Hobi jadi Cuan, CSA Kawal Pecinta Lebah Klanceng Kembangkan KEP Ragajati

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Hobi jadi Cuan, CSA Kawal Pecinta Lebah Klanceng Kembangkan KEP Ragajati
PROGRAM SIMURP: Harga jual madu klanceng asli berkisar Rp75 ribu hingga Rp350 ribu sesuai ukuran kemasan. Cita rasanya manis, asam manis dan pahit mengacu pada warna pucat, amber dan coklat.

Brebes, Jateng [B2B] - Pecinta lebah klanceng [apis trigona] penghasil propolis atau lem lebah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah berhimpun pada Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] Ragajati pada 2022. KEP Ragajati berdiri atas inisiasi dan pendampingan Kementerian Pertanian RI bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] disertai bantuan dana sebesar Rp17 juta.

Bantuan dana SIMURP bagi KEP yang berwawasan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] membeli sejumlah peralatan seperti alat panen madu, stup, etalase pemasaran hingga pembuatan stiker untuk melengkapi kemasan sehingga KEP Ragajati berkembang signifikan.

Hobi pada lebah klanceng berawal dari iseng kini berbuah cuan menarik perhatian Sutarto, penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Banjarharjo pada 2021 untuk dikembangkan sebagai lebah penghasil madu dan propolis. Atensi Sutarto berawal dari kegiatan promosi madu ke sejumlah instansi pemerintah di Brebes.

Dukungan dinas pertanian Brebes berupa legalitas badan usaha serta pendampingan dan bantuan dana dari SIMURP, KEP Ragajati kini memiliki 126 stup [log] budidaya yang tersebar pada sejumlah kluster, sementara KEP Ragajati bermarkas di Desa Blandongan, Kecamatan Banjarharjo.

Kegiatan panen madu berlangsung setiap tiga bulan. Rata-rata produksi per stup sekitar 50 hingga 300 mililiter, tergantung besar koloni dan ketersediaan pakan. Sementara harga jual madu klanceng asli berkisar Rp75 ribu hingga Rp350 ribu sesuai ukuran kemasan. Cita rasanya manis, asam manis dan pahit mengacu pada warna pucat, amber dan coklat.

Upaya SIMURP bagi eksistensi KEP CSA sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mendorong, mendukung dan mengawal petani mengembangkan hilirisasi produk seperti dinistruksikan Presiden RI Joko Widodo, agar petani membentuk KEP sebagai cikal bakal korporasi petani.

"Penumbuhan KEP dimulai dari identifikasi dan menemukan pengusaha atau petani maju lokal yang mau dan mampu menjadi penggerak para petani di sekitarnya, membentuk kelembagaan ekonomi dan menjadi mitra usaha," katanya.

Plt Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan petani untuk mengembangkan produk olahan dari hasil pertanian, sehingga tidak lagi menjual produk mentah [raw product].

"Petani jangan lagi berfikir tanam, petik lalu jual. Bukan lagi jamannya, petani bekerja sendiri-sendiri. Harus berjamaah seperti pada KEP dan KWT [Kelompok Wanita Tani] didampingi penyuluh CSA," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, untuk membangun dan mengembangkan KEP sebagai cikal bakal korporasi harus didampingi penyuluh dengan melibatkan stakeholder terkait.

"Awali dari kelompok tani untuk membentuk korporasi petani. Sahamnya dari petani. Dukung dengan inovasi dan mekanisasi, agar petani mampu menguasai pertanian dari hulu ke hilir sebagai bisnis, bukan sekadar bertani," katanya.

Direktur NPIU SIMURP Kementan, Bustanul Arifin Caya mengatakan KEP dikembangkan SIMURP mengingat keberadaan Poktan maupun Gapoktan, yang belum memiliki kekuatan hukum kerapkali menjadi tidak berdaya apabila menghadapi permasalahan yang terkait pengembangan usaha, karena tidak memiliki badan hukum.

"Langkah awal pembentukan KEP cikal bakal korporasi petani dilakukan melalui transformasi manajemen kelembagaan petani, baik Poktan, Gapoktan maupun unit-unit usaha yang telah terbentuk,"

Tujuannya, agar kelembagaan tersebut lebih terarah dalam berusahatani berorientasi agribisnis guna peningkatan pendapatan, nilai tambah, dan kesejahteraan petani.

Sementara Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengajak Poktan maupun Gapoktan yang berhasil mengembangkan usaha tani secara berkelompok, Poktan atau Gapoktan maupun sebagian dari anggota kelembagaan petani tersebut yang memenuhi persyaratan, berpeluang ditingkatkan kemampuannya untuk membentuk KEP.  [timsimurpkementan]

Brebes of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 24 districts in 10 provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.