Panen Raya, Kementan Jaga Stabilitas Harga Gabah di OKU Timur Sumsel
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani

OKU Timur, Sumsel (B2B) – Provinsi Sumatera Selatan tengah menikmati musim panen di berbagai wilayah, termasuk Kecamatan Semendawai Suku, Madang Suku, Belitang, Belitang Madang Raya, dan Sumber Jaya. Diperkirakan, puncak panen akan terjadi pada akhir Februari hingga Maret mendatang.
Petani di Desa Karang Binangun 2, Kecamatan Belitang Madang Raya, menghadapi harga gabah yang rendah, dengan rata-rata hasil panen mencapai 2-5 ton per hektare.
Tengkulak hanya menyerap gabah seharga Rp 5.500 per kilogram, jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan dan diberlakukan sejak 15 Januari 2025 lalu yaitu sebesar Rp 6.500 per kilogram.
Pemerintah melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 14 Tahun 2025 menetapkan HPP dan menghapus rafaksi harga gabah.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa harga gabah pada masa panen raya 2025 tidak boleh turun di bawah HPP yang telah ditetapkan.
Mentan meminta Bulog segera menyerap gabah petani sesuai HPP guna menjaga stabilitas pangan nasional dan kesejahteraan petani, terutama saat panen raya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menyampaikan bahwa mewujudkan swasembada pangan ini tidak bisa sendirian, kita harus terus bergandengan tangan dengan semua pihak.
“Kementan mendorong intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi melalui peningkatan produktivitas, penggunaan benih unggul, teknologi lainnya dan inovasi. Sementara ekstentifikasi kita dorong oplah pada lahan rawa dan cetak sawah rakyat,” papar Idha.
Arifin, penyuluh pertanian di Kecamatan Belitang Madang Raya, mengungkapkan bahwa panen di wilayah tersebut masih berlangsung secara bertahap.
"Puncak panen diperkirakan akan terjadi pada bulan Maret, dengan potensi mencapai 3.524 hektare. Hingga Februari ini, kami telah memanen sekitar 473 hektare," ujarnya.
Arifin berharap, Bulog dapat segera menyerap gabah petani pada bulan Maret untuk menstabilkan harga dan memastikan petani mendapatkan harga yang sesuai.
Sementara itu, di Kecamatan Madang Suku I, Gunung Terang, aktivitas panen berlangsung tidak serempak akibat kesulitan air saat masa tanam.
Dari luas tanam 182 hektare, baru sekitar 90 hektare yang dipanen dengan produktivitas rata-rata 5-6 ton per hektare. Panen berikutnya diperkirakan akan berlangsung dalam 7-10 hari ke depan.
Menurut informasi dari Kelompok Tani Karya Muda, harga Gabah Kering Panen (GKP) tercatat sebesar Rp 5.250 per kilogram di tingkat petani, sedangkan harga yang diterima petani lebih rendah dibandingkan dengan harga yang diserap oleh pihak swasta, yang mencapai Rp 5.850 per kilogram.
Meskipun ada selisih margin Rp 600 per kilogram, Syaiful Alam, penyuluh pertanian setempat, menyatakan bahwa petani cukup puas meskipun harga GKP yang diterima di tingkat petani masih berada di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah.
Walaupun demikian, masih ada harapan besar agar harga GKP dapat mencapai Rp 6.500 per kilogram di tingkat petani. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan keuntungan dan kesejahteraan petani, yang selama ini masih bergantung pada fluktuasi harga pasar.
Dengan adanya kestabilan harga, terutama di masa panen raya yang diprediksi menghasilkan gabah melimpah, diharapkan harga gabah tidak turun jauh di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah.
Pemerintah dan instansi terkait, seperti Bulog, diharapkan dapat lebih aktif dalam menyerap hasil panen petani secara langsung, sehingga ketergantungan pada tengkulak yang sering menurunkan harga dapat diminimalisir.
Dengan demikian, kesejahteraan petani akan semakin terjaga, dan mereka dapat merasakan manfaat langsung dari kebijakan harga yang pro-petani. [titin/timhumas smkppnsembawa]
East OKU of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.