AA Gede Agung Wedhatama Pendiri Komunitas Petani Muda Keren
Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR
Reporter : Kemal Agus Praghotsa
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
![AA Gede Agung Wedhatama Pendiri Komunitas Petani Muda Keren](https://www.berita2bahasa.com/images/articles/202181615_agust_agung_bali_b.jpg)
Jakarta [B2B] - Upaya dan komitmen Kementerian Pertanian RI mendukung kinerja petani milenial menjadi eksportir muda menjelma pada sosok Anak Agung Gede Agung Wedhatama, menggerakkan 2.000 petani milenial Bali sebagai member komunitas Petani Muda Keren [PMK] di Bali yang didirikan AA Gede Agung Wedhatama pada 2019.
Menyadari besarnya potensi dan peluang pertanian RI khususnya di Provinsi Bali, AA Gede Agung Wedhatama, akrab disapa Gung Wedha, mengembangkan kluster-kluster produk seperti hortikultura dan cengkeh dari hulu ke hilir melalui kendali mutu ketat bagi member PMK ditopang pemanfaatan teknologi informasi [IT].
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa era industri 4.0 identik dengan IT dan digitalisasi yang lekat dengan generasi milenial, mengajak petani muda bergiat menerapkan teknologi smart farming dalam pengembangan budidaya pertanian.
"Pertanian berbasis teknologi memudahkan petani dalam budi daya yang lebih efisien sekaligus modern dalam upaya akselerasi produksi petani," kata Mentan Syahrul.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa petani adalah profesi menjanjikan dengan pendapatkan yang menggiurkan bagi milenial.
"Kementan akan terus mendorong minat generasi muda menekuni sektor pertanian. Kita ubah streotipe petani tidak akan kaya. AA Gede Agung Wedhatama membuktikan bahwa melalui pertanian, dia sukses dan berpenghasilan cukup besar,” kata Dedi Nursyamsi.
Dia berharap AA Gede Agung Wedhatama sebagai Duta Petani Milenial [DPM] jadi role model yang menginspirasi, memotivasi serta mitra bagi petani muda Bali dan daerah lainnya meningkatkan produktivitas dan kualitas hingga mampu menembus pasar ekspor.
AA Gede Agung Wedhatama, pendiri komunitas PMK, memimpin PT Bos [Bali Organik Subak] dan BosFresh Apps in Bali menyadari besarnya peluang pertanian di Bali, harus disertai keterlibatan generasi milenial. Pria 36 tahun ini pun menggagas PMK pada 2019, dan kini memiliki 2.000 member di seluruh Bali.
“Saya kumpulkan petani agar bangga bahwa bertani itu cool. Saya jembatani pertanian hulu ke hilir. Menanam hingga menjual hingga ekspor. Kami produksi sayuran, buah, daging dan ikan kualitas terbaik menerapkan metode natural sehingga menghasilkan produk yang sehat dan bertanggung jawab,” kata Gung Wedha.
DPM Bali ini mengaku menerapkan kendali mutu ketat terhadap produk BOS Fresh, salah satu syaratnya harus dibudidayakan alami [nature farming] dengan pupuk dan pestisida alami. BOS mengekspor produk pertanian sejak 2018 dan volume ekspornya terbesar di Bali.
"Sebelum pandemi, volume ekspor lima hingga 10 ton buah segar seperti manggis, buah naga, manga, alpukat, vanili, dried fruit, bubuk jahe, pasta vanilla. Nilai ekspor hampir Rp100 miliar. Ceko, Rusia, China dan Kamboja adalah negara tujuan ekspor kami,” kata Gung Wedha.
Dia tidak menampik dampak pandemi, khususnya akses penerbangan untuk ekspor buah segar, sehingga BOS hanya mengekspor produk olahan untuk menekan risiko, kapasitasnya 3-5 ton per minggu, omsetnya Rp500 juta.
Sebagai milenial, Gung Wedha mengembangkan aplikasi online BosFresh Apps in Bali bagi anggota PMK sebagai hulu dalam rantai nilai pertanian. Petani dapat mengisi keterangan tentang komoditas yang ditanam, jadwal tanam, umur tanaman, luas lahan, dan jumlah tanaman maka dengan algoritma yang dikembangkan Gung Wedha dan timnya, petani mendapat informasi kapan panen, perkiraan jumlah panen, waktu pemupukan, dan lainnya.
“Petani kita paksa memakai teknologi dan mekanisasi seperti traktor, irigasi tetes, dan aplikasi. Aplikasi BOSFresh mendukung penjualan langsung ke konsumen dengan fair trade. Petani tahu harga produknya, karena bisa cek langsung," katanya lagi.
Menurutnya, pemberlakuan standar baku mutu ketat produk-produk BOS Fresh agar produk petani berkualitas dan sehat. "Jangan hanya terlihat bagus, tetapi beracun karena pakai kimia. Itu kan ngeri sekali.”
Keberhasilan tersebut yang mendukung langkahnya berpartisipasi dalam Merdeka Eskpor yang dicanangkan Mentan Syahrul dan dan diluncurkan oleh oleh Presiden RI Joko Widodo secara virtual pada Sabtu [14/08]. Cha
Jakarta [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to Indonesian Agriculture Minister, Syahrul Yasin Limpo.