Banjir Rendam 5 Kecamatan di Jakarta Timur Akibat Luapan 3 Sungai
5 Sub-districs in East Jakarta Flooded as 3 Rivers Overflowed
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
 b.jpg)
Jakarta (B2B) - Akibat meluapnya tiga sungai yaitu Sungai Ciliwung, Sungai Sunter dan Sungai Cipinang, sebanyak 5 kecamatan di Jakarta Timur terendam banjir. Masing-masing yaitu Kecamatan Jatinegara, Kramat Jati, Pasar Rebo, Makasar dan Cakung. Banjir juga melumpuhkan sejumlah akses jalan, karena badan jalan telah berubah menjadi genangan.
Selain merendam ribuan rumah di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, banjir juga melumpuhkan Jl Jatinegara Barat. Sebanyak 3.787 warga telah mengungsi ke sejumlah tempat yaitu, Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Gereja Okoinonia, Masjid At Tawabin, RS Hermina, Sekolah Santa Maria, kantor kelurahan dan sebagainya.
Jl Jatinegara Barat, sudah digenangi air sejak tadi malam sekitar pukul 24.00 dan hingga siang ini ketinggian air mencapai 60 sentimeter. Saat ini, lalulintas telah dialihkan melalui Jl Jatinegara Timur, untuk menuju Jl Matraman. Demikian halnya Jl Otista Raya, lumpuh akibat diterjang banjir dengan ketinggian 50 sentimeter. Kondisi serupa juga terjadi di Jl Pusdiklat Depnaker Makasar, seperti dilansir Berita Jakarta.
Berdasarkan data di Kelurahan Kampung Melayu, warga mengungsi di beberapa titik. Yakni di tenda yang dibangun di Jl Jatinegara Barat sebanyak 863 jiwa, kantor Sudinkes Jakarta Timur 963 jiwa, GOR Jakarta Timur 566 jiwa. Kemudian di Kelurahan Kampung Melayu 224 jiwa, SDN 01 Kampung Melayu 129 jiwa, Masjid At-Tawabin 101 jiwa, RS Hermina 183 jiwa, Gereja Okoinonia 305 jiwa, SMPN 26 sebanyak 157 jiwa dan di Pos RW 03 ada 86 jiwa. Kemudian di Mushalla Khairul Anam 75 jiwa dan di gedung SDN Balimester 02 sebanyak 135 jiwa.
Lurah Kampung Melayu, Bambang Pangestu mengatakan, saat ini ketinggian air dari Ciliwung berkisar 40-450 sentimeter. "Warga sudah kita ungsikan sejak kemarin sore hingga tadi malam. Karena semalam masih ada warga yang memilih bertahan di rumah, akhirnya kita evakuasi paksa demi keselamatan warga," ujar Bambang, Sabtu (18/1).
Di Kecamatan Pasar Rebo, banjir terjadi di lima kelurahan. Yakni Kelurahan Pekayon, banjir setinggi 50-100 sentimeter, luapan dari Kali Cipinang. Yakni di RT 02, 04, 05 dan 10 RW 07. Akibatnya 55 kepala keluarga (KK) atau 95 jiwa terkena dampaknya. Kemudian di RT 13/09 sebanyak 15 KK atau 35 jiwa. Hal ini akibat luapan dari Situ Pedongkelan dengan ketinggian 60 sentimeter.
Di Kelurahan Kalisari, banjir terdapat di RT 05, 06 RW 11. Sedikitnya ada 50 KK atau 218 jiwa yang terkena dampaknya. Kemudian di RT 06/03 sebanyak 30 KK atau 72 jiwa. Ketinggian genangan berkisar 40-70 sentimeter.
Sementara, puluhan warga RW 03 Cipinang Melayu, Makasar, yang menjadi korban banjir, terpaksa mengungsi di pos RW dan Masjid Al Muqorobin. Namun, sejak terjadi banjir pekan lalu, warga hanya sekali mendapatkan bantuan makanan berupa nasi bungkus. Itupun jumlahnya tak sesuai dengan jumlah pengungsi.
Di Kecamatan Cakung, banjir terjadi di enam kelurahan. Masing-masing di Kelurahan Pulogebang terdapat di lima RW. Akibatnya 210 KK harus mengungsi. Ketinggian air berkisar 40-100 sentimeter. Para korban banjir sudah mendapatkan bantuan berupa beras, mie instan, minyak goreng, sarden, kecap dan selimut. Seluruh bantuan dari Dinas Sosial DKI dan PMI.
Selanjutnya di Kelurahan Cijantung, banjir terdapat di RT 06/10. Di Kelurahan Baru terdapat di RW 06, sebanyak 10 KK atau 31 jiwa dengan ketinggian air sekitar 40 sentimeter. Selain itu di Kelurahan Gedong terdapat di RT 04/02, RT 01/11 dan RT 01/03 yang seluruhnya sebanyak 25 KK atau 65 jiwa. Ketinggian air mencapai 150 sentimeter.
"Namun sejauh ini tidak ada warga mengungsi. Karena air ini terus melintas ke dataran lebih rendah di wilayah lain. Korban banjir juga mendapatkan bantuan makanan dari Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur. Bahkan, Gubernur DKI juga memberikan bantuan beras dan peralatan sekolah bagi korban banjir," ucap Wahyu Supriyatna, Camat Pasar Rebo.
Di Kecamatan Cakung, banjir terjadi di enam kelurahan. Masing-masing di Kelurahan Pulogebang terdapat di lima RW. Akibatnya 210 KK harus mengungsi. Ketinggian air berkisar 40-100 sentimeter. Para korban banjir sudah mendapatkan bantuan berupa beras, mie instan, minyak goreng, sarden, kecap dan selimut. Seluruh bantuan dari Dinas Sosial DKI dan PMI.
Untuk Kelurahan Cakung Barat, banjir merendam empat RW dengan ketinggian air 40-100 sentimeter dari Kali Cakung. Namun, tidak ada warga yang mengungsi. Banjir terdapat di RW 01, 03, 07 dan 08. Kemudian di Kelurahan Rawa Terate, banjir terdapat di tiga RW. Yakni RW 04, 05 dan 06. Ketinggian air 40-200 sentimeter. Akibatnya 530 jiwa harus mengungsi. Yakni di Masjid Istiqomah dan mess karyawan PT Kramayudha sebanyak 320 orang, kantor Kelurahan Cakung Barat 60 orang dan di tenda Jl Cakung Barat sebanyak 150 orang.
Selain itu banjir juga terjadi di Kelurahan Cakung Timur, yakni di RW 10 dan 12. Ketinggian air 60 sentimeter. Di Kelurahan Jatinegara, banjir terjadi di RW 10 dengan ketinggian air sekitar 30-50 sentimeter, yang menggenangi 35 rumah. Namun tak ada warga mengungsi.
"Selanjutnya di Kelurahan Penggilingan terjadi di RW 05, 08 dan 15. Ketinggian genangan 20-100 sentimeter. Sekitar 200 jiwa terpaksa mengungsi di mess Suzuki dan taman RT 13/05 dan pos RW 15," ujar Ali Murtadho, Camat Cakung.
Di Kecamatan Makasar, banjir hampir terjadi di lima kelurahan yakni, Kelurahan Makasar, Kebon Pala, Halim Perdana Kusuma, Pinang Ranti dan Cipinang Melayu. Jumlah warga yang terkena dampak pun mencapai ribuan. Tercatat di Kelurahan Cipinang Melayu ada 540 jiwa, Makasar 320 jiwa. Kemudian di Kelurahan Pinangranti 72 jiwa, Halim Perdana Kusuma 81 jiwa dan Kebon Pala 1.000 jiwa.
"Namun, tidak ada warga mengungsi. Banjir ini akibat luapan dari Kali Cipinang dan Kali Sunter," kata Ary Sonjaya, Camat Makasar.
Pihaknya juga mendapatkan bantuan dari Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Bantuan tersebut untuk korban banjir di Kelurahan Makasar berupa 25 karung beras yang totalnya sebanyak 1 ton. Kemudian 3 dus buku tulis atau 24 lusin dan sejumlah peralatan tulis lainnya.
"Banyak warga kelaparan, karena bantuan hanya dari PMI sebanyak 200 nasi bungkus. Padahal, warga kami yang mengungsi mencapai 900 jiwa," jelas Muchtar Usman, Ketua RW 03 Cipinang Melayu.
Untuk mengatasi kekurangan bantuan, pihak RW mendirikan posko banjir di Jl Raya Inspeksi Kalimalang. Pihaknya berharap ada uluran tangan dari pengendara untuk memberikan bantuan semampunya dan seikhlasnya.
Jakarta (B2B) - Three rivers in the capital city are overflowing, namely Ciliwung, Sunter, and Cipinang. As a result, five sub-districts in East Jakarta are flooded, namely Jatinegara, Kramat Jati, Pasar Rebo, Makasar, and Cakung. Not only that, flood also paralyzes several road accesses which have turned into inundations, including Jl. Jatinegara Barat.
Especially in Kampung Pulo, Kampung Melayu Urban Village, Jatinegara Sub-District, flood inundates thousands of houses and forces 3,787 residents take refuge in East Jakarta Health Sub-Department, urban village office, Okoinonia Church, At-Tawabin Mosque, Hermina Hospital, Santa Maria School, etc. It also makes Jl. Jatinegara Barat paralyzed.
Flood started inundating Jl. Jatinegara Barat last night around midnight. Until this afternoon, water level there is reaching 60 centimeters. Because of that, the traffic is diverted to Jl. Jatinegara Timur to reach Jl. Matraman. While Jl. Otista Raya, it is also paralyzed because the inundation there is 50 centimeters high. Similar condition is also happened on Jl. Pusdiklat Depnaker Makasar.
Based on the data in Kampung Melayu Urban Village, refugees are taking shelter in several locations, namely in the tents built on Jl. Jatinegara Barat 863 people, in East Jakarta Health Sub-Department office 963 people, East Jakarta Sports Hall (GOR) 566 people, Kampung Melayu Urban Village office 224 people, State Elementary School (SDN) 01 Kampung Melayu 129 people, At-Tawabin Mosque 101 people, Hermina Hospital 183 people, Okoinonia Church 305 people, State Junior High School (SMPN) 26 157 people, RW 03 post 86 people, Khairul Anam Mushalla (small mosque) 75 people, and in SDN Balimester 02 135 people.
“The water level from Ciliwung River is 40-50 centimeters. We have evacuated the residents since yesterday afternoon until last night. Because some residents persisted to stay in their houses last night, today we finally evacuate them for their own safety,” said Head of Kampung Melayu Urban Village, Bambang Pangestu, Saturday (1/18).
Flood also hits five urban villages in Pasar Rebo Sub-District, namely Pekayon, Kalisari, Baru, Gedong, and Cijantung. In Pekayon Urban Village, flood is as high as 50-100 centimeters, happened because of Cipinang River overflowing. 55 families consist of 95 people in RT 02, 04, 05, and 10, RW 07 become flood victims. While in RT 13/09, 15 families consist of 35 people become flood victims because Pedongkelan Lake is overflowing for as high as 60 centimeters.
In Kalisari Urban Village, flood inundates RT 05 and 06, RW 11. Here, at least 50 families of 218 people become flood victims. Then in RT 06/03, the flood there is as high as 40-70 centimeters, inundating 30 families or 72 people.
In Baru Urban Village, water level is 40 centimeters high which inundates 10 families or 31 people in RW 06. In Gedong Urban Village, flood as high as 150 centimeters inundates RT 04/02, RT 01/11, and RT 01/03 which occupied by 25 families or 65 people. And in Cijantung Urban Village, flood inundates RT 06/10.
“So far, there are no residents evacuating because the flood here keeps flowing to lower plains in other areas. Flood victims also get food supplies from East Jakarta Administrative City Government. In fact, Jakarta Governor also gives aid in form of rice and school utilities for flood victims,” told Head of Pasar Rebo Sub-District, Wahyu Supriyatna.
In Cakung Sub-District, flood inundates six urban villages, namely Pulogebang, Rawa Terate, Cakung Barat, Cakung Timur, Jatinegara, Penggilingan. There are five RWs in Pulogebang Urban Village flooded as high 40-100 centimeters. All 210 families who become flood victims have received aid in form of rice, instant noodles, cooking oil, sardine, soy sauce, and blankets from Jakarta Social Department and Indonesia Red Cross (PMI).
While in Rawa Terate Urban Village, three RWs are flooded, namely RW 04, 05, and 06 with water level 40-200 centimeters. As a result, 530 people had to take shelter in Istiqomah Mosque and PT Kramayudha employee dormitory (320 people), Cakung Barat Urban Village office 60 (people), and in tents built on Jl. Cakung Barat (150 people).
In Cakung Barat Urban Village, flood inundates four RWs, namely RW 01, 03, 07, and 08 for as high as 40-100 centimeters from Cakung River. No residents taking refuge here.
In Cakung Timur Urban Village, flood as high as 60 centimeters inundates RW 10 and 12. While in Jatinegara Urban Village, 35 houses in RW 10 are inundated for as high as 30-50 centimeters. There are no residents taking refuge as well.
“And in Penggilingan Urban Village, the water level there is as high as 20-100 centimeters, inundating RW 05, 08, and 15. About 200 people had to take refuge in Suzuki dormitory, park in RT 13/05, and RW 15 post,” informed Head of Cakung Sub-District, Ali Murtadho.
In Makasar Sub-District, flood inundates five urban villages, namely Makasar, Kebon Pala, Halim Perdana Kusuma, Pinang Ranti, and Cipinang Melayu. As a result, thousands of people become flood victims. In details, 320 people in Makasar, 1,000 people in Kebon Pala, 81 people in Halim Perdana Kusuma, 72 people in Pinang Ranti, and 540 people in Cipinang Melayu.
“However, no residents are evacuating. This flood happens because of overflowing from Cipinang River and Sunter River,” stated Head of Makasar Sub-District, Ary Sonjaya.
According to Sonjaya, his party gets aid from Jakarta Governor Joko Widodo to be distributed to flood victims. The aid consists of 25 rice sacks, which in total of 1 ton, 24 dozens of writing books, and other school utilities.
“Many residents are starving, because the aid from PMI is only 200 packed meals. On the other hand, the population here is reaching 900 people who are taking refuge in shelters,” he disclosed.
To overcome shortage in aid, Usman said that a flood post is built on Jl. Raya Inspeksi Kalimalang. There, his party hopes that road users or anyone would be willing to give whatever aid or assistance they could give.