Upsus Darurat Pangan, SMK-PP Kementan Terjunkan Siswa ke Lahan Pertanian

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Upsus Darurat Pangan, SMK-PP Kementan Terjunkan Siswa ke Lahan Pertanian
SMKPPN BANJARBARU: Kepala SMKPPN Banjarbaru, Budi Santoso memimpin pengerahan siswa kelas XI Tahun Pelajaran 2024/2025 mendapat pengalaman menanam padi, penanggulangan gulma, pemupukan dan panen.

Banjarbaru, Kalsel [B2B] - Dunia pada saat ini tengah diancam dengan krisis pangan. Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman tiada henti mengingatkan dalam berbagai kesempatan bahwa ancaman tersebut jangan dipandang sebelah mata.

“Jika tidak ada langkah cepat dan strategis, maka akan berakibat fatal pada seluruh sektor.  Untuk itu, seluruh insan pertanian harus bergerak cepat agar krisis pangan tersebut dapat dicegah secepat mungkin,” katanya.

Langkah-langkah strategis yang dilakukan Kementerian Pertanian RI adalah melakukan pompanisasi pada lahan yang terdampak kekeringan serta melakukan Perluasan Area Tanam [PAT] dan mendorong petani untuk melakukan tanam dua hingga tiga kali dalam setahun.

Pelaksana Tugas [Plt] Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan, salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi.

"Penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi," katanya.

Guna merealisasikan upaya tersebut, selain perlunya Alsintan yang memadai, sumber daya manusia juga harus maksimal.  Tentunya, keberadaan siswa di lokasi Upaya Khusus [Upsus] akan sangat membantu para petani dan penyuluh dalam memaksimalkan lahan pertanian di daerah mereka.

Dalam Upsus, pemerintah berupaya mengantisipasi darurat pangan, seperti diupayakan oleh SMK Pertanian Pembangunan [SMK PP] Negeri Banjarbaru sebagai salah satu UPT Kementan dengan melakukan gerakan cepat.  

Kepala SMK PPN Banjarbaru, Budi Santoo mengatakan, dukungan tersebut, dengan melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapang [PKL] bagi siswa di lokasi Upsus yang menjadi target pompanisasi dan PAT lahan pertanian. 

Bentuk dukungan tersebut, katanya, berupa pengerahan siswa kelas XI Tahun Pelajaran 2024/2025 ke lapangan atau terjun langsung ke Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] untuk mendukung petani dan penyuluh.

"Kali ini SMK-PP Negeri Banjarbaru berkesempatan mengirimkan siswa pada tiga kabupaten yakni Tanah Bumbu, Tapin dan Banjar," katanya.

Budi Santoso menambahkan, pengantaran diawali dengan 30 siswa ke Kabupaten Tanah Bumbu, pada Jumat [5/7] disusul ke Kabupaten Tapin, Selasa [9/7] dan ke Kabupaten Banjar pada Kamis [11/7].

"Untuk Kloter pertama, SMK PP Negeri Banjarbaru telah menerjunkan peserta didik sebanyak 30 siswa ke Kecamatan Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu," ungkapnya lagi.

Sedangkan Kloter kedua, kata Budi Santoso, sebanyak 20 siswa di Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin. Kloter ketiga sebanyak 10 siswa pada beberapa kecamatan di Kabupaten Banjar. Selanjutnya, 27 siswa ke Kabupaten Tanah Bumbu dan Tanah Laut.

Enam Bulan
Direncanakan, kegiatan tersebut akan berlangsung selama enam bulan, sehingga siswa mendapatkan pengalaman secara langsung bagaimana proses menanam padi, penanggulangan gulma, pemupukan, dan panen. 

"bekerja di persawahan sebenarnya memberikan energi tersendiri bagi kita. Lihat para petani selalu sehat dan berumur panjang. Saya juga mendorong siswa menyerap ilmu sebanyak-banyaknya. Terus berkoordinasi dengan BPP, akrab dengan penyuluh dan dekat dengan petani serta masyarakat sekitar, kata Budi Santoso.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana dan Kesiswaan, Patmawati menambahkan, ke depan siswa akan tinggal di rumah petani yang dekat lahan persawahan, agar benar-benar memabantu petani. 

“Tugas mereka tentu saja untuk turut membantu para petani dan penyuluh, sehingga perluasan area tanam dapat lebih cepat dilakukan," katanya.

Selain dituntut hidup mandiri jauh dari orang tua, kata Patmawati, mereka juga harus banyak belajar bagaimana hidup sebagai seorang petani, mulai dari bangun pagi sampai tidur lagi.

Patmawati melaporkan, pada hari pertama kegiatan, seluruh siswa langsung turun ke lapangan. Mereka melakukan tanam perdana di lokasi persawahan Desa Segumbang bersama kepala sekolah, guru pendamping, petani dan penyuluh setempat.

"Kemudian di Kabupaten Tapin, siswa juga terjun langsung ke sawah membantu petani di Kecamatan Tapin Selatan. Di Kabupaten Banjar, siswa terjun ke lahan di Kecamatan Mataraman. [Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru]

Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.