Petani dan Penyuluh `Pejuang Kehidupan` sertai Tim Medis Tangkal Covid-19
Indonesian Agriculture Anticipate Covid-19 by Weaker Health Systems
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Yogyakarta, DIY [B2B] - Ketersediaan pangan sangat menentukan keberhasilan Indonesia menangkal pandemi virus Corona, karena pangan adalah kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi setiap hari. Pangan pun berperan penting menjaga stabilitas nasional.
Peran pangan di tengah situasi sulit saat ini setara alat kesehatan [Alkes] dan alat pelindung diri [APD] bagi tenaga medis menangani pasien Covid-19, seperti pepatah Barat 'the man behind the gun' maka posisi penyuluh dan petani pertanian sama pentingnya dengan tenaga medis.
"Ketika hampir semua orang dianjurkan diam di rumah maka penyuluh dan petani serta tenaga medis tetap harus keluar rumah untuk bekerja sesuai tugas masing-masing. Mereka adalah pejuang kehidupan untuk menyelamatkan negeri ini dari pandemi Covid-19," kata Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi pada videoconference 'Mentan Sapa Petani dan Penyuluh' yang dipancarluaskan dari Agriculture Operation Room [AOR KostraTani] di Jakarta, Jumat pagi [17/4].
Menurutnya, ketika banyak orang berdiam di rumah dan melakukan segala aktifitas dari rumah, maka penyuluh dan petani tetap ke lapangan demi ketersediaan pangan, seperti halnya tenaga medis di seluruh Indonesia.
Dalam videoconference [Vcon] tersebut, Dedi Nursyamsi mengutip instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] tentang pengembangan Agriculture War Room - Komando Strategis Pembangunan Pertanian [AWR KostraTani] untuk mendukung sektor pertanian memasuki era digital 4.0 sehingga maju, mandiri dan modern.
“Pertanian harus menjadi kekuatan bangsa ini dengan menggunakan teknologi canggih, memanfaatkan sains dan teknologi mumpuni sehingga dapat menghadirkan kemampuan-kemampuan kita," katanya.
Selain petani dan penyuluh, videoconference diikuti sejumlah pejabat BPPSDMP dan pimpinan unit pelaksana teknis [UPT] di seluruh Indonesia di antaranya Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman yang mengikuti dari Yogyakarta didampingi Wakil Direktur I Dr Ananti Yekti; Kabag Umum Irwan Johan Sumarno serta sejumlah pejabat dan dosen Polbangtan YoMa.
Dr Rajiman mengaku antuasias mengikuti videoconference serta mendukung penuh kebijakan Mentan SYL terkait dampak pandemi Covid 19 terhadap perekonomian nasional, namun tidak demikian halnya dengan pertanian, yang justru makin kokoh berdiri lantaran dukungan kinerja petani dan penyuluh yang tetap bekerja di lapangan mengejar pencapaian produksi pangan.
"Penyebaran virus Corona harus diwaspadai, tapi tidak harus membuat panik. Caranya? Hindari kerumunan dan menjaga jarak dengan orang lain minimal 1,5 meter atau social distancing sebagai Protokol Kewaspadaan," katanya mengutip arahan Mentan SYL yang disampaikan Dedi Nursyamsi.
Menurut Mentan, sektor ekonomi lain boleh ditunda atau distop, sementara sektor pertanian harus tetap berjalan, kegiatan usahatani harus tetap jalan karena manusia tiap hari membutuhkan pangan. [IJS]
Yogyakarta [B2B] - Indonesia´s Agriculture Ministry is in intensive care after testing positive for the novel coronavirus, as civil servants in head office and across the country were ordered to close over the health threat. The World Health Organization has said it is particularly concerned about high-risk nations with weaker health systems, which who may lack the facilities to identify cases, according to senior official of Indonesian Agriculture Ministry.