Tragedi Bintaro II, Kecelakaan KA Terburuk setelah 1987 yang Tewaskan 156 Orang
Accident in Bintaro, Worst rail Accident Since 1987 when 156 People were Killed
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi

TRAGEDI Bintaro II ternyata menjadi perhatian media asing seperti dilansir Mail Online, yang mengawali laporannya dengan menyatakan sebuah bola api melalap sebuah kereta api komuter setelah bertabrakan dengan truk pengangkut bahan bakar minyak (BBM) Bintaro, Jakarta Selatan - yang menyebut menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai 80 penumpang, sementara hingga berita ini diturunkan telah menelan tujuh korban jiwa dan 76 orang terluka.
Petugas penyelamat berjuang keras mengeluarkan para korban dari kereta api yang terbakar di tengah puing-puing yang berserakan pada lokasi kecelakaan yang terjadi di selatan Jakarta.
Polisi sedang menyelidiki dugaan truk tangki sengaja menerobos pintu kereta api, yang diperkirakan tengah mengangkut 600 penumpang, ketika truk naas mencoba untuk menerobos pintu perlintasan kereta api.
Kereta naas tersebut melaju dengan kecepatan hampir 70 km per jam sebelum terjadi tabrakan, menurut pejabat yang berwenang.
"Gerbong pertama dan terakhir di kereta tersebut adalah untuk penumpang wanita saja, jadi yang bertabrakan dengan truk adalah gerbong kereta wanita," kata Sukendar Mulya, juru bicara PT Kereta Api Indonesia (KAI) kepada AFP seperti dilansir Mail Online.
Truk itu sengaja mempercepat laju kendaraannya menerobos pintu kereta yang berfungsi menghentikan laju kendaraan bermotor dan orang ketika kereta api melintas," kata Mulya.
Kegiatan investigasi dilakukan setelah kecelakaan yang terjadi sesaat sebelum waktu makan siang di sebuah persimpangan di pinggiran Bintaro, sebelah barat daya dari Jakarta, kata polisi. Truk itu hancur dalam kobaran api.
´Salah satu pintu persimpangan kereta api tidak berfungsi. Petugas kereta api telah mencoba untuk menghentikan truk," kata Kompol Dedi Arnadi, Kepala Polsek Metro Pesanggrahan kepada wartawan.
Kereta api dan truk BBM dalam posisi berhimpitan dan terbakar akibat kecelakaan di pintu kereta yang menimbulkan gumpalan asap tebal ke udara sehingga para penumpang panik dan melompat keluar dari kereta untuk menyelamatkan diri.
PT KAI memperkirakan kereta api naas tersebut mengangkut 600 penumpang ketika menabrak truk di pinggiran tenggara Jakarta.
Ira, wanita berusia 40 tahun, penumpang yang berada di kereta naas tersebut.
"Saya merasakan tabrakan keras dan panik, jadi saya terpaksa loncat keluar melalui jendela dan langsung menyelamatkan diri," kata Ira sambil menangis.
Wakil Kapolda Metro Jaya, Brigjen Sujarno menegaskan bahwa lima orang tewas dan penumpang selamat langsung dievakuasi.
"Ada juga korban anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena mengalami luka serius," katanya.
Tragedi ini adalah salah satu kecelakaan kereta api terburuk di Indonesia sejak tahun 1987 yang menewaskan 156 orang ketika dua kereta bertabrakan, dekat dengan lokasi kecelakaan yang terjadi Senin siang (9/12).
Daftar korban terluka dipasang di dekat lokasi kecelakaan yang memaparkan lebih dari 80 orang dirawat di rumah sakit.
Sembilan orang dirawat karena luka serius, kata juru bicara Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto yang menyatakan jumlah korban tewas mungkin meningkat.
Rikwanto mengatakan kereta membunyikan pluit beberapa kali sebelum menabrak truk, yang tidak mampu keluar dari perlintasan kereta api karena terjebak kemacetan di belakang antrian sepeda motor.
´Kereta menabrak truk dari sisi kiri belakang dan menyeretnya sekitar 65 meter sebelum keduanya terbalik," kata Rikwanto, yang menambahkan bahwa polisi tengah menanyai tujuh saksi.
Isnadi, pejabat di PT KAI menyatakan perangkat elektronik di pintu perlintasan bekerja normal.
´Peringatan alarm berbunyi setidaknya lima menit sebelum kereta tiba. Kereta melaju dengan kecepatan hampir 70 km per jam per jam ketika menghantam truk," kata Isnadi.
Media lokal melaporkan bahwa masinis dan teknisi di lokomotif menjadi korban yang tewas.
Pada sore hari, tim terlihat mencoba untuk menarik kereta tergelincir dengan kereta lain yang telah tiba di lokasi kejadian.
Truk BBM tersebut milik perusahaan milik negara Pertamina, yang tengah dievakuasi.
Kecelakaan kereta api, terutama di perlintasan pintu kereta api, kerap terjadi akibat usia kereta ap dan dan kurang terpeliharanya jaringan kereta api di Indonesia.
A FIREBALL engulfed a packed commuter train after it collided with a fuel tanker in Indonesia - killing 10 and injuring 80 passengers.
Emergency workers fought to drag survivors from the burning and twisted wreckage of the disaster just south of the country´s capital Jakarta.
Police are investigating claims the truck accelerated into the path of the oncoming train, thought to have been carrying 600 people, while attempting to skip closing barriers of a level crossing.
The train was travelling at 43mph split seconds before the collision, according to authorities.
´The first and last carriages on this train were for women only, so it was the first carriage that collided with the truck,´ Sukendar Mulya, a spokesman for state-owned train company Kereta Api Indonesia, told AFP.
The truck accelerated and drove onto the tracks just as the gate was coming down to halt traffic and let the train pass, Mulya said.
Investigations were under way after the accident shortly before lunch at a crossing in the suburb of Bintaro, southwest of Jakarta, police said. The truck was destroyed in the blaze.
´One of the railway crossing gates malfunctioned. A railway officer had tried to stop the truck,´ said Dedi Arnadi, head of police for the area, told reporters.
Both the carriage and tanker flipped on their sides following the crash at a level crossing and caught fire, sending thick plumes of smoke into the air as passengers jumped off the train and fled.
The train company estimated that around 600 passengers were on board when it slammed into the truck on the southeastern fringes of Jakarta.
Forty-year-old Ira, who goes by one name, was in the carriage that hit the truck.
´I felt the strong crash and panicked, so I forced my way out a window and just ran,´ Ira told AFP as she broke down in tears.
Jakarta deputy police chief Sujarno confirmed that five people were killed but other passengers were safely evacuated.
´There were also young children hospitalised with injuries,´ he said.
It was one of Indonesia´s worst train accidents since 1987 when 156 people were killed when two trains collided, close to the scene of Monday´s accident.
A list displayed near the crash site showed more than 80 people had been hospitalised.
Nine people were being treated for serious injuries, Jakarta police spokesman Rikwanto said, suggesting the death toll may rise.
Rikwanto said the train sounded its horn several times before hitting the truck, which was unable to get out of the way as it was stuck in traffic behind a motorcycle.
´The train hit the truck from the back left and propelled it around 65 feet forward before they both flipped,´ Rikwanto said, adding that police were questioning seven witnesses.
Isnadi, a senor official at Kereta Api Indonesia, said the safety gate was in working order.
´The warning alarm sounded for at least five minutes before the train arrived. The train was travelling at 43 miles an hour when it hit the truck,´ Isnadi told state-run news agency Antara.
Local media reported that an engineer and a technician from the driver´s compartment were among the dead.
In the early evening, a team was seen trying to tow the derailed carriage with another train that had arrived at the scene.
The tanker was owned by state-owned company Pertamina, which has assisted with the evacuation.
Train accidents, especially at crossings, are common on Indonesia´s ageing and poorly maintained railroad network.