KEP Sukses Bersama Terapkan Jejaring Pasar CSA Tembus Retail Modern
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Jakarta [B2B] - Inovasi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] bukan hanya berkutat pada budidaya [on farm]. CSA juga mengembangkan jejaring pasar [market linkage] bagi produk olahan pertanian [off farm] diupayakan melalui Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] dalam skala ekonomi berbasis kawasan pertanian di lokasi SIMURP.
Inovasi CSA diusung Kementerian Pertanian RI bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] berupaya menumbuhkembangkan kelembagaan petani berbasis skala usaha ekonomi, menjadi perintis awal untuk menggerakkan petani sekitarnya membentuk KEP dan mitra pemasaran yang menguntungkan.
KEP Sukses Bersama di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan adalah ´kisah sukses´ hadirnya cikal bakal korporasi petani berwawasan CSA. Didukung 22 anggota KEP, total nilai aset Rp50 juta per Desember 2023 dan fokus pada jenis usaha keripik pisang kepok, KEP Sukses Bersama menembus retail modern dan toko oleh-oleh di Pinrang.
Andalkan tiga varian rasa keripik pisang, KEP Sukses Bersama memproduksi 12 ribu pcs. Omset rata-rata per bulan Rp10 juta. Omset naik jadi Rp15 juta per bulan pada 2023, setelah meningkatkan produksi hingga 18 ribu pcs.
Upaya SIMURP bagi eksistensi KEP CSA sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mendorong, mendukung dan mengawal petani mengembangkan hilirisasi produk seperti dinistruksikan Presiden RI Joko Widodo, agar petani membentuk KEP sebagai cikal bakal korporasi petani.
"Penumbuhan KEP dimulai dari identifikasi dan menemukan pengusaha atau petani maju lokal yang mau dan mampu menjadi penggerak para petani di sekitarnya, membentuk kelembagaan ekonomi dan menjadi mitra usaha," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan petani untuk mengembangkan produk olahan dari hasil pertanian, sehingga tidak lagi menjual produk mentah [raw product].
"Petani jangan lagi berfikir tanam, petik lalu jual. Bukan lagi jamannya, petani bekerja sendiri-sendiri. Harus berjamaah seperti pada KEP dan KWT [Kelompok Wanita Tani] didampingi penyuluh CSA," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan, untuk membangun dan mengembangkan KEP sebagai cikal bakal korporasi harus didampingi penyuluh dengan melibatkan stakeholder terkait.
"Awali dari kelompok tani untuk membentuk korporasi petani. Sahamnya dari petani. Dukung dengan inovasi dan mekanisasi, agar petani mampu menguasai pertanian dari hulu ke hilir sebagai bisnis, bukan sekadar bertani," katanya.
Direktur NPIU SIMURP Kementan, Bustanul Arifin Caya mengatakan pihaknya menggelar Penghargaan SIMURP 2023 bagi KEP untuk memberikan apresiasi pada KEP. Setelah dinilai mampu menunjukkan prestasi kerja dalam melaksanakan program pembangunan pertanian melalui kegiatan SIMURP.
"KEP dikembangkan SIMURP mengingat keberadaan Poktan maupun Gapoktan, yang belum memiliki kekuatan hukum kerapkali menjadi tidak berdaya apabila menghadapi permasalahan yang terkait pengembangan usaha, karena dianggap tidak memiliki kekuatan hukum," katanya.
Langkah awal pembentukan KEP cikal bakal korporasi petani dilakukan melalui transformasi manajemen kelembagaan petani, baik Poktan, Gapoktan maupun unit-unit usaha yang telah terbentuk, agar kelembagaan tersebut lebih terarah dalam berusahatani berorientasi agribisnis guna peningkatan pendapatan, nilai tambah, dan kesejahteraan petani.
Sementara Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengajak Poktan maupun Gapoktan yang berhasil mengembangkan usaha tani secara berkelompok, Poktan atau Gapoktan maupun sebagian dari anggota kelembagaan petani tersebut yang memenuhi persyaratan, berpeluang ditingkatkan kemampuannya untuk membentuk KEP.
"Sementara penetapan peraih Penghargaan SIMURP 2023 melalui proses penilaian yang obyektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan," katanya lagi. [timsimurpkementan]
Jakarta [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 24 districts in 10 provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.