Gandeng Jepang, Kementan gelar Pelatihan Manajemen Keamanan Pangan
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Medan, Sumut [B2B] - Sejumlah peserta dari kalangan akademisi, praktisi, instansi pemerintah, lembaga peneliti, entitas koperasi dan korporasi antusias mengikuti Food Safety Training dan Audit Training mengusung tema ´Food Safety Management Course 2024 in Indonesia´ selama dua hari, 1 - 2 Oktober 2024 melalui daring [online].
Kegiatan webinar tersebut diinisiasi Kementerian Pertanian RI khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] dan Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang [MAFF] berlangsung dua sesi, sementara sesi pertama bertajuk Food Safety Training berlangsung pada 7 - 9 Agustus 2024.
Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] pada Polbangtan Medan ditunjuk menjadi penanggung jawab kegiatan Food Safety Management Training Course in Partnership with Indonesia Agriculture Polytechnic Development of Medan (IADP Medan) under ASEAN – MAFF Project for Human Resources Development in Agriculture and Food -related Areas through Partnership with Universities in ASEAN Region (HRD Project) - Phase 4.
Webinar sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa Kementan melalui sejumlah terobosan programnya, terus berupaya membangun kekuatan SDM pertanian untuk mewujudkan percepatan penumbuhan dan penguatan petani muda menuju pertanian maju, mandiri, modern.
"Konsumen menuntut kepastian keamanan bagi produk pangan yang dihasilkan oleh industri. Tanpa itu, industri tidak akan bisa masuk dalam kancah persaingan perdagangan, apalagi perdagangan internasional," katanya.
Terpisah, Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa isu ketahanan pangan menjadi perhatian khusus pemerintah melalui agenda pembangunan nasional 2020-2024 dengan prioritas program peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan.
"Hal itu menjadi penting karena kesalahan dalam proses pengolahan dan penyiapan bahan pangan pada tingkat rumah tangga, akan menyebabkan menurunnya kuantitas dan kualitas gizi keluarga yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas ketahanan pangan," katanya.
Pelatihan dibuka oleh Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini yang menegaskan tujuan pelatihan, meningkatkan kualitas SDM bidang pangan Indonesia terutama mahasiswa, dosen dan peneliti serta perwakilan dari pemerintahan dan sektor swasta di Indonesia.
Hadir secara virtual Director of Food Industrial Corporate Affairs Office MAAF, Kazuko Takabatake; Project Coordinator of HRD Project ASEAN Secretariat, Takafumi Sonoda, Assistant Project Coordinator HRD project phase 4 ASEAN Secretariat dan narasumber Shouichi Sakai dan Jumpei Saito dari Food Safety Division Ecore Co., Ltd.
Kedua narasumber menekankan tentang Manajemen Keamanan Pangan sebagai bentuk standarisasi untuk menjamin keamanan produk pangan di sejumlah negara maju seperti Jepang.
Yuliana Kansrini mengapresiasi HRD Project ASEAN Secretariat dan MAFF Jepang yang memfasilitasi kegiatan kerjasama tersebut, yang diharapkan terus berlanjut di masa yang akan datang.
“Saya mewakili Kementan dan Polbangtan Medan menyampaikan apresiasi pada seluruh peserta yang telah berpartisipasi aktif. Tentunya kepada lecturer dan para panitia yang sudah bekerja keras mempersiapkan dan menyukseskan kegiatan ini”, kata Yuliana.
Dia menambahkan, kgiatan tersebut diikuti oleh 19 peserta, sebagian besar berasal dari Unit Pelaksana Teknis [UPT] lingkup BPPSDMP Kementan.
"Kita semua berharap bahwa materi yang telah diberikan dapat memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan kompetensi dan penerapan sistem keamanan pangan di lingkungan kerja masing-masing”, tambahnya.
Yuliana juga berharap semoga seluruh peserta dapat lulus dalam ujian dengan hasil yang memuaskan. Semoga ilmu yang diperoleh selama pelatihan ini dapat diaplikasikan secara optimal dalam kegiatan audit dan pengelolaan keamanan pangan ke depannya.
“Teruslah berkomitmen untuk menerapkan standar keamanan pangan yang tinggi, dan semoga keberhasilan ini menjadi awal dari langkah-langkah perbaikan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang,” pesan Yuliana. [yenni/risma/ira/timhumas polbangtanmedan]
Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.