Kementan Terapkan Pertanian Modern untuk `Food Estate` Kalteng

Indonesia Developing the Food Estate in Central Borneo Province

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kementan Terapkan Pertanian Modern untuk `Food Estate` Kalteng
KUNJUNGAN KEDUA: Presiden Jokowi meninjau lokasi Food Estate Kalteng di Kabupaten Pulang Pisau dengan tetap menerapkan protokol kesehatan [Foto: istimewa]

Jakarta [B2B] - Pengembangan lumbung pangan baru [food estate] di Kalimantan Tengah akan didukung penuh oleh Kementerian Pertanian, khususnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP Kementan) menerapkan pola pertanian modern hulu ke hilir [on farm dan off farm]. 

Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy mengatakan sukses Food Estate Kalteng ditentukan ketersediaan benih dan pupuk tepat waktu, jaringan irigasi didukung pompanisasi dan pipanisasi, pengadaan alat mesin pertanian [Alsintan] dan fasilitasi petani menjual hasil panennya.

“Kuncinya, ketersediaan benih dan pupuk tepat waktu. Kementan juga investarisir jaringan irigasi tersier yang rusak, kemudian melakukan pompanisasi dan pipanisasi, pengadaan Alsintan dan fasilitasi petani membawa hasil panennya untuk dijual,” kata Dirjen Sarwo Edhy pada seminar virtual [Webinar] yang digelar Forum Wartawan Pertanian [Forwatan] di Jakarta, Minggu [11/10].

Menurutnya, Kementan mendukung pengadaan Alsintan, untuk mengubah pola pertanian tradisional ke modern. Mulai dari traktor roda dua dan empat [TR2 dan TR4], mesin tanam [rice transplanter], mesin panen [combine harvester], mesin penggiling gabah [rice miling unit dan dryer].

"Kementan mengarahkan agar petani tidak lagi menjual gabah, tetapi digiling dahulu dan diproses menjadi beras dengan packaging menarik. Itulah cara menaikkan pendapatan petani,” katanya.

Hal itu sejalan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, Food Estate Kalteng digagas Presiden RI Joko Widodo untuk memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pengembangan pertanian modern dari hulu ke hilir.

Food Estate dilakukan lintas kementerian dan lembaga. Bertujuan mejaga ketahanan pangan, dengan aneka komoditas tanaman, bukan hanya padi, memanfaatkan mekanisasi,” kata Mentan Syahrul saat mendampingi kunjungan Presiden Jokowi di Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng pada Kamis [8/10].

Webinar Forwatan menghadirkan keynote speeh Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan [KTNA] Winarno Tohir dan Direktur Peragi Institute, Dwi Asmono. Keduanya menyoroti jumlah penduduk Indonesia meningkat 1,3% setiap tahun dan kesungguhan pemerintah lantaran food estate adalah keniscayaan bukan keajaiban [miracle].

Dirjen Sarwo Edhy menambahkan total lahan Food Estate Kalteng 164.598 hektar, fungsional [intensifikasi] 85.456 hektar, dan sisa fungsional [ekstensifikasi] 79.142 hektar, yang akan digarap pada 2020 seluas 30.000 hektar, tersebar di Kabupaten Kapuas seluas 20.000 hektar dan Kabupaten Pulang Pisau 10.000 hektar.

"Untuk lahan intensifikasi, sistem pengairan irigasi sudah meng-cover 30 ribu hektar, yang digarap pada awal 2020. Sedangkan rehabilitasi daerah irigasi untuk lahan 55.456 hektar pada 2021,” kata Dirjen PSP.

Sementara lahan ekstensifikasi masih berupa semak belukar, optimalisasinya dan peningkatan irigasi akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] pada 2021 hingga 2022.

Winarno Tohir menegaskan KTNA mendukung Food Estate Kalteng adalah keniscayaan. Jumlah penduduk menurut Badan Pusat Statistik [BPS] terus meningkat sedangkan lahan menyusut sehingga food estate menjadi sangat penting.

"Food estate suatu keniscayaan yang harus dibangun di Indonesia, karena setiap tahun lahan terus menyusut dan jumlah penduduk meningkat 1,3% tiap tahun," katanya.

Dwi Asmono menambahkan tidak ada miracle dalam produksi pangan. Semua bisa dicapai jika produksi digenjot, Meksiko sudah melakukannya melalui gandum dengan revolusi hijau dalam gandum.

“Ini juga bisa berlaku di Indonesia, tapi harus ada structural approach. Di era Presiden Soeharto dan Presiden BY, kita pernah mencoba tapi gagal. Kita harus belajar dari kegagalan. ini keniscayaan,” katanya.

Jakarta [B2B] - Central Borneo province has been chosen as the site for Indonesia´s new food barn to be established under the government´s food estate program, said Agriculture Minister Syahrul Yasin Limpo. For the first phase of the program, which encompasses the initial construction of the food barn, the government has provided land in the Pulang Pisau regency.