Bersama Kesulitan Ada Kemudahan
KUD Tri Jaya Banyuwangi Tatap Masa Depan bersama LPDB-KUMKM
GUSMIATI WARIS
Wartawati
“BERSABARLAH kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu menang” (QS. Al Imraan : 200)
Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk senantiasa berusaha dalam kesabaran dan keyakinan.
Tidak banyak koperasi unit desa disingkat KUD di negeri ini yang pernah menikmati masa jaya, kemudian terpuruk, lalu bangkit kembali.
KUD Tri Jaya di Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur adalah satu dari sedikit KUD tersebut.
Ketua KUD Tri Jaya, Widjianto menuturkan komitmen dari anggota koperasi untuk bangkit mengembangkan usaha KUD yang didirikan di era Orde Baru, tepatnya 1973, menjadi penopang pembangunan pertanian rezim Soeharto melalui badan usaha unit desa (BUUD).
Lima tahun kemudian, 1978, BUUD Tri Jaya mengubah badan hukum menjadi KUD dengan bisnis utama di sektor pertanian.
"Kami mampu bangkit dari kevakuman usaha, karena keinginan dan tekad seluruh anggota koperasi," kata Widjianto, di kantornya, Minggu (27/1).
Anggota KUD yang sebagian besar adalah petani mengemban tugas mendukung penguatan produksi pangan nasional, yang ditetapkan oleh Departemen Pertanian RI pada era Soeharto.
"Kinerja usaha KUD Tri Jaya 100% merupakan program pemerintah," kenang Widjianto.
Era keemasan berganti kecemasan. Orde Baru tumbang oleh Reformasi 1998. Kegiatan usaha KUD Tri Jaya pun terimbas oleh pergantian rezim. Orde Reformasi mengubah kebijakan pembangunan pertanian, dengan menafikan eksistensi KUD.
"Saat itu, KUD Tri Jaya punya aset tanpa modal. Ada tanah, gudang, hingga mesin penggilingan padi," kata Widjianto.
Untuk mengatasi kevakuman tersebut, seluruh anggota KUD Tri Jaya berembug untuk kembali bangkit. Hasilnya, seluruh anggota sepakat untuk kembali menjalankan roda usaha KUD Tri Jaya.
"Hanya saja, yang paling memungkinkan saat itu adalah unit simpan pinjam," katanya.
"Jangan melihat masa lalu dengan penyesalan, jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran" (James Thurber, wartawan dan kartunis AS, 1894 - 1961)
Waktu terus bergulir, banyak anggota tak hanya meminjam tapi juga menyimpan dananya di KUD Tri Jaya. Bermodal simpanan anggota itu, pada KUD Tri Jaya memutuskan untuk melakoni sektor usaha ritel dengan membuka toko serba ada atau Toserba.
"Pada 2003, kami mendapat dukungan permodalan berupa dana bergulir dari LPDB KUMKM. Dana itu kita gunakan untuk pengembangan Toserba dengan menambah stok barang dan perluasan toko."
Jaringan Toserba Tri Jaya terus berkembang ketika pada 2004 kembali mendapat dana bergulir dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, disingkat LPDB-KUMKM, sebesar Rp3 miliar.
"Kami sekarang sudah memiliki empat toko swalayan. Omsetnya per bulan sekitar Rp2 miliar. Jumlah karyawan terus meningkat, kini 130 orang," kata Widjianto dengan sumringah.
Widjianto mengakui, ketika sektor bisnis ritel tengah mengalami penurunan, KUD Tri Jaya akan tetap bertekad mengembangkan toko serba adanya.
"Kami akan lebih meningkatkan jasa pelayanan Toserba untuk tetap menjaga usaha ritel agar tetap stabil, Salah satu caranya dengan layanan mengantar barang yang dipesan konsumen lewat telepon."
"Kami antar barang pesanan ke konsumen tanpa biaya tambahan ongkos kirim. Itu salah satu kiat kami bertahan", jelas Widjianto.
Toserba KUD Tri Jaya selain menjual segala bahan kebutuhan pokok, juga menyediakan tempat khusus bagi produk-produk UKM khas Banyuwangi.
"Kami menjual makanan dan minuman produksi UKM asal Banyuwangi sebagai oleh-oleh khas daerah. Hal ini akan terus kami pertahankan dan kembangkan".
Selain Toserba, KUD Tri Jaya tetap mengembangkan toko pertanian yang memang menjadi bisnis utamanya. Tanpa mengabaikan peranannya mendukung pembangunan pertanian antara lain menjual pupuk dan membeli gabah dari petani yang menjadi anggota KUD Tri Jaya.
Ke depan, KUD Tri Jaya yang beranggotakan 5.317 orang dan memiliki total aset Rp30,8 miliar serta volume usaha Rp27,8 miliar akan tetap mengembangkan usahanya.
Kendati usahanya merangkak naik, seluruh anggota KUD memilih tawadhu alias tidak ngoyo masuk ke sektor baru, dengan fokus memperkuat lini usaha saat ini.
Widjianto mewakili seluruh anggota KUD Tri Jaya untuk kembali mengajukan pembiayaan dana bergulir kepada LPDB-KUMKM sebesar Rp5 miliar.
"Permohonan sudah kami ajukan. Saat ini, kami menyiapkan segala persyaratan yang sesuai dengan SOP yang baru," tukas Widjianto.
Dia berharap, keberadaan LPDB KUMKM harus tetap menjadi solusi bagi permodalan UKM dan koperasi, khususnya memfasilitasi yang bankable.
"Koperasi dan UKM harus terus mendapat dukungan permodalan agar bisa tumbuh menjadi besar," kata Widjianto. (Advertorial)
Keterangan Foto: Kantor di Banyuwangi dan Ketua KUD Tri Jaya, Widjianto (batik ungu) Foto2: istimewa
Disclaimer : B2B adalah bilingual News, dan opini tanpa terjemahan inggris karena bukan tergolong berita melainkan pendapat mewakili individu dan/atau institusi. Setiap opini menjadi tanggung jawab Penulis