Smart Farming & Perubahan Iklim
Kementan Dukung Polbangtan `Update` Materi Perkuliahan
KETERLIBATAN generasi muda merupakan energi baru bagi pembangunan pertanian nasional. Regenerasi petani pun perlahan tapi pasti mulai terjawab dengan lahirnya petani milenial yang tidak hanya bergerak pada sektor hilir, namun juga di sektor hulu.
Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] mendukung hal ini dengan memperkenalkan smart farming pada materi perkuliahan.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa generasi milenial memiliki ciri berpikir strategis, inspiratif, inovatif, energik, antusias dan fasih mengadopsi teknologi digital dalam aspek bisnis, sehingga diprediksi menjadi pembawa pembaharuan pada pembangunan pertanian.
“Pengembangan smart farming penting, karena pertanian saat ini dan ke depannya dihadapkan pada tantangan besar yakni perubahan iklim dan pandemi Covid-19,” kata Mentan Syahrul.
Dia mengharapkan smart farming dapat lebih masif menarik minat generasi milenial untuk terjun pertanian.
"Pasalnya, kemajuan pertanian turut didukung generasi milenial karena memiliki semangat berinovasi yang tinggi untuk melakukan cara-cara yang baru terhadap pertanian yang maju, mandiri dan modern.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengelaborasi teknologi smart farming dikembangkan sebagai salah satu respon adaptif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi saat ini.
"Konsep pembangunan pertanian harus diikuti peningkatan agenda intelektual seluruh stakeholder utamanya petani sebagai garda terdepan. Kita sudah lama diterpa pandemi Covid-19 dan perubahan iklim, namun dalam kondisi ini produktivitas dan produksi pertanian tidak boleh berkurang,” ujarnya.
Rancangan perkuliahan yang disusun oleh Polbangtan Medan berupaya mengimplementasikan instruksi Mentan Syahrul dan arahan Kabadan Dedi Nursyamsi serta selalu siap dalam menyelaraskan perkuliahan dengan situasi perubahan iklim dan pandemi covid 19.
Sebagai upaya menyamakan persepsi dan update dalam penyusunan RPS, SAP, pengajuan bahan praktik perkuliahan dan meningkatkan kompetensi Dosen dalam pembuatan bahan ajar digital dalam proses pembelajaran dan mampu berinovasi pada situasi iklim dan pandemic covid 19.
Agenda Rutin
Polbangtan Medan menggelar Workshop Perencanaan Perkuliahan Semester genap TA 2021/2022 di Medan selama tiga hari, 23 - 25 Februari 2022. Hadir 46 orang peserta yang terdiri atas pejabat, dosen, asisten dosen, dosen tidak tetap dan panitia.
Tujuannya, menyelenggarakan proses pembelajaran untuk mewujudkan manajemen pendidikan yang baik dan berkualitas. Selain itu, merencanakan perkuliahan secara baik dan terukur dapat menghasilkan RPS, SAP, pengajuan bahan praktek perkuliahan yang baik pula. Dengan merancang perkuliahan yang baik mahasiswa siap berkecimpung di dunia pertanian modern berbasis teknologi.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan workshop tersebut adalah agenda rutin yang selalu dilakukan saat akan memulai pembelajaran baik semester ganjil ataupun semester genap.
Tujuannya, katanya, mempersiapkan atribut baik persiapan dokumen-dokumen yang akan digunakan dosen sebelum memulai pembelajaran seperti SAP, RPS, kontrak kuliah, bahan ajar, modul dan bahan praktik.
“Kita harus terus melakukan upgrading. Jangan kaku, tapi harus mengacu pada capaian dalam matakuliah terhadap Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK). Kita harus menyesuaikan dengan kondisi, teknologi dan trend terbaru saat ini,” kata Yuliana.
Dia mengingatkan kepada seluruh dosen untuk mempersiapkan metode-metode pembelajaran terkait situasi pandemic saat ini. Kita harus mengantisipasi jika terjadi perubahan metode pembelajaran akibat pandemi, sehingga pembelajaran tetap berjalan lancar.
Yuliana menambahkan dalam mengampu matakuliah, kita adalah teaching team, diharapkannya ada kolaborasi tim pengampu baik dari internal ataupun ekternal matakuliah. Hal ini akan memperkaya wawasan mahasiswa.
“Saya pikir berbagai variasi bahan ajar akan menarik minat mahasiswa untuk termotivasi mengikuti perkuliahan” tambahnya.
Dosen Universitas Padjajaran, Dwi Purnomo, yang hadir sebagai narasumber kegiatan, menjelaskan terkait merancang perkuliahan berorientasi outcomes dan penggunaan aplikasi miro bagi dosen.
“Dosen harus mampu menentukan arah perjalanan pendidikan tinggi saat ini. The industrial shifting dimulai dari pre industrial, industrial dan post industrial. Adaptasi pada era post industrial adalah dengn mengikuti tren perubahan dan merencanakan kebutuhan masa depan.
Respon perubahan, katanya, dalam sistem pendidikan tinggi untuk menyesuaikan kebutuhan masa depan seperti perubahan tatanan dunia, perubahan era post-industri, perubahan tata organisasi, perubahan aktivitas dan perubahan tata kerja.
Dalam penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) perlu reasoning yang jelas atas penetapan learning outcomes matakuliah, kemampuan angka partisipasi kasar (APK) akhir yang diharapkan, metoda pembelajaran sesuai, penjelasan konkret mengenai penguasaan learning outcomes/capaian pembelajaran, perumusan learning outcomes per kelompok mata kuliah dan kemampuan APK yang didapat pada setiap penyusunananya,” tambahnya.
Selanjutnya ada lagi pembahasan terkait Metode penelitian penyuluhan pada pendidikan vokasi, metode penelitian teknis pada pendidikan vokasi, perumusan home base dosen program studi dan penyusunan bahan praktikum mata kuliah. [timhumaspolbangtanmedan]
Disclaimer : B2B adalah bilingual News, dan opini tanpa terjemahan inggris karena bukan tergolong berita melainkan pendapat mewakili individu dan/atau institusi. Setiap opini menjadi tanggung jawab Penulis