Permodalan Petani Muda, Kementan Sinergi Pemdes & Lembaga Keuangan Desa

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Permodalan Petani Muda, Kementan Sinergi Pemdes & Lembaga Keuangan Desa
SMKPPN BANJARBARU: Plt Kapusdik Kementan, Inneke Kusumawaty [kanan] membuka webinar MAF didampingi Project Manager PPIU Program YESS Kalsel, Angga Tri AP untuk mendukung pengembangan petani muda Tanah Laut.

Tanah Laut, Kalsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] terus mendorong proses regenerasi petani dan pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat [KUR].

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara terkuat di dunia melalui pengelolaan pertanian, karena itu, dia menginginkan insan pertanian bekerja keras dan memiliki integritas.

Kementan melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS] yang didukung oleh International Fund for Agricultural Development [IFAD],  lembaga pembiayaan internasional bidang pertanian, maka Kementan terus meningkatkan minat generasi muda untuk berwirausaha dibidang pertanian.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan Idha Widi Arsanti mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi pelaku bisnis pertanian. Permodalan menjadi faktor penting dalam usaha para petani milenial.

Kementan bersama Program YESS memfasilitasi dan mendampingi usaha petani milenial dari hulu hingga hilir, juga menghubungkan petani muda dengan stakeholders, termasuk permodalan dan perbankan.

Kementan terus memasifkan informasi mengenai akses KUR bagi petani milenial, kali ini dilakukan oleh unit pelaksana teknis, SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] Program YESS Kalimantan Selatan.

SMK-PP Negeri Banjarbaru mengadakan Millennial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur dengan tema ´Peran Pemerintah Desa dan Lembaga Keuangan Desa untuk Permodalan Petani Muda´ secara luring dan daring zoom di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Bajuin di Kabupaten Tanah Laut, Kalsel, Rabu [4/9].

MAF Tani Akur menghadirkan empat narasumber di antaranya Dardiansyah selaku Kepala Desa Tirta Jaya; Kartiani, penyuluh BPP Bajuin; Andika Putra, Direktur Bumdes Maju Bersama Desa Tirta Jaya; dan Hendra Setiawan Pratama, Local Champion.

MAF Tani Akur
Mengawali MAF, Plt Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] Inneke Kusumawaty menegaskan bahwa, Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi kluster pangan yang besar, sehingga diharapkan apabila Program Indonesian Millenial for Modern Agriculture Corporation [IMMACo] diterapkan akan berjalan baik di Tanah Laut.

“Selain itu, kita sedang mempersiapkan dan mendukung Program Makan Siang Bergizi, kita akan mengoptimalkan suplai pangan dari wilayah sendiri, sehingga menjadi awal yang baik," katanya.

Inneke berharap lembaga keuangan dapat mendukung petani muda, sehingga mereka bisa menumbuhkembangkan dan bisa melembaga.

Kepala Desa Tirta Jaya, Dardiansyah mengatakan bahwa wilayahnya merupakan desa transmigran yang siap mendukung sektor pertanian. Kelompok Tani [Poktan] dapat mengajukan proposal untuk mendapat bantuan pertanian dari pemerintah desa, yang dianggarkan sekitar 20%.

Kades Dardiansyah berharap generasi muda bisa memajukan Desa Tirta Jaya, salah satunya melalui sektor pertanian, khususnya dukungan Program YESS sebagai salah satu jalan untuk memajukan Desa Tirta Jaya.

Penyuluh BPP Bajuin, Kartiani menegaskan bahwa pihaknya siap membantu para petani muda, cukup datang ke BPP Kecamatan Bajuin. Program YESS membantu petani muda berupa bantuan agribisnis [HK] sebanyak 20 orang.

"Selain itu, petani juga mendapat akses permodalan bagi 30 orang dari Bank Kalsel, BRI dan Gapura Karomah dangan bunga 0%," kata Kartiani.

Pemateri ketiga, Direktur Bumdes Maju Bersama Desa Tirta Jaya, Andika Putra menyatakan Bumdes memiliki wisata alam seraya mengharapkan dukungan sejumlah pihak dalam pengembangan usaha agrowisata tersebut.

Pemateri Hendra Setiawan Pratama, Local Champion dalam peternakan kambing mengaku memilih menjadi petani, karena ingin agar tetap menjadi pengusaha yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri hingga tua.

Selain itu, Hendra menegaskan bahwa di desanya memiliki sumber daya alam yang cukup, melalui bantuan agribisnis berupa Hibah Kompetitif [HK] dari Program Yess, sehingga bisa mengembangkan usahanya, karena pertanian baginya adalah hobi yang menguntungkan.

Pada closing statement, Project Manager PPIU Kalsel Program YESS, Angga Tri Aditia Permana mengajak petani-petani muda untuk mengunjungi BPP meskipun Program YESS telah berakhir.

Angga mengharapkan BPP dapat mengadakan pertemuan dengan offtaker, investor, pengarah, dan petani, sehingga kelak dapat membentuk business matching dan business pitching. [Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru]

Tanah Laut of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.