Kementan Tingkatkan Kapasitas Penyuluh via Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kementan Tingkatkan Kapasitas Penyuluh via Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani
POLBANGTAN BOGOR: Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah [kanan] dan trainer Siti Syamsiah dari Polbangtan Bogor pada pelatihan yang diikuti oleh 60 penyuluh dari Kabupaten Karawang dan Subang serta Kota Bogor dan Kementan.

Bogor, Jabar (B2B) - Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor dan University of Illinois Urbana - Champaign Amerika Serikat menyelenggarakan Pelatihan Penguatan Kapasitas bagi Penyuluh Pertanian di Bogor, belum lama ini, via daring.

Pelatihan yang diikuti oleh 60 orang penyuluh dari Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang dan Kota Bogor dan Kementerian Pertanian RI. 

Tujuan pelatihan untuk menyegarkan kembali pentingnya pendekatan penyuluhan yang partisipatif, mengedepankan peran multipihak atau penyuluhan pluralistik, sensitif gender serta pertanian sebagai bisnis berkelanjutan.

Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa fungsi penyuluh harus ditingkatkan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian.

"Sektor pertanian sangat strategis sebagai salah satu pilar ketahanan negara. Pertanian membutuhkan SDM yang tangguh dan menguasai budidaya hingga teknologi," katanya.

Pelaksana Tugas [Plt] Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, pemerintah berupaya memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumber daya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan dan perlindungan petani.

"Pencapaian tujuan tersebut melalui pemberdayaan petani, pengembangan kelembagaan, peningkatan akses petani terhadap sumberdaya produktif, pengembangan diversifikasi usaha dan penanggulangan kemiskinan," katanya.

Kegiatan pelatihan yang diikuti oleh 60 orang penyuluh dari Kabupaten Karawang, turut dihadiri Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah via daring, yang mengingatkan bahwa penyuluhan memainkan peran yang sangat penting.  

“Tantangan yang kita hadapi semakin kompleks dan dinamis, sehingga membutuhkan pendekatan yang lebih inovatif dan inklusif," katanya.

Di sinilah, kata Siti Munifah, konsep penyuluhan pertanian yang pluralistik menjadi sangat relevan di antaranya pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT).

"KWT yang anggotanya perempuan sebagai mitra laki-laki. KWT memiliki keunggulan sifat sebagai pemelihara, pendidik, dan menjaga keberlanjutan," ungkapnya.

Materi pada pelatihan disampaikan oleh trainer Siti Syamsiah dari Polbangtan Bogor (Kementan), Henny Sulityorini dari Ditjenbun (Kementan), serta Rafnel Azhari dari Universitas Andalas (Unand). 

Ketiga trainer merupakan mahasiswa S3 Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, IPB University. 

Turut memberikan materi, Iwan Suryatno sebagai trainer dari pihak swasta yang berpengalaman dalam memberdayakan masyarakat sekitar tambang pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.

Siti Syamsiah memaparkan, bahwa output pelatihan ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penyuluh dalam hal penyelenggaraan penyuluhan partisipatif, pluralistik, sensitif gender dan penyuluh mampu meningkatkan kemampuan KWT dalam perencanaan bisnis.

Monitoring dan evaluasi pasca pelatihan akan dilakukan melalui monthly survey. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana para penyuluh dapat menerapkan materi kepada KWT binaannya.

Pemberdayaan KWT melalui penyuluhan pertanian dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, penguatan jaringan dan kerjasama serta meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga dan komunitas mereka. [syams/wisda/timhumas polbangtanbogor]

Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.