Jakarta (B2B) - Pemerintah mendorong pemberian stimulus permodalan kepada pengusaha kecil, menengah dan koperasi khususnya yang bergerak di sektor riil berupa sumber dana yang murah, dengan menurunkan tingkat suku bunga dana bergulir yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir Kementerian Koperasi dan UKM (LPDB-KUMKM) sebesar 0,5 basis poin, menjadi hanya 4,5% per tahun sliding atau hanya sekitar 2,5% tahun flat.
"Penurunan suku bunga dana bergulir yang dikelola LPDB bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja," kata Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Warso Widanarto kepada pers di Jakarta pada Jumat.
Menurutnya, langkah tersebut sesuai misi LPDB-KUMKM adalah mewujudkan program pemerintah di bidang pembiayaan usaha KUMKM dalam upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat, penyerapan tenaga kerja, penumbuhan wirausaha baru, menciptakan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.
Warso menambahkan, untuk mendukung pencapaian target pemerintah, pihaknya akan segera membentuk satuan tugas monitoring di daerah untuk mendukung penyaluran dana Rp1 triliun kepada 76.789 usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui 415 mitra tahun ini, tentunya diperlukan mekanisme pemantauan dan evaluasi terhadap dana yang disalurkan agar dapat berjalan dengan optimal.
"LPDB sebagai badan layanan umum dari satuan kerja di kementerian idealnya harus dekat dengan users, sehingga perlu ada mekanisme monitor dan evaluasi," kata Warso.
Satuan tugas tersebut untuk tahap awal akan ditempatkan di Provinsi Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah, karena faktor geografis dan jumlah dana yang telah disalurkan di kedua provinsi tersebut adalah yang terbesar.
LPDB-KUMKM merupakan satuan kerja Kementerian Koperasi dan UKM dan telah menyalurkan pembiayaan dana bergulir kepada Koperasi dan UKM sejak 2008 hingga 31 Desember 2015 sebesar Rp6,83 triliun kepada 816.103 UMKM melalui 4.073 mitra di seluruh Indonesia.
"Realisasi penyaluran dana bergulir pada 2015 mencapai Rp1,56 triliun, meningkat 35,52 persen dari 2014 sebesar Rp1,15 triliun. LPDB berhasil membukukan pendapatan Rp176,78 miliar atau 153,24 persen dari target pendapatan Rp115,36 miliar," kata Warso.
Jakarta (B2B) - The Indonesian Cooperative and SMEs Ministry through a special lending institutions, known as the LPDB-KUMKM will cut interest rates on loans for SMEs by 0.5 basis points, at 4.5% per year sliding or only 2.5% year flat, the goal as stimulus capital for small and medium enterprises and cooperatives.
"Interest rates on loans of LPDB is trimmed aims to boost economic growth and job creation," Business Director of LPDB-KUMKM Warso Widanarto told reporters here on Friday.
According to him, the appropriate measures to support the mission of the institution in the the government program to give venture capital to cooperatives and SMEs in order to improve productivity and competitiveness of the people's economy, employment, new entrepreneurs, create jobs and poverty alleviation.
Mr Widanarto added, to support it then it will form a task force monitoring in the affected areas to support the distribution of funds 1 trillion to 76,789 SMEs through 415 partners this year, of course, necessary monitoring and evaluation mechanism to run optimally.
"The LPDB as a public service agency of the working unit in the ministry should ideally be close to the users, so it needs no mechanism for monitoring and evaluation," he said.
The task force is at the initial stage will be located in two province ie South Sulawesi and Central Java, because to geographical factors and the amount of loans to SMEs in the two provinces was the highest all over Indonesia.
The LPDB-KUMKM is a working unit in the ministry and has provided funds for venture capital loans to SMEs from 2008 to December 31, 2015 amounted to 6.83 trillion rupiah to 816,103 SMEs through 4,073 partners in Indonesia.
"Distribution of the capital loan in 2015 to reach 1.56 trillion rupiahs, up 35.52 percent from 2014 amounted 1.15 trillion rupiah. LPDB successfully posted revenue of 176.78 billion rupiah, or 153.24 percent from 115.36 billion revenue target," Mr Widanarto said.