Kesulitan Lahan Hambat Investasi PT Great Giant Pineapple
Land Difficulties Hindering Investments PT Great Giant Pineapple
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Heru S Winarno
Translator : Parulian Manalu
Jakarta (B2B) - Pengembangan investasi produk hortikultura di Indonesia berjalan lambat lantaran kendala lahan, yang akhir-akhir ini semakin sulit. Produsen nanas terkemuka dunia, PT Great Giant Pineapple berniat ekspansi di Indonesia dengan membuka lahan di Kalimantan dan Aceh tapi terkendala perijinan dari Kementerian Kehutanan.
"Lahan makin susah. PT Great Giant Pineapple masih kesulitan cari lahan. Padahal produsen nanas nomor satu ingin ekspansi bisnisnya di Indonesia," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Hasanuddin Ibrahim di Jakarta, Selasa (7/5).
Rencana investasi Great Giant Pineapple menargetkan lahan seluas 60 ribu hektar di Kalimantan dan Aceh, yang masing-masing luasnya 30 ribu hektar. Nilai investasi direncanakan Rp3 triliun.
"Kendala utama saat ini adalah lahan. Investor asing dan domestik banyak yang berminat menggarap potensi produk holtikultura untuk ekspansi usaha," tambah Hasanuddin.
Jakarta (B2B) - Development of horticulture products investment in Indonesia is running slow due to land constraints, which is increasingly difficult. Pineapple producers the world, PT Great Giant Pineapple intend expansion in Kalimantan and Aceh, but constrained by land and permission from the Ministry of Forestry.
"The land is getting difficult. PT Great Giant Pineapple difficulty can land, but would like to invest in Indonesia," said Director General of Horticulture Ministry of Agriculture, Hasanuddin Ibrahim in Jakarta, Tuesday (7/5).
Great Giant Pineapple targeting an area of 60 thousand hectares in Kalimantan and Aceh, each of which the extent of 30 thousand hectares. Planned investment value of Rp 3 trillion.
"The main obstacle now is land. Foreign and domestic investors who are interested in the potential of horticultural products for business expansion," said Hasanuddin.