Koperasi Didorong Kelola Destinasi Wisata Imbangi Ekspansi Pemodal Besar

Indonesian Govt Encourages Cooperatives Developing Potential of the Tourism Business

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Koperasi Didorong Kelola Destinasi Wisata Imbangi Ekspansi Pemodal Besar
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementrian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta (kiri) dan Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Junaedi (ke-2 kiri) (Foto: B2B/Gusmiati Waris)

Jakarta (B2B) - Pengembangan bisnis pariwisata nasional saat ini masih didominasi pemodal besar baik investor asing maupun perusahaan nasional, dan belum mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya, dan Kementerian Koperasi dan UKM mendorong keterlibatan koperasi untuk mengembangkan dan mengelola peluang usaha pada destinasi wisata di seluruh Indonesia.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementrian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta mengatakan koperasi harus terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan destinasi wisata untuk memanfaatkan proyeksi pendapatan devisa Rp172 triliun dari target 12 juta wisatawan mancanegara sesuai target kunjungan selama 2016 yang ditetapkan Pemerintah RI.

"Sementara dari target kunjungan 272 juta wisatawan nusantara pada tahun ini diproyeksikan pendapatan hingga Rp223 triliun," kata I Wayan Dipta pada diskusi di Jakarta pada Rabu (6/4).

Dalam diskusi yang mengusung tema 'Peluang Koperasi Kelola Bisnis Gurih Pariwisata', Wayan menguraikan bahwa koperasi dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan pariwisata berbasis komunitas sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi maupun warga di sekitar destinasi pariwisata.

"Koperasi potensial dalam pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata. Kemenkop UKM menjadikan pemberdayaan masyarakat berbasis koperasi sebagai program unggulan. Kami memberikan fasilitas dan bantuan yang bersifat stimulan sebagai modal koperasi,” katanya lagi.

Hingga saat ini ada delapan desa wisata di enam provinsi yang dibina oleh Kemenkop dan UKM yakni di Kabupaten Samosir (Sumatera Utara), Desa Sesaot dan Desa Banyumulek (NTB), Taman Laut 17 Pulau di Kabupaten Ngada dan Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, (Nusa Tenggara Timur), Kampung Mempura (Riau), Danau Lut Tawar (Aceh Tengah), serta Candi Borobudur (Magelang, Jawa Tengah).

"Koperasi-koperasi di masing-masing daerah wisata itu bergerak menjalankan berbagai usaha antara lain homestay, homestay, kapal wisata, dan penataan UKM sekitar obyek wisata,” kata Wayan.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Junaedi mengakui bahwa koperasi memiliki peluang besar untuk bisa menikmati gurihnya bisnis pariwisata, khususnya dalam mengelola sebuah destinasi wisata, sehingga masyarakat bukan hanya menjadi penonton.

"Untuk mewujudkan hal itu, semua pihak termasuk kementrian, harus berkoordinasi dan bersinergi. Jadi, bila ingin melibatkan masyarakat di sekitar destinasi wisata untuk berkoperasi, sebaiknya Kemenkop UKM bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata,” kata Didin.

Jakarta (B2B) - Business development of tourism in Indonesia is still dominated by large investors, foreign investors and national companies, and have not an impact on people's welfare, Indonesian Cooperatives and SMEs Ministry encourages the involvement of cooperatives to develop and manage business opportunities in tourist destinations across Indonesia, according to the Indonesian senior official.

Deputy Head of Production and Marketing of the ministry, I Wayan Dipta I Wayan Dipta said the cooperative must be involved in developing and managing tourist destinations after the government set a target 172 trillion rupiah of foreign exchange of 12 million foreign tourists who visited Indonesia in 2016.

"While the target of 272 million domestic tourists this year is projected revenue 223 trillion rupiah," Mr. Dipta said on a discussion here Wednesday (4/6).

In discussion entitled 'Opportunities of Cooperative Manage Business Tourism', he said the cooperative could increase people's participation in empowerment of community-based of tourism, to improve the welfare of cooperative members and citizens around tourism destinations.

"The cooperatives has the potential to empower the people of the tourism business. The Ministry made based community empowerment of cooperatives as a flagship program. We provide facilities and assistance that are stimulants to the capital of cooperatives," Mr Dipta said.

Until now there are eight tourist villages in six provinces are are supported by the ministry that is in Samosir of North Sumatra), Sesaot village and Banyumulek village (West Nusa Tenggara), the Marine Park of 17 Island in Ngada and Komodo Island in West Manggarai district (East Nusa Tenggara), Kampung Mempura (Riau), Laut Tawar Lake (Central Aceh), and the Borobudur Temple in Magelang (Central Java).

"The cooperative in the tourist villages that develop businesses such as homestays, boat tours, and development of SMEs around the tourist destinations," Mr Dipta said.

Chairman of the Tourism Industry Association of Indonesia (GIPI) Didin Junaedi recognizes that cooperatives have a of tourism business opportunities, particularly in managing the tourist destinations.

"We recommend that all parties including the ministries, should coordinate and work together. To engage the community around the tourist destinations establish cooperative, Indonesian Cooperatives and SMEs Ministry should establish cooperation with the Tourism Ministry," he said.