Kementan Apresiasi Ngawi sebagai Pelopor Pertanian Modern di Indonesia

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Malang

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kementan Apresiasi Ngawi sebagai Pelopor Pertanian Modern di Indonesia
POLBANGTAN MALANG: Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana [berdiri tengah] pada Rapat Evaluasi Program Pendampingan Pertanian Modern di Ngawi.

Ngawi, Jatim (B2B) - Kementerian Pertanian RI meyakini Pertanian Modern memperkuat upayanya dalam mencapai swasembada pangan. Pasalnya, program ini membawa teknologi mutakhir masuk ke sektor pertanian. 

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah terus mereformasi pertanian tradisional ke pertanian modern. Guna mendorong peningkatan produktivitas secara maksimal maka penggunaan teknologi dan mekanisasi pertanian harus terus dimasukkan agar biaya produksi turun secara signifikan. 

“Pertanian modern jauh lebih efisien dan mampu menekan biaya hingga 50 persen,” katanya.

Dalam kesempatan lain, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengambangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengajak generasi muda mengambil peran dalam pertanian modern dengan mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). 

Kabadan menyampaikan bahwa MBKM MSIB menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendorong keterlibatan generasi muda di sektor pertanian.

"Hal ini sejalan dengan upaya untuk menarik minat dan membangun kapasitas SDM pertanian yang lebih muda dan terampil, sehingga pertanian modern dapat diimplementasikan," katanya.

Dalam konsep pertanian modern ini, ungkap Santi, petani milenial ikut di dalamnya, dalam penggunaan dan pengelolaan alsintan -alat mesin pertanian”.

Sebagai salah satu dari sepuluh provinsi di Indonesia yang menjalankan program ini, Jawa Timur khususnya Kabupaten Ngawi terpilih sebagai pilot project pertanian modern. 

Program tersebut merupakan bagian dari misi Kementan untuk mendorong transformasi dari metode konvensional ke pertanian berbasis alat dan mesin pertanian (Alsintan) yang lebih efisien dan produktif.  

Pada rapat evaluasi Program Pendampingan Pertanian Modern yang berlangsung di Kurnia Convention Hall, Rabu (18/12) di Ngawi yang melibatkan 34 alumni Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) dan Politeknik Engineering Pertanian Indonesia (PEPI) serta 93 mahasiswa MISB dari 27 universitas di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat sambutan positif. 

Mereka berkontribusi langsung dalam pendampingan petani di lima kecamatan di Ngawi yakni Karangjati, Kwadungan, Geneng, Ngawi, dan Padas selama tiga bulan terakhir.  

Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udyrayana yang turut hadir dalam rapat tersebut, mengungkapkan bahwa misi khusus dari Kementan untuk mendukung pertanian modern sudah berjalan dengan baik. 

"Dari evaluasi ini semua kompetensi sudah tercapai berkat kolaborasi antara mentor, pendamping, penyuluh, dinas, dan petani Ngawi yang sangat welcome terhadap mahasiswa," katanya.

Udrayana menjelaskan, bahwa mahasiswa yang terlibat dalam program MSIB yang merupakan bagian dari Kampus Merdeka, telah melaksanakan kegiatan magang di lima kecamatan di Ngawi selama tiga bulan.  

"Selama tiga bulan, mahasiswa berkesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh di kampus, serta memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan pertanian di Ngawi," jelasnya.  

Menurut Udrayana, Ngawi telah lebih maju dalam bidang pertanian dibandingkan dengan sembilan provinsi lainnya yang terlibat dalam program tersebut.  

Selain itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi, Supardi menyebutkan bahwa program ini memberikan manfaat nyata bagi kelompok tani (Poktan) di Ngawi. 

"Para petani kini lebih memahami penggunaan alsintan serta mampu mengelola administrasi penyewaan melalui aplikasi digital," katanya.

Kelompok tani, menurut Supardi, merasa terbantu dalam membuat administrasi penyewaan alsintan dan aplikasi yang dapat mendukung pertanian modern.

Supardi menekankan pentingnya mendorong generasi muda untuk menjadi petani milenial. Tujuannya adalah membawa Indonesia menuju swasembada pangan pada tahun 2025, sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto.

"Dengan sinergi yang baik antara pemerintah, perguruan tinggi, dan petani, Indonesia diharapkan dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional," pungkas Supardi.    

Acara evaluasi ini menjadi langkah penting dalam memajukan sektor pertanian Indonesia melalui sinergi teknologi dan sumber daya manusia, menjadikan Ngawi sebagai model inspiratif bagi daerah lain. [didit/timhumas polbangtanmalang]

Ngawi of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.