SBY dan Megawati Saling Tersenyum dengan Canggung
SBY and Megawati Smile at Each Other Awkwardly
Reporter : Hanafi Iskandar
Editor : Hari Utomo
Translator : Intan Permata Sari
LEBIH dari dua tahun setelah pertemuan terakhir mereka pada 2010, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) memberi isyarat 'perdamaian' terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan hadir di Istana Negara untuk menerima gelar Pahlawan Nasional diberikan kepada ayahnya, Soekarno.
Sementara Presiden SBY memberikan sambutannya, dengan memuji apa yang telah dilakukan Soekarno bagi negara, Megawati hanya sesekali melihat ke arah Presiden, yang berdiri tepat di depannya.
Megawati juga tidak bertepuk tangan ketika SBY menutup pidatonya, sementara semua yang hadir termasuk Wakil Presiden Boediono menyambut dengan antusias.
Ketika Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono berjalan untuk mengucapkan selamat kepada keluarga Soekarno dan Mohammad Hatta, SBY dan Ibu Ani memeluk dan mencium pipi kakak sulung Megawati, Guntur Soekarnoputra dan putri pertama Hatta, Meutia, tapi kemudian ragu-ragu ketika mendekati Megawati.
Yudhoyono dan Megawati akhirnya hanya berjabatan tangan dan saling tersenyum simpul dengan rasa canggung.
Ini adalah pertama kalinya kedua tokoh nasional, yang dua kali bersaing menjadi presiden, terlihat bersama di depan umum sejak 2010 ketika Megawati menghadiri makan malam kenegaraan untuk menghormati Presiden AS Barrack Obama.
Persaingan sengit Yudhoyono dengan Megawati dimulai ketika memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada 2004 melalui Partai Demokrat yang baru didirikan sebagai kendaraan politik. Sebelumnya, Yudhoyono adalah salah satu menteri yang membidangi kordinator politik, hukum dan keamanan.
MORE than two years after their last meeting in 2010, chair of the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) Megawati Soekarnoputri made a conciliatory gesture toward President Susilo Bambang Yudhoyono by turning up at the State Palace to receive the National Hero title bestowed on her father, Sukarno.
While Presiden SBY gave his speech, praising what Sukarno had done for the country, Megawati only occasionally set her sights on the President, who stood directly in front of her.
She also declined to applaud when Yudhoyono wrapped up his speech, while everyone in the room including Vice President Boediono were more than enthusiastic.
When Yudhoyono and First Lady Ani Yudhoyono moved around the room to congratulate the families of Sukarno and Mohammad Hatta, Yudhoyono and First Lady Ani hugged and kissed the cheek of Megawati’s older brother, Guntur Soekarnoputra, and Hatta’s first daughter, Meutia, but then hesitated when approaching Megawati.
Yudhoyono and Megawati ended up only shaking each other’s hand and giving each other awkward, simpering smiles.
It was the first time the two national figures, who twice competed in for the presidency, had been seen together in public since 2010 when Megawati attended a state dinner to honor US President Barack Obama.
Yudhoyono’s bitter rivalry with Megawati started when the former decided to run for the presidency in 2004 using the newly founded Democratic Party as his political support. Previously, Yudhoyono was one of Megawati’s most trusted aides and was even coordinating political, legal and security affairs minister in her cabinet.