Timnas Bantai Yaman 4-1, Dipastikan Lolos

ROSADI JAMANI
LUAR BIASA, bocil Garuda. Mereka baru saja membantai Yaman dengan skor telak 4 - 1. Sebelumnya, mereka juga menghancurkan raksasa, Korea Selatan 1 - 0.
Pasukan Nova Arianto layak diberikan apresiasi tinggi. Di sisa-sisa kopi yang sudah dingin, mari kita ulas kemenangan indah Timnas U17.
Laga berlangsung di Stadion Prince Abdullah Al-Faisal. Di sini para prajurit Garuda yang dipimpin pendekar agung Nova Arianto turun ke medan laga dengan tekad membara.
Mereka tak peduli panas, tekanan, atau fakta statistik.
Begitu peluit ditiup, Garuda muda langsung menggebrak. Beberapa kali mereka menebas pertahanan Yaman. Sayangnya, beberapa jurus berakhir offside.
Garis pertahanan Yaman seperti punya ilmu sihir ilusi garis maya. Tapi tidak ada yang bisa menghentikan semangat Timnas.
Di menit ke-15, dengan satu tendangan sakti bernama "Tendangan Mengusir Ngantuk", Muhamad Zahaby Gholy membobol gawang Yaman.
Seketika, penonton Indonesia yang tadinya nonton sambil selonjoran, langsung terduduk seperti habis ditegur guru BP.
Ada yang spontan bikin kopi, ada juga yang menyumbang status WA dengan caption “Merinding Bos!!”
Pihak Yaman kaget. Mereka tidak menyangka negeri yang mereka kira hanya punya rendang dan sinetron itu ternyata menyimpan bakat sepak bola dari planet Namek.
Mereka membalas. Serangan demi serangan dihantamkan ke jantung pertahanan Indonesia. Namun, Dafa Al Gasemi, sang penjaga gawang yang memiliki refleks tampil luar biasa.
Di depannya, para pendekar benteng, Muhammad Al Gazani, Mathew Baker, dan Daniel Alfrido membentuk formasi benteng spiritual yang tidak bisa ditembus bahkan oleh tagihan listrik.
Menit ke-26, Fadly Alberto, menyundul bola dan gol lagi! 2 - 0! Beberapa penonton ada yang terpaksa menahan napas selama dua menit karena takut melewatkan momen sakral ini.
Ada yang sujud syukur di ruang tamu, ada pula yang mengeluarkan kue lapis dari kulkas.
Babak kedua dimulai. Yaman, tidak terima dijadikan sarapan oleh bocah-bocah dari kepulauan tropis.
Mereka langsung memasukkan dua pemain cadangan. Mereka kemudian dapat penalti di menit 52.
Zaid Al Garash mengeksekusi. Gol. Skor 2 - 1. Penonton Indonesia mulai panik. Showcase kue lapis dibuka. Minyak angin mulai dioles di pelipis. Ada yang nyalain kipas angin mulai gerah.
Namun Garuda muda tidak goyah. Mereka menyerang balik. Tidak langsung mengganti pemain, karena rupanya strategi Nova adalah “jurus diam tapi menusuk di menit akhir”.
Benar saja, menit 87, Timnas dapat penalti. Evandra Florasta, anak muda yang kalau berjalan tidak menginjak bayangan sendiri, maju sebagai algojo.
Gol. 3 - 1. Dua menit kemudian, dia kembali mencetak gol. 4 - 1. Penonton meledak dalam senyap. Kopi tumpah. Emosi tumpah. Bahkan tetangga yang nggak nonton pun mendadak ikut tepuk tangan.
Yaman kacau. Mereka seperti kebingungan antara harus menyerang atau menyerah saja lalu buka warung di pinggir lapangan.
Wasit pun akhirnya meniup peluit akhir, mengakhiri penderitaan Yaman dan membuka pintu gerbang harapan Indonesia menuju babak selanjutnya.
Dua kali menang, Garuda muda kini menjadi penguasa sementara grup C.
Satu musuh tersisa, Afganistan. Tapi tidak ada yang gentar. Karena kita sudah siap. Dengan kue lapis, dan jantung yang siap dibuat deg-degan lagi.
Tentunya, tidak boleh tinggal, kopi wak. Bravo Timnas muda. #camanewak
Disclaimer : B2B adalah bilingual News, dan opini tanpa terjemahan inggris karena bukan tergolong berita melainkan pendapat mewakili individu dan/atau institusi. Setiap opini menjadi tanggung jawab Penulis