Kompetensi Siswa, SMK-PP Kementan Kenalkan Teaching Factory

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kompetensi Siswa, SMK-PP Kementan Kenalkan Teaching Factory
SMKPPN BANJARBARU: Kunjungan dari SMK N 1 Bataguh, Kalimantan Tengah dari siswa kelas XII Agibisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) sebanyak 12 siswa didampingi tiga guru pendamping.

Banjarbaru, Kalsel [B2B] - Guna mencetak SDM pertanian yang unggul dan berdaya saing, Kementerian Pertanian RI berupaya melakukan terobosan. Selain melalui pelatihan vokasi yang baru-baru ini serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia, Kementan mendorong melalui pendidikan vokasi yang menjadi kunci cikal bakal lahirnya petani milenial. 

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan, sekolah vokasi seperti SMK-PP, Polbangtan dan PEPI memiliki peran penting untuk memajukan pertanian. Pasalnya, pertanian pun dapat didigarap dengan cara-cara kekinian, namun harus didukung oleh SDM yang memadai maka Polbangtan dan SMK-PP menjadi ujung tombak upaya tersebut.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan di tangan milenial, pembangunan pertanian akan dijalankan. 

"Petani milenial adalah penggerak sektor pertanian, khususnya dalam menghadapi industri 4.0," katanya.

SMK PP Negeri Banjarbaru selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) pendidikan vokasi pertanian lingkup BPPSDMP Kementan terus berupaya meningkatkan kemampuan, kompetensi siswanya dan kualitas pendidikan di sekolah. 

Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso selalu menekankan bahwa lulusan dari SMK-PP Banjarbaru ataupun siswa SMK Pertanian lainnya harus bisa menjadi job seeker dan job creator, sehingga dapat memajukan pertanian di Indonesia.

Kamis, [3/10] SMK-PP Negeri Banjarbaru, mendapatkan kunjungan dari SMK N 1 Bataguh, Kalimantan Tengah. Adapun siswa yang berkunjung adalah kelas XII Agibisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) sebanyak 12 siswa didampingi tiga guru pendamping.

Mereka diajak untuk mengunjungi Laboratorium Kultur Jaringan dan Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian di Teaching Factory di Lahan Praktek haji Idak SMK-PP Negeri Banjarbaru.

Kunjungan pertama di laboratorium kultur jaringan mereka dikenalkan dengan beberapa alat yang digunakan di laboratorium tersebut seperti autoklaf, laminar air flow (LAF) cabinet, pH meter, stirrer, oven dll. 

Kemudian, para siswa melaksanakan praktek pembuatan media tanam, mulai dari penimbangan bahan, pemipetan larutan stok, pengukuran pH, dan juga sterilisasi alat serta media tanam. Selain itu juga melaksanakan praktik sub kultur yang dilakukan di LAF.

Kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi laboratorium pengolahan hasil pertanian. Di sini siswa diperkenalkan dengan produk olahan unggulan SMK-PP Negeri Banjarbaru yaitu Teh Bunga Telang dari bagaimana cara pengolahannya sampai ke pemasarannya. 

Tidak hanya produk Teh Bunga Telang saja, siswa juga diperkenalkan dengan produk olahan siswa SMK-PP Negeri Banjarbaru seperti Cokelat Praline Aneka Isi dengan berbagai varian ada Oreo, Vla Vanila, Selai Srikaya Pandan serta produk olahan lainnya.

Guru dan Ketua Pelaksana dari SMKN 1 Bataguh, I Nyoman Suwinda menyampaikan bahwa ini adalah salah satu program dari jurusan ATPH agar siswa dapat belajar dan mengenal tentang Kultur Jaringan di SMK-PP Negeri Banjarbaru, yang telah memilki laboratorium Kultur Jaringan. [Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru]

Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.