Helikopter Tempur Apache akan Perkuat Persenjataan TNI AD

Indonesian Army will Strengthened with 8 Units Apache Combat Helicopters

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Helikopter Tempur Apache akan Perkuat Persenjataan TNI AD
Foto: fineartamerica.com

Balikpapan (B2B) - Kekuatan persenjataan TNI AD akan diperkuat dengan delapan helikopter tempur AH-64 Apache yang akan didatangkan secara bertahap mulai tahun 2015. Kedelapan helikopter secara bertahap akan datang mulai 2015 hingga 2017.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman mengatakan helikopter canggih buatan Boeing ini akan dioperasikan oleh para pilot dari Korps Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad). TNI AD tengah menyiapkan sejumlah titik untuk menjadi pangkalan senjata berawak ini.

Menurut KSAD, salah satunya adalah di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Di kabupaten paling utara Provinsi Kaltim itu selain helikopter Apache, juga akan menjadi pangkalan heli tempur Agusta dan berbagai jenis pesawat lain.

"Indonesia membeli varian terbaru dari helikopter serbu tersebut, yaitu versi AH-64E. Sejak 2013, model ini oleh Amerika Serikat, negara pembuatnya, mulai dipakai untuk menggantikan AH-64D Longbow, yang di ASEAN dimiliki oleh Singapura.

Dia mengatakan, AH-64E memiliki mesin T700-GE-701D yang hemat bahan bakar dan lebih efisien sehingga dapat terbang lebih jauh, lebih lama, dan bisa membawa persenjataan lebih banyak. Rotornya terbuat dari bahan komposit yang lebih ringan namun lebih kuat yang membuat jenis heli ini terbang lebih cepat ketimbang seri D.

Jenderal Budiman mengatakan, harga delapan heli lengkap dengan persenjataan dan pelatihan pilot serta kru darat adalah US$600 juta.

Selain Indonesia, katanya, Taiwan, India, dan Qatar juga sudah memesan AH-64E bersamaan dengan Korea Selatan dan Jepang. India bahkan bisa memaksa Boeing melakukan alih teknologi dengan membuat sebagian komponen untuk India di India.

Dia mengatakan, senjata utama Apache AH-64 adalah rudal AGM-114 Hellfire. Rudal ini dijuluki tank-killer atau penghancur tank, julukan yang didapatnya dari berbagai medan perang. Apache membawa 16 rudal Hellfire dibagi ke dalam 4 peluncur di sayapnya dengan jangkauan tembak hingga 12 km.

Senjata lapis kedua dari Apache adalah roket Hydra 70 mm yang dibawa dalam sepasang peluncur roket isi 19 roket. Untuk pertahanan udara, helikopter ini dilengkapi rudal AIM-9 Sidewinder dan AIM-92 Stinger. Heli ini juga bisa mengangkut rudal anti radiasi AGM-122 untuk menghancurkan instalasi radar musuh.

"Jadi kita tunggu saja," kata KSAD Jenderal Budiman.

Balikpapan (B2B) - The Indonesian army will be strengthened with 8 units of AH-64 Apache AH-64 combat helicopter. The helicopters will be delivery by phases starting next year until 2017.

Army Chief of Staff, General Budiman stated the Boeing-made helicopters will be piloted by army fliers, adding the army will prepare a number of bases for the helicopters.

One of the bases would be located in Berau, the northern most district of East Kalimantan. Various other types of war planes including Agusta helicopters would be based in Berau.

Budiman said Indonesia will buy the latest variant of Apache helicopter, so far used only by the United States and Singapore.

The eight units complete with weapons will cost US$600 million including for the training of pilots and land crews.

Taiwan, India, Qatar, South Korea and Japan have also placed orders for AH-64E. New Delhi even forced Boeing , the manufacturer, to transfer the technology by producing part of the components in India.

The main weapon of Apache AH-64 is guided missile AGM-114 Hellfire, which is called tank-killer , a nickname it has won in various battle fields.

An Apache AH-64 helicopter carries 16 units of Hellfire guided missile placed in four launchers in its wings with a firing range of 12 kilometers.

In air defense the helicopter is equipped with AIM-9 Sidewinder and AIM-92 Stinger. The helicopter could also carry anti radiation AGM-122 to destroy enemys radar installations.

Jakarta is seeking to modernize the countrys military equipment to strengthen its defense over its far-flung archipelago.