Pilot Pingsan, Kakek Tanpa Pengalaman Daratkan Pesawat

Pilot Collapses, Grandad with No Flying Experience Steers Plane to Safety

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Pilot Pingsan, Kakek Tanpa Pengalaman Daratkan Pesawat
Melihat teman di sampingnya sekarat, John Wildey, 77, terpaksa menerbangkan pesawat tersebut sendirian selama 70 menit setelah dia dibimbing oleh seorang instruktur (Foto & Ilustrasi: Mail Online)

SEORANG kakek tanpa pengalaman terbang berhasil mendaratkan pesawat ringan setelah pilot jatuh pingsan di belakang kemudi pesawat.

Melihat teman di sampingnya sekarat, John Wildey, 77, terpaksa menerbangkan pesawat tersebut sendirian selama 70 menit setelah dia dibimbing oleh seorang instruktur.

Mereka menyuruhnya untuk mengabaikan sebagian besar dari instrumen pesawat dan berkonsentrasi pada joystick untuk menjaga kestabilan terbang pesawat tersebut. Satu helikopter Angkatan Udara Inggris (RAF) mengawal pesawatnya secara ketat.

Setelah tiga kali gagal mendarat, Mr Wildey bertindak ´nyaris sempurna´ mendaratkan pesawat di tengah gelap - dan mengaku sungkan disebut sebagai pahlawan, karena tindakannya itu ´hanya memegang joystick´. Pilot dibawa ke rumah sakit namun kemudian meninggal.

Drama tragis itu terjadi setelah Mr Wildey - yang menjabat sebagai pegawai di RAF selama 24 tahun tapi tidak pernah mengemukan pesawat - dan temannya tengah melakukan penerbangan, seperti yang mereka biasa lakukan berkali-kali sebelumnya, seperti dilansir Mail Online.

Mereka lepas landas dari Sandtoft Airfield, antara Scunthorpe dan Doncaster, di bawah terik sinar matahari pada Selasa pagi dan menerbangkan pesawat Cessna 172 Skyhawk menuju Skegness, di pantai Lincolnshire, dan transit di sebuah lapangan terbang kecil untuk makan siang.

Mereka akan kembali ke Sandtoft sesaat sebelum 19:00.

Namun pada sekitar 06:15, pilot - yang namanya belum dirilis - mendadak sakit dan mulai kolaps hingga pingsan.

"Dia bilang dia sakit dan meminta saya untuk menangani kontrol pesawat," kata Mr Wildey.

"Dia menjelaskan soal kontrol dan menuntun saya menangani kontrol pesawat. Kemudian dia kolaps lagi, benar-benar tidak merespons. Saya memanggil namanya tapi dia diam saja. Saya katakan kita harus segera mendarat tetapi peringatan saya tidak ditanggapi."

Pesawat Cessna 172 memiliki kontrol ganda, jadi Mr Wildey berupaya menempatkan pesawat pada kemampuan terbaiknya. Dia mengenakan headset yang tersambung ke radio pesawat dan membunyikan alarm.

"Saya menyebut "Mayday, Mayday, Mayday" tapi lupa untuk menyebutkan nomor registrasi pesawat," katanya.

"Saya mengaku, saya tidak punya pengalaman terbang dan pilot tidak pingsan. Saya mengatakan dia tidak bisa mengendalikan pesawat. Saya mengatakan bahwa saya pikir saya sedang menuju ke Sandtoft. Mereka mengatakan mereka masih mencoba untuk memilah-milah apa yang bisa mereka lakukan untuk saya."

"Mereka bertanya apakah saya mengetahui Sandtoft dan sekitarnya. Saya bilang saya akan mencoba yang terbaik. Saya  memutari Sandtoft beberapa kali. Pilot itu masih sadar tapi jelas tidak mampu menerbangkan pesawat."

"Saya terus menepuk bahunya untuk membuatnya tersadar dan dapat melakukan sesuatu karena saya tidak tahu bagaimana untuk mendaratkan pesawat," kata Mr Wildey. Ia telah menyaksikan temannya mengendalikan pesawat, naik dan terbang rendah menggunakan kolom kemudi, dan memberi petunjuk untuk mengendalikan pesawat dari instrumen pesawat yang rumit.

Dia dituntun dari menara di Bandara Internasional Humberside, yang memiliki landasan yang lebih panjang dan layanan darurat penuh, dan diminta menunggu instruksi.

Penerbangan ke dan dari Humberside dihentikan atau dialihkan karena landasan pacu dibuka untuk pendaratan darurat. Sebuah helikopter Sea King itu bergegas terbang dari pangkalan RAF Leconfield di East Yorkshire untuk mendampingi Cessna sehingga dapat memandu Mr Wildey terbang sejauh 25 mil.

Roy Murray, kepala instruktur di Frank Morgan Flying School di bandara tersebut ditelepon ke rumahnya di Waltham, Lincolnshire.

Dia diberitahu bahwa pilot pingsan dan seorang penumpang tanpa pengalaman terbang membutuhkan panduan terbang darurat.

Lima belas menit kemudian, Murray mengarahkan pesawat ke pusat kontrol lalu lintas bandara dan dikontrol melalui ruang radar.

´Atmosfer kondisi saat itu terbilang tenang, tidak ada yang panik dan itu semua bersikap sangat profesional," katanya. Dia berbicara kepada Mr Wildey, berusaha tenang meskipun sebenarnya panik.

"Saya menyuruhnya untuk tetap tenang dan tidak kehilangan kendali pesawat," katanya.

Mr Murray memutuskan bahwa pilihan terbaik adalah memandu Mr Wildey dalam kondisi ´buta mendarat´, di mana ia diberitahu untuk mengabaikan sebagian besar instrumen, dan menggunakan hanya tiga kontrol utama: throttle untuk menurunkan pesawat, kemudi kolom untuk menjaga hidung pesawat tetap stabil - dan rem untuk menurunkan kecepatan pesawat saat turun jika dan ketika mendarat.

´Semua cockpits dan kontrol berbeda dan saya tidak ingin John melihat sekeliling dan panik. Situasi saat itu sangat menegangkan, terutama last mile atau lebih, karena ia bilang siap turun."

Pada sekitar 19:00, ketika mulai mulai gelap, Mr Wildey, yang mengekor helikopter Sea King, pesawatnya mulai terlihat dari menara kontrol. Karena Cessna telah terbang sejak siang hari tidak memiliki lampu di luar atau di dalam kokpit.

Mr Murray hanya bisa melihat garis di bodi pesawat di bawah langit yang mulai gelap.

Saat ia menjelaskan bagaimana pesawat bekerja dan bagaimana Mr Wildey harus mendarat, ia menekankan perlunya untuk menjaga hidung pesawat ketika mendarat untuk menghindari hancurnya roda depan. Dengan suara tenang, ia bersikap mengesankan sebagai  pilot pemula yang membutuhkan tuntunan untuk mengarahkan pesawat saat pengereman, pesawat ternyata berbelok dan menghantam sebuah lampu pendaratan.

"Jika dia menabrak salah satu lampu pendaratan akan menimbulkan kebocoran bahan bakar dan berisiko memicu kebakaran," kata Murray.

"Untungnya, ia melakukan semua hal yang saya bilang."

Pada tiga kejadian menegangkan, Mr Wildey mencoba untuk mendarat, sebelum menarik kembali kolom kemudi untuk mengangkat pesawat, menaikkan throttle untuk menghindari pesawat berayun-ayun tanpa kendali.

Setiap kali pesawat ´berputar´ adalah pengalaman yang mengerikan bagi pilot dan orang-orang di darat. Mr Wildey berkata: "Saya bisa melihat lampu landasan pacu. Mereka berkata, "bawa pesawat ke bawah dengan pelan, tarik lagi throttle. "Dan saya menurutinya dan tampaknya baik-baik saja tapi kemudian mereka mengatakan saya terbang terlalu rendah, naikkan kecepatan, jadi saya menurutinya dan terbang berputar lagi."

Landasan pacu hanya satu dan panjangnya tiga perempat mil dan, jika semuanya berjalan sesuai rencana, dia diperkirakan mendarat dengan kecepatan sekitar 80 sampai 90mph.

Panjang landasan pacu, pikir Mr Murray, harus memberikan waktu bagi Mr Wildey untuk menghentikan pesawat.

Pada upayanya yang keempat, ia mendapat lampu hijau tapi itu masih jauh dari rute pendaratan, kata Wildey. "Saya tahu kau harus mengendalikan pesawat tapi saya tidak bisa bertindak lebih jauh. Ketika hidung lebih rendah dari bodi pesawat," kata ayah tiga anak tersebut.

"Kemudian kita pesawat menyentuh landasan dan terasa ada benturan - dua atau tiga kali benturan. Saya kira itu adalah kecelakaan ringan."

"Tapi saya tidak bisa menjangkau rem karena berada agak jauh. Tapi akhirnya saya berhasil menjangkaunya. Saya akhirnya berhasil menggunakannya kembali."

"Tapi kemudian kami terasa menjauhi landasan pacu dan saya bisa bisa melihat landasan pacu ini layar indikator mengarah pada saya  dan saya pikir:" Saya tidak mampu melakukannya". Tapi kami akhirnya berhasil menghentikan pesawat."

Para ahli penerbangan mengatakan, pendaratan pada pukul 19:30 itu bisa dikatakan ´nyaris sempurna´.

Stuart Sykes, yang melihat pesawat mendarat, mengatakan: "Pesawat itu mendarat beberapa kali terbentur, terbentur, terbentur, bagian depan pesawat tersungkur, saya mendengar beberapa kali benturan dan kemudian pesawat berhenti."

Lainnya mengatakan mereka melihat percikan seperti api ketika pesawat itu mendarat.

Murray mengatakan: "layanan darurat sudah siap di sana dan mungkin telah mematikan mesin. Ketika ia berhasil mendarat, kami semua berjabat tangan dan berkata "Terima kasih Tuhan". "Ajaibnya, Mr Wildey muncul dari pesawat yang terguncang-guncang tapi tidak terluka. Sebuah ambulans mengeluarkan pilot yang sekarat dan segera membawanya ke rumah sakit."

Mr Murray mengatakan: "Saya puas tapi sedih. Harus ada yang tewas. Tapi, saya puas karena bisa saja jauh lebih buruk."

"Tapi, saya bisa mengatakan bahwa saya tidak akan takut untuk terbang dengan John. Dia sangat tenang dan terkendali. "

Mr Wildey digambarkan kemarin sebagai ´pahlawan´ karena mampu menunjukkan nyalinya dalam insiden traumatis. Tapi ketika berada di rumahnya di Rossington, South Yorkshire ia menolak disebut pahlawan karena dianggapnya ´tidak pantas´.

Dia hanya orang yang memegang tongkat kendali, katanya.

Mr Wildey mengatakan kepada stasiun televisi BBC setempat: ´kontrol lalu lintas udara di Humberside, dua instruktur terbang, dan juga helikopter Sea King semua membantu."

"Mereka semua melakukan yang terbaik, saya hanya orang yang memegang joystick. Mereka mengatakan padaku apa yang harus dilakukan, tetapi karena saya tidak memiliki lampu apapun sehingga saya hampir tidak bisa melihat salah satu tongkat kendali, sehingga membuat kondisi makin sulit."

A GRANDFATHER with no flying experience managed to land a light aircraft after the pilot collapsed at the controls.

With his friend dying beside him, John Wildey, 77, flew solo for 70 minutes as he was talked down by an instructor.

They told him to ignore most of the plane’s instruments and concentrate on using the joystick to keep its nose up. An RAF helicopter acted as an escort.

After three abortive attempts, Mr Wildey made an ‘almost perfect’ landing in semi-darkness – and bashfully denied being a hero, saying his actions were ‘nothing really – I was just holding the joystick’. The pilot was taken to hospital but died later.

The drama occurred after Mr Wildey – who served as a clerk in the RAF for 24 years but had never piloted a plane – and his friend had spent the day flying, as they had done many times before.

They took off from Sandtoft Airfield, between Scunthorpe and Doncaster, in glorious sunshine on Tuesday morning and flew the Cessna 172 Skyhawk to Skegness, on the Lincolnshire coast, with a stop at a small airfield for lunch.

They were due to return to Sandtoft shortly before 7pm.

But at about 6.15pm, the pilot – whose name has not been released – fell seriously ill and began drifting in and out of consciousness.

‘He said he was sick and asked me to take care of the aircraft controls,’ Mr Wildey said.

‘He set the controls and put me on the right path. Then he was unwell again, completely unresponsive. I called his name but he didn’t answer. I said we were going to have to land soon but when he didn’t respond.’

The Cessna 172 has dual controls, so Mr Wildey steadied the aircraft to the best of his abilities. He was wearing a headset linked to the plane’s radio and raised the alarm.

‘I called “Mayday, Mayday, Mayday” but forgot to give the registration of the plane,’ he said.

‘I said, “I’ve got no flying experience and the pilot isn’t very well”. I said he couldn’t control the aircraft. I said that I thought I was heading to Sandtoft. They said they were still trying to sort out what they could do for me.

‘They asked if I could circle round Sandtoft. I said I would try my best. I circled around Sandtoft a few times. The pilot was still conscious but clearly incapable of flying the plane.

‘I kept knocking him to try to get him to do something because I hadn’t a clue how to get down,’ Mr Wildey said. He had watched his friend bank, climb and descend using the steering column, and had a notion of what some of the baffling array of dials and instruments in front of him did.

He was put through to the tower at Humberside International Airport, which has a longer landing strip and full emergency services, and told to await instructions.

Flights to and from Humberside were suspended or diverted as the runway was cleared for an emergency landing. A Sea King helicopter was scrambled from RAF Leconfield in East Yorkshire to fly alongside the Cessna to guide Mr Wildey on the 25-mile flight.

Roy Murray, chief instructor at the airport’s Frank Morgan Flying School was called at his home in the Waltham, Lincolnshire.

He was told that a pilot had passed out and a passenger with no flying experience would need to be talked down.

Fifteen minutes later, Mr Murray pulled up at the airport’s air traffic control tower and was taken straight to the radar room.

‘The atmosphere was all calm, nobody was panicking and it was all very professional,’ he said. He spoke to Mr Wildey, who was calm despite his predicament.

‘I told him to keep calm and not to over-control the aircraft,’ he said.

Mr Murray decided that the best option available was to guide Mr Wildey in with a ‘blind landing’, in which he was told to ignore the bulk of the instruments, and use just three main controls: the throttle to lower the plane, the steering column to keep its nose up – and the brakes to slow the plane down if and when he touched down successfully.

‘All cockpits and controls are different and I didn’t want John looking around and panicking. It was tense at times, especially the last mile or so, as he was talked in.’

At around 7pm, as it was getting dark, Mr Wildey, who had been following the Sea King helicopter, came into view of the control tower.
Because the Cessna had been flying during the day he had no lights on outside or inside the cockpit.

All Mr Murray could see was the outline of the plane against an darkening sky.

As he explained how the plane worked and how Mr Wildey should land it, he stressed the need to keep the nose up when touching down to avoid smashing off the front landing wheel. In a calm voice, he went on to impress on the novice pilot the need to steer the vehicle when braking, in case it veered off to one side and struck a landing light.

‘If he had hit one the landing lights there could be a fuel leak with the risk of fire,’ Mr Murray said.

‘Thankfully, he was doing what I was telling him to do.’

On three nerve-racking occasions Mr Wildey tried to touch down, before pulling back on the steering column to lift the plane up again, increasing the throttle to avoid stalling and swinging round to make another attempt.

Each ‘go round’ was a terrifying experience for pilot and those on the ground. Mr Wildey said: ‘I could see the runway lights. They said, “bring her down gently, take the throttle back.” And I was doing that and it seemed to be all right but then they said I was going too low, power up and go, so I powered up and went round again.’

The airstrip is one and three-quarter miles long and, if everything went to plan, he was due to land at a speed of about 80 to 90mph.

The runway length, Mr Murray thought, should give Mr Wildey plenty of time to brake.

On the fourth attempt, he was given the go-ahead but it was still far from plain-sailing, Mr Wildey said. ‘I know you bring back the controls but I didn’t bring them back hard enough. So really I was sort of nose down rather than anything else,’ the father of three said yesterday.

‘Then we touched and there was a right bump – two or three bumps. I suppose it was a controlled crash really.

‘But I just couldn’t get the brakes because I couldn’t reach them. I managed to get them in the end.

‘But then we sort of went off the runway and all I could see was this runway indicator wall coming towards me and I thought: “I am not going to do it”. But we managed to stop in the end.’

Experts said the landing, at 7.30pm, was ‘almost perfect’.

Stuart Sykes, who saw the aircraft land, said: ‘It came down with a bump, a bump, a bump, hit the front end down, I heard some crashing and it’s come to a halt.’

Others said they saw sparks as it touched down.

Mr Murray said: ‘The emergency services were there immediately and may have turned off the engine. When he landed, we all sort of shook hands and said “Thank God for that”.’ Miraculously, Mr Wildey emerged from the aircraft shaken but uninjured. An ambulance took the dying pilot to hospital.

Mr Murray said: ‘I’m satisfied but sad. There was a death involved. But, I’m satisfied because it could have been a lot worse.

‘But, I can say that I wouldn’t be frightened to fly with John. He was very calm and in control.’

Mr Wildey was described yesterday as a ‘hero’ for having kept his nerve during the traumatic incident. But speaking from his home in Rossington, South Yorkshire, he played down his role as ‘nothing really’.

He was simply the man holding the control stick, he said.

Mr Wildey told his local BBC television station: ‘Air traffic control at Humberside, two flying instructors, and also a Sea King helicopter were all helping.

‘They all did their best, I was just the person holding the stick. They were telling me what to do but because I didn’t have any lights on I could barely see any of the sticks, which made it even more difficult.’