`Bangunkan Raksasa Tidur` Tekad Mentan pada Potensi Lahan Pertanian Kalimantan
Indonesian Minister Recognizes the Extraordinary Potential of Borneo`s Agriculture
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Pemerintah RI bertekad membangunkan 'raksasa tidur' terhadap potensi lahan pertanian di Pulau Kalimantan, yang akan dikembangkan menjadi sentra produksi beras dan jagung, Kementerian Pertanian menargetkan pengembangan 300.000 hektar lahan padi organik di Provinsi Kalimantan Tengah, dan lahan jagung seluas 200.000 hektar di Provinsi Kalimantan Selatan sehingga dalam dua tahun ke depan Indonesia dapat mengekspor beras ke mancanegara.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa pemerintah akan menyiapkan seluruh kebutuhan pengembangan potensi pertanian di Kalimantan, diawali dengan pengadaan 14 hingga 50 mesin traktor besar, 20 eskavator, dan alat mesin pertanian (Alsintan) utama lainnya kepada kelompok-kelompok tani (Poktan) di bawah koordinasi dinas pertanian provinsi/kabupaten/kota.
"Hari ini ... Di tempat ini ... Saya mengajak kita semua untuk fokus membangkitkan raksasa tidur Kalimantan seperti lahan rawa lebak di Kalsel sama seperti di Sumsel. Apabila ini terwujud, maka dalam dua tahun ke depan, saya yakin kita dapat mengekspor beras dan jagung ke kawasan Asia Tenggara dan benua Asia," kata Mentan Amran Sulaiman saat membuka rapat koordinasi 'evaluasi Upsus pangan' pada Rabu (15/11) di Banjarbaru, Kalsel.
Dia mengucapkan terima kasih pada dukungan pimpinan TNI AD yang menginstruksikan pimpinan komando teritorial mulai dari Koramil, Kodim, Korem hingga Kodam untuk mendukung kinerja Kementan mewujudkan target NawaCita Presiden RI Joko Widodo agar Indonesia mampu mencapai swasembada pangan.
Mentan mengingatkan para kepala dinas provinsi/kabupaten/kota di Kalimantan tentang tugas strategis Kementan pada 2018 untuk mengembangkan potensi pertanian di Kalimantan.
"Tadi saya panen di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dari helikopter tadi saya lihat betapa luas dan kayanya Kalimantan. Kalau kita kerja keras dengan menghilangkan ego sektoral, tidak akan ada rakyat miskin di Kalimantan," katanya pada Rakor yang dihadiri Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dan Aster Kodam VI/Mulawarman Kolonel Inf Heri Setya Kusdiantana mewakili Pangdam Mayjen TNI Sonhaji.
Jakarta (B2B) - Indonesian government is determined to awaken the sleeping giant to the potential of agricultural land on Borneo island, which will be developed into rice and corn production center, the agriculture ministry target the development of 300,000 hectares of organic rice fields in Central Borneo province, and 200,000 hectares of corn in South Borneo province so that in the next two years can export to foreign countries, according to the minister.
Indonesian Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman ensures the government will prepare the need for developing agricultural potentials in Borneo, beginning with procurement of 50 large tractor engines, 20 excavators, and agricultural machinery to farmer groups under coordination of provincial/district/municipal agricultural agencies.
"Today ... In this place ... I invite all of us to focus on raising giant sleeping Borneo like swampland in South Borneo province just like in South Sumatra province. If realized, in the next two years, I believe we can export rice and corn to Southeast Asia and the Asian continent," said Minister Sulaiman while opened coordination meeting in Banjarbaru city on Wednesday (November 15).
He expressed his appreciation to the Army for support of territorial command from the subdistrict, district/municipality and provincial levels support the performance of the ministry in realizing the food sovereignty target of Joko Widodo administration.
The minister reminded the heads of provincial/district/ municipal agriculture office in Borneo about the ministry's strategic task to develop agricultural potentials in Borneo.
"I was rice harvest in South Hulu Sungai district, from helicopter I saw the potential of Kalimantan's agriculture.
f we work hard without sectoral ego, there will be no poor people in Borneo," Minister Sulaiman in coordination meeting attended by Governor Sahbirin Noor.