Modal Petani Muda, Kementan Perkuat Peran Desa dan Lembaga Keuangan

Millennial Farmers Development the Target of Indonesia East Java`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Modal Petani Muda, Kementan Perkuat Peran Desa dan Lembaga Keuangan
POLBANGTAN MALANG: Webinar MAF edisi Tani Akur berlangsung di BDSP Kecamatan Bandung, Tulungagung memgusung tema ´Peran Pemerintah Desa dan Lembaga Keuangan Desa untuk Permodalan Petani Muda´.

Tulungagung, Jatim [B2B] - Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman memberikan arahan jelas Millenial Agriculture Forum (MAF) sebagai langkah strategis untuk mendukung generasi muda dalam pengembangan sektor pertanian. 

Mentan Amran berkomitmen mendukung petani muda melalui bantuan permodalan, pelatihan, akses pasar, serta inovasi dan kreativitas dalam usaha pertanian. MAF diharapkan menjadi wadah kolaborasi bagi petani milenial, penyuluh, dan pemangku kepentingan, mendorong keterlibatan 3.000 mahasiswa, siswa, dan petani muda dalam program Merdeka Belajar. 

Generasi milenial dipandang sebagai penggerak utama kemajuan pertanian Indonesia, dan berbagai inisiatif Kementerian Pertanian terus diarahkan untuk memberdayakan mereka sebagai agen perubahan di sektor ini.

Idha Widi Arsanti, sebagai Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), berperan aktif dalam arahannya memotivasi dalam kegiatan Millenial Agriculture Forum (MAF) yang rutin digelar. 

Ia menekankan pentingnya peran generasi milenial dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan mendorong mereka untuk terlibat aktif dalam sektor pertanian yang lebih modern dan produktif.

Selain itu, Idha mendukung inisiatif seperti program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) untuk regenerasi di sektor pertanian dan menekankan pentingnya akses permodalan serta dukungan lembaga keuangan bagi petani milenial untuk mengembangkan ekosistem pertanian di pedesaan.

Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur resmi dibuka hari ini di Business Development Service Providers (BDSP), Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, Rabu (25/9/2024). 

Acara ini mengangkat tema "Peran Pemerintah Desa dan Lembaga Keuangan Desa untuk Permodalan Petani Muda", bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kolaborasi dalam mendukung petani muda.

Pembukaan acara diwarnai dengan sambutan dari Inneke, Plt Pusdiktan, yang mengungkapkan pentingnya dukungan pemerintah desa dan lembaga keuangan dalam pengembangan pertanian. 

"Petani muda adalah masa depan pertanian kita. Kami berharap, melalui forum ini, para petani muda dapat memperoleh informasi dan akses permodalan yang lebih baik," ungkapnya.

Acara ini dihadiri oleh 4 Narasumber di antara lain offtaker dan local champion komoditas domba kambing, koordinator BDSP Kecamatan Bandung serta Koperasi gapoktan sambi makmur mandiri, serta petani muda dari berbagai daerah. 

Dalam sesi diskusi panel, para narasumber membahas tantangan dan peluang yang dihadapi petani muda, serta solusi konkret yang dapat diambil untuk meningkatkan akses terhadap modal. 

Dalam acara MAF, Edy Siswojo selaku Koperasi Gapoktan Sambi Makmur Mandiri, mengemukakan pentingnya kemajuan teknologi dalam pertanian. 

Ia menyoroti bahwa petani milenial yang memanfaatkan teknologi modern, seperti traktor dan alat inovatif, menghasilkan produktivitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan petani kolotnial yang masih bergantung pada cangkul. 

Sementara petani muda berfokus pada peningkatan pendapatan, petani kolotnial biasanya bertani hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jangka pendek.

Edy juga menekankan pentingnya motivasi bagi petani muda. Ia mengajak mereka untuk lebih bersemangat, mengingat bahwa ketahanan pangan negara sangat bergantung pada sektor pertanian.

Dengan inovasi dan semangat yang tinggi, petani muda diharapkan dapat berkontribusi lebih besar terhadap masa depan pertanian Indonesia.

Janatin menjelaskan bahwa komoditas unggulan di Kecamatan Bandung meliputi kambing dan domba, sementara petani senior lebih fokus pada pertanian pangan seperti padi dan jagung. 

Ia juga menekankan pentingnya perbedaan ekosistem antara petani milenial dan senior, dengan perkembangan kelompok tani (gapoktan) dan kelompok petani (poktan) yang semakin terbuka untuk kolaborasi.

Dalam hal pemasaran, BDSP telah menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga keuangan, untuk mempermudah akses modal bagi para petani. 

Ibu Janatin menambahkan bahwa Klinik Agribisnis Pojok Kredit menjadi salah satu langkah konkret BDSP dalam meningkatkan literasi keuangan petani milenial.

"Jangan malu untuk menjadi petani. Jayalah seperti petani, merdekalah seperti petani, dan kayalah seperti petani dalam rangka menjaga ketahanan pangan," tegasnya, mengajak generasi muda untuk berperan aktif dalam sektor pertanian demi masa depan yang lebih baik. 

Dengan semangat dan dukungan yang terus mengalir, BDSP berkomitmen untuk mendampingi petani milenial dalam mengoptimalkan potensi mereka.

Nova Subagyo, offtaker domba kambing, membagikan pandangannya mengenai produk unggulan dan peran penting petani dalam keberlanjutan pangan. 

Ia menekankan bahwa motivasi utama untuk menjadi petani adalah mendukung keberlanjutan pangan yang perlu terus dikembangkan dan dipertahankan.

Nova menjelaskan proses pemasaran yang baik antara petani muda dan offtaker, di mana harus ada kesepakatan antara koperasi dan peternak.

Koperasi memiliki Standard Operating Procedure (SOP) yang harus diikuti oleh peternak yang ingin bermitra, yang dilaksanakan melalui kontrak farming.

Terkait Program YESS, Nova menyatakan dampak positif yang luar biasa, dengan petani yang awalnya hanya memiliki tiga ekor kini meningkat menjadi 80 ekor. 

Pelatihan mengenai motivasi bisnis dan literasi keuangan sangat membantu petani dalam mengembangkan usaha mereka.

Nova juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dengan kelompok tani lokal dan petani kolonial untuk menciptakan sinergi yang bermanfaat bagi semua pihak. 

Dengan langkah-langkah ini, perusahaan offtaker diharapkan dapat terus mendukung pengembangan petani muda dan memperkuat ketahanan pangan di daerah.

Vikki Cahyoaji, seorang local champion dan petani muda, menekankan pentingnya pertanian dalam menjaga keberlanjutan pangan di Indonesia. 

Ia mengajak generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian sebagai langkah strategis untuk masa depan.

Vikki menceritakan prestasinya yang bermula dari meneruskan usaha peternakan orang tuanya. Kini, ia mampu membiayai kuliah dari hasil penjualan ternak dan telah memperluas jaringan relasi bisnisnya. 

Saat ini, ia menjadi mitra koperasi Agritama dan telah terlibat aktif dalam sosialisasi Program YESS, dengan membentuk kelompok tani yang kini beranggotakan 25 orang.

Sebagai local champion, Vikki berkomitmen untuk mengajak pemuda lainnya bergabung dalam pertanian. Ia juga menjelaskan pentingnya kolaborasi dengan kelompok tani dalam memaksimalkan hasil budidaya. 

"Kami belajar teknis budidaya bersama, saling melengkapi agar hasil pertanian dan peternakan dapat optimal," ungkapnya.

Terkait akses layanan keuangan, Vikki menyampaikan bahwa koperasi Agritama terbuka untuk siapa saja yang ingin bergabung, dengan syarat memiliki KTP dan membayar simpanan wajib. 

Produk petani dapat dipasarkan melalui offtaker yang bekerja sama dengan koperasi, yang memfasilitasi penjualan dan pembelian ternak, termasuk domba dan kambing.

Vikki juga menegaskan pentingnya konsultasi agribisnis. Ia mengajak petani yang bingung untuk tidak ragu berkonsultasi dengan BPP, yang siap membantu melalui PPL di masing-masing wilayah.

"BDSP berfungsi sebagai klinik agribisnis yang dapat membantu pertanian kita," tambahnya.

Dalam diskusi yang diadakan, Vikki menyoroti pentingnya sanitasi dan tata ruang yang baik untuk kesehatan ternak, sehingga dapat mendukung pertumbuhan sektor pertanian dan peternakan yang berkelanjutan.

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas petani muda, tetapi juga mendorong kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan komunitas pertanian untuk membangun ekosistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan.

Acara MAF edisi Tani Akur diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana petani muda dapat langsung berinteraksi dengan narasumber dan meminta nasihat tentang pengembangan usaha tani mereka.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, acara ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang positif dalam memajukan pertanian di daerah, serta membentuk generasi petani muda yang mandiri dan berdaya saing. [didit/timhumas yessjatim]

Malang of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.