RI Pilar Utama Kerjasama Selatan Selatan & Triangular (SSTC) bidang Pertanian

Indonesian Govt to Improve the Capacity of Agricultural Extension Workers

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


RI Pilar Utama Kerjasama Selatan Selatan & Triangular (SSTC) bidang Pertanian
BPPSDMP KEMENTAN: Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah [kiri] menjelaskan sejak 1980 hingga 2024, BPPSDMP Kementan telah melatih lebih 2.150 peserta dari negara-negara Selatan-Selatan melalui 81 pelatihan.

Bandung, Jabar (B2B) - Negara-negara Selatan-Selatan mengakui peran vital Indonesia dalam meningkatkan sektor pertanian. Terutama, melalui komitmen dalam capacity building yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian melalui Badan Pengembangan Penyuluhan dan SDM Pertanian (BPPSDMP). 

Pengakuan pentingnya peran Indonesia dalam sektor pertanian disampaikan oleh para perwakilan negara-negara yang hadir dalam Workshop Penguatan Kolaborasi Sektor Pertanian dalam Kerangka Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (SSTC) Bidang Pertanian, Rabu (24/7/2024), di Kamboti Hotel Bandung, Jawa Barat. 

Hadir dalam kesempatan itu Duta Besar H.E. Mr. Galma Mukhe Boru dari Kenya, H.E. Dr. Yassir Mohamed Ali D Duta Besar Sudan, dan Mr. Suleiman Ahmed Saleh dari Tanzania, yang merespons paparan Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, yang menyampaikan peran aktif BPPSDMP sejak 1980-2024 dalam meningkatkan kapasitas petani dan pejabat negara-negara Selatan-Selatan di bidang pertanian.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pertanian adalah sektor yang sangat penting. Pasalnya, pertanian berhubungan dengan kebutuhan Masyarakat banyak. Oleh karena itu, Mentan mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga ketahanan pangan. Mentan mengimbau agar pertanian tidak bersoal dalam kondisi apa pun.

Plt Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) aktif menjalin kerjasama dengan negara mitra. Salah satunya, kerjasama Selatan-selatan dan Triangular sebagai peran pro aktif Indonesia dalam meningkatkan kualitas SDM baik secara nasional maupun internasional.

Sementara Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, menjelaskan jika sejak 1980 hingga 2024, BPPSDMP telah melatih lebih dari 2.150 peserta dari negara-negara Selatan-Selatan melalui 81 pelatihan yang mencakup berbagai tema dan keahlian. 

“Selain itu, Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP telah menyelenggarakan 27 workshop yang dihadiri oleh 700 peserta dari negara-negara Selatan-Selatan untuk berbagi pengalaman, belajar dari satu sama lain, dan mengembangkan solusi bagi tantangan pertanian,” terangnya. 

Tidak itu saja, Siti Munifah mengatakan jika Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) juga telah melaksanakan 31 program pemagangan dengan melibatkan 303 peserta magang dari Fiji, Mozambik, Gambia, PNG, dan negara-negara Selatan-Selatan lainnya di Indonesia. 

“Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui BPPSDMP juga telah mengirimkan lebih dari 78 tenaga ahli bidang pertanian melalui 20 program pengiriman tenaga ahli ke berbagai negara Selatan-Selatan,” lanjutnya.

Sebagai penutup Siti Munifah menekankan bahwa komitmen ini dapat ditingkatkan dengan menggandeng kerjasama pendanaan, seperti yang telah dilakukan Kementerian Pertanian dengan Kementerian Keuangan melalui Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI). 

“Kerjasama ini perlu diperluas dengan mitra baik di dalam negeri maupun multinasional seperti IFAD dan JICA. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pengembangan sektor pertanian dalam kerangka SSTC ke arah yang lebih masif dan lebih baik lagi,” jelasnya.

Hendra Satya Pramana dari Kementerian Luar Negeri menambahkan, perjalanan panjang ini membuktikan komitmen Indonesia yang berawal dari Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, yang merupakan hasil pemikiran Presiden Soekarno saat itu dan saat ini berkembang menjadi Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (SSTC).

Bandung of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.