Nakula dan Sadewa, Nama dari Presiden Jokowi untuk Jagung Prolific Tongkol Dua

Indonesia`s Corn Prolific Cobs Two are Named Nakula and Sadewa

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Nakula dan Sadewa, Nama dari Presiden Jokowi untuk Jagung Prolific Tongkol Dua
Presiden RI Joko Widodo memperlihatkan pamflet jagung Nakula dan Sadewa yang ditandatanganinya, didampingi Mentan Andi Amran Sulaiman, Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir dan Kepala Puslitbang Tanaman Pangan Ali Jamil (Foto: Humas Kementan)

Boyolali, Jawa Tengah (B2B) - Presiden RI Joko Widodo menyatakan surprise pada hasil inovasi Kementerian Pertanian mengembangkan jagung prolific tongkol dua dengan produktivitas 13 ton per hektar, dan dinamai Nakula dan Sadewa disingkat Nasa 29 pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah pada Sabtu (29/10).

Pemberian nama itu dikukuhkan oleh Presiden Jokowi dengan menandatangani pamflet bertuliskan 'Nakula Sadewa (Nasa 29) yang didampingi oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir, dan kemudian pamflet tersebut diarsipkan oleh panitia pelaksana pameran gelar inovasi teknologi HPS 2016.

"Tadi urusan padi, sekarang kita bahas jagung, karena sebetulnya sama saja, kuncinya pada benih unggul. Produksi jagung biasanya lima sampai enam ton per hektar, punya potensi hingga 13 ton per hektar. Kenapa begitu? Karena satu jagung bisa dua tongkol. Lahan satu hektar tapi hasilnya dobel," kata Presiden Jokowi kepada pers di Boyolali.

Pada kesempatan tersebut, Mentan Amran Sulaiman menyatakan bahwa impor jagung tahun ini turun 60%. Diharapkan paling lambat tahun 2018, tidak ada lagi impor jagung. Sebelumnya, impor jagung terus naik 5 persen tiap tahunnya.

"Sekarang konsentrasinya di NTB dan NTT dan kita tidak kepingin seperti dulu semua dibagi-bagi rata semua provinsi, tapi sekarang fokus dimana.... begitu pula padi menanam dimana...," kata Jokowi.

Sebagaimana diberitakan, Mentan Amran Sulaiman pada pertengahan Agustus lalu menetapkan Kabupaten Sumbawa di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai lumbung jagung dengan target luas tanam 400.000 hektar pada 2017.

Jagung Prolific
Ihwal dari pengembangan jagung Nasa 29 implementasi dari instruksi Mentan Andi Amran Sulaiman kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) untuk mendukung pengembangan benih sebar varietas hibrida, jagung prolific tongkol dua dengan produktivitas 14 ton per hektar untuk mendukung langkah Pemerintah RI menghentikan impor jagung pada 2017.

Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Ali Jamil mengatakan Mentan melalui surat keputusan (SK) pada Desember 2015 menginstruksikan Balitbangtan mengembangkan benih sebar dari beberapa varietas unggul khususnya jagung prolific tongkol dua, dan Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir telah memberi ´tugas khusus´ kepada Balai Penelitian Tanaman Serelia di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan untuk melakukan koordinasi dengan para produsen benih maupun penangkar di seluruh Indonesia.

"Jagung dari konteks Litbang memang di bawah Balit Sereli Maros, sesuai arahan Mentan pada panen jagung di Sumbawa, NTB pada 19 Agustus lalu meminta Litbang tidak hanya menyiapkan benih super tapi juga benih sebarnya, walau selama ini bukan tugas Litbang untuk melakukan benih sebar, tapi surat Mentan pada Desember 2015 menugaskan Litbang melakukan benih sebar khususnya komoditas strategis pajale yaitu padi, jagung dan kedelai," kata Ali Jamil kepada B2B di Jakarta pada pertengahan September lalu.

Doktor lulusan UPLB Los Banos Filipina ini menambahkan bahwa jagung hibrida bertongkol dua, sebutan umum jagung prolific, merupakan hasil persilangan galur-galur elit yang sudah memasuki tahun kelima telah mendapatkan sejumlah galur harapan baru dengan sifat prolific yang mampu menghasilkan jagung bertongkol dua.

Menurut mantan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau ini, galur MZ-RF adalah galur unggul hasil seleksi yang diharapkan menjadi jagung hibrida bertongkol dua pertama yang dihasilkan oleh sarjana pertanian Indonesia. Selain produksinya tinggi, mencapai 14 ton per hektar, juga mempunyai sifat stay green atau daun dan batang masih hijau saat umur panen tercapai, sehingga sangat sesuai untuk integrasi dengan ternak.

Boyolali, Central Java (B2B) - Indonesian President Joko Widodo surprise on innovation of Agriculture Ministry who successfully develop seed of corn prolific cobs two with productivity of 13 tons per hectares and named Nakula and Sadewa abbreviated Nasa 29 at the peak activity of 2016 World Food Day here on Saturday (10.29.16).

Giving the name was confirmed by the President Widodo to sign a pamphlet titled 'Nakula Sadewa (Nasa 29)' which was accompanied by Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman and
Director General of Agricultural Research and Development, Muhammad Syakir.

"After the rice, now move on the corn, because of the same, the key to increasing production is superior seeds. The corn production are usually five to six tonnes per hectare, but this is up to 13 tons per hectare. Why? Because it produces two cobs. One hectare, with double production," President Widodo told the press here.

On the occasion, Minister Sulaiman stated that this year's corn imports fell by 60%. Expected in 2018, no more maize imports. Previously, maize imports continues to increase 5 percent each year.

"Now the concentration in West Nusa Tenggara and East Nusa Tenggara, and we do not want as previously distributed to all provinces, but now the focus where .... as well as rice, we set the plant where ...," President Widodo said.

As reported, Minister Sulaiman in mid-August set Sumbawa district in West Nusa Tenggara Province as the center for corn production, with the target of planting area 400,000 hectares in 2017.

Corn Prolific
The Indonesian Agency for Agricultural Research and Development of Agriculture Ministry (IAARD) instructed by the ministry to disseminate seed of corn prolific cobs two with productivity of 14 tons per hectares in order not to rely on imports of corn and capable of self-sufficiency in 2017.

Director of Indonesian Center for Food Crops Research and Development (ICFORD) Ali Jamil said that the Minister Andi Amran Sulaiman through a decree in December 2015 instructed the IAARD to disseminate seed some varieties, especially corn prolific cobs two, and Director General of IAARD Muhammad Syakir has given ´special duty´ to the Indonesian Cereals Research Institute (ICERI) in Maros of South Sulawesi Province coordination with the seed producers and breeders across the country.

"Development of corn for IAARD indeed under Maros´s ICERI orders by the agriculture minister in the corn harvest in Sumbawa, West Nusa Tenggara on August 19 asking IAARD not only prepare of super seed but also extension seed, although this time is not our job, but the ministerial decree in December 2015 which are the responsibility of IAARD related to rice, corn and soybeans," Mr Jamil said here on Monday (19/9).

Doctoral graduate of UPLB Los Banos in Philippines added that corn prolific cobs two derived from crosses of two main lines after the fifth year will get a number of new strains with prolific nature that can produce the corn prolific cobs two.

According to the former director of Riau Assessment Institute for Agricultural Technology (Riau AIAT) in Pekanbaru MZ-RF is a superior strain is expected to be two-hybrid maize cobs were first produced by agriculture graduate of Indonesia. High production reached 14 tons per hectares, also are stay green or the leaves and stems are still green until harvest time, making it suitable for integration in cattle breeding.