Defisit Anggaran Diperkirakan di Bawah 2,38% dari APBNP 2013

Budget Defisit Estimates Blow 2.38% of State Budget

Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Defisit Anggaran Diperkirakan di Bawah 2,38% dari APBNP 2013
Ilustrasi: chanakyavatar.wordpress.com

Jakarta (B2B) -  Realisasi defisit anggaran pada akhir tahun bisa berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN-Perubahan 2013.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan defisit bisa dipertahankan tidak lebih dari  2,38% atau bahkan di bawah itu.

"Perkiraan tersebut, berasal dari penerimaan sektor pajak yang tidak akan mencapai target dan penyerapan pagu belanja yang diprediksi pada akhir 2013 hanya berada pada kisaran 90 persen," kata Bambang di Jakarta, Jumat (6/9).

Menurutnya, pendapatan pajak untuk tahun ini diprediksi tidak mencapai target karena harga komoditas mineral saat ini sedang mengalami penurunan, akibat menurunnya permintaan dari negara maju.

"Pajak terbesar itu datang dari pajak badan. Pajak badan terbesar itu datangnya dari perusahaan yang fokus ke eskpor bahan mentah. Saat ini, bahan mentah turun harga turun, pasti perusahaan keuntungannya juga turun," ungkap Bambang.

Selain itu, penyerapan belanja negara, seperti belanja barang dan barang modal diperkirakan tidak akan mencapai 90%, karena realisasi hingga akhir Agustus 2013 baru mencapai kisaran 30%.

"Memang tidak bisa terserap 100 persen, itu saja, baik di belanja modal maupun barang. Detailnya belum tahu, tapi pokoknya belanjanya 90 persen," tukas Bambang.

Namun menurutnya, realisasi belanja subsidi energi sedikit mengalami kenaikan, dari pagu belanja yang ditetapkan dalam APBN-Perubahan 2013 sebesar Rp299,8 triliun.

Kementerian Keuangan mencatat defisit anggaran per 30 Agustus 2013 mencapai Rp100,8 triliun atau 45 persen dari target Rp224,2 triliun (2,38% terhadap PDB).

Realisasi tersebut berasal dari belanja negara yang telah mencapai Rp945,8 triliun atau 54,8% dari pagu APBN-Perubahan sebesar Rp1.726,2 triliun serta pendapatan negara dan hibah mencapai Rp844,9 triliun atau 56,3% dari target sebesar Rp1.502 triliun.

Jakarta (B2B) - The Finance Ministry has predicted that the country`s budget deficit this year may stay below the target of 2.38 percent of the gross domestic product (GDP).

"We can maintain the deficit at no more than 2.38 percent or even lower than that," the head of the Finance Ministry`s Fiscal Policy Board, Bambang Brodjonegoro, said here on Friday.

He added, the forecast is based on low tax receipts and budget absorption expected to reach 90 percent of the target, he said.

According to him, tax receipts are projected to fall short of target after the prices of mineral commodities dropped due to low demand in developed nations, he said.

"The tax receipts mostly come from corporate taxes. Much of the corporate taxes come from companies focusing on exporting raw materials. Now that the prices of raw materials are declining the profit of the companies will drop accordingly," he said.

He said state spending on goods and capital goods will not reach 90 percent of the budget ceiling as the figure was only recorded at 30 percent at the end of August.

However, state spending on energy subsidies rose slightly from the budget ceiling of Rp299.8 trillion in the revised 2013 state budget.

According to the Finance Ministry, the budget deficit reached Rp100.8 trillion or 45 percent of the target of Rp224.2 trillion or 2,38 percent of the GDP as of August 30, 2013.

Meanwhile, state spending reached Rp945.8 trillion or 54.8 percent of the budget ceiling of Rp1,726.2 trillion, and state income and grants reached Rp844.9 trillion or 56.3 percent of the target of Rp1,502 trillion.