di Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Love Jaya, Kabupaten Ogan Komelir Ilir [OKI] di Provinsi Sumatera Selatan diresmikan oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian - Kementerian Pertanian RI [PSP Kementan] Sarwo Edhy pada Jumat [18/10] setelah mendukung pembangunan Warehouse UPJA Widhatama sebesar Rp400 juta dan Alsintan yang diperbantukan juga senilai Rp400 juta.

Dirjen Sarwo Edhy mengatakan UPJA merupakan bagian dari pengembangan Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi [PKBM] untuk optimalisasi pemanfaatan alat mesin pertanian [Alsintan], menurunkan biaya produksi usahatani, meningkatkan produksi dan pendapatan petani serta meningkatkan minat kaum milenial dalam berusaha tani sehingga ada kemandirian pemanfaatan Alsintan dan manajemen UPJA dengan bisnis modern.

Sarwo Edhy mengungkapkan, Kementan sudah mengadakan kegiatan percontohan seperti ini di lima lokasi yang ditetapkan berdasarkan SK Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Nomor : 07.1/kpts/OT.050/8/01/2019 di lima kabupaten: Tuban di Jawa Timur, Sukoharjo [Jawa Tengah], Konawe Selatan [Sulawesi Tenggara], Barito Kuala [Kalimantan Selatan] dan Ogan Komering Ilir [Sumatera Selatan].

"Pemilihan lima lokasi percontohan tersebut ditentukan berdasarkan daerah-daerah sentra padi. Kelima warehouse ini berada di daerah penyangga pangan Provinsi masing-masing," kata Sarwo Edhy.

Dia menambahkan untuk pembangunan warehouse ini, pihaknya telah mengeluarkan anggaran Rp400 juta. Sementara Alsintan yang diperbantukan juga senilai Rp400 juta.

"Anggaran tersebut untuk please gudangnya saja. Karena untuk lahan bisa dari pemerintah daerah atau lahan hibah. Sementara untuk 2020, Kementan akan membangun lagi 10 warehouse di daerah-daerah sentra produksi lainnya," ungkap Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy berharap nanti percontohan ini bisa digunakan untuk desa-desa dan kecamatan lain di Kabupaten OKI. Dari hasil keuntungannya, diharapkan bisa dimanfaatkan untuk pengembangan lagi, seperti membeli Alsintan secara mandiri.

"Di sini ada ruang untuk menyimpan Alsintan. Kemudian ada juga ruang perbengkelannya," sebutnya.

Hal penting dari warehouse adalah penyediaan Pertamini atau pom pengisian bahan bakar sendiri. Sarwo Edhy mengaku tengah berkoordinasi dengan BP Migas agar warehouse-warehouse yang ada di seluruh Indonesia mendapat alokasi BBM bersubsdi. 

"Semua Alsintan yang ada mengisi BBM-nya di warehouse. Jangan ada lagi petani membawa traktor atau Alsintan lainnya ke SPBU," kata Sarwo Edhy.

Pengelolaan alsintan oleh UPJA/Poktan/Gapoktan kedepan diarahkan secara bisnis, untuk itu harus ada pengurus dalam UPJA/Poktan/gapoktan yang mau dan mampu mengelola pelayanan jasa alsintan secara professional. 

"Sekali lagi saya berharap bahwa dengan adanya bengkel Alsintan yang dikelola bersama oleh UPJA Widhatama ini dapat membantu dalam meningkatkan produksi dan usaha tani warga sekitar." pungkasnya.

Bupati OKI Iskandar mengatakan, daerah yang dipimpinnya saat ini sedang menargetkan produksi padi 1,3 juta ton pada 2020 sementara produksi padi di OKI mencapai 850 ribu ton.

Target tersebut akan ditempuh dengan mengerahkan segenap jajarannya untuk mengoptimalkan potensi agraris di daerah ini, termasuk mengoptimalkan penggunaan Alsintan bantuan dari Kementan.

“Kami punya lahan seluas 129.000 hektar yang bisa dikembangkan menjadi 150.000 ha dengan peningkatan produksi yang ada, kami optimistis bisa mencapai target 1 juta ton GKG (gabah kering giling),” katanya.

Bupati Iskandar mengapresiasi Kementan yang menjadikan OKI sebagai daerah percontohan untuk Program PKBM, seraya berjanji apabila percontohan ini berhasil, pihaknya akan mengalokasikan anggaran dari APBD untuk membangun warehouse-warehouse serupa di kecamatan lain.

"Dengan mekanisasi pertanian terbukti meningkatkan indeks pertanaman atau IP di OKI dari IP100 menjadi IP200. Kami sedang mengejar IP300. Dengan adanya Program PKBM yang dapat mengelola Alsintan lebih profesional, kami optimis target-target kami tercapai," katanya. [Sur]

Ogan Komering Ilir of South Sumatera [B2B] - Indonesian Agriculture Ministry expects agricultural machinery rental in the subdistrict or UPJA as job opportunities for youth in rural areas, which encouraged their interest in agricultural machinery or Alsintan technology agricultural machinery will make them the most teenagers to work hard to build their village so no need to go to town to find work because they are proud to work on UPJA, according to the senior official of agriculture ministry.