Jakarta [B2B] - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) minta TNI dan Polri dapat membawa semangat transformasi yang ada di IKN untuk dikembangkan di wilayah masing-masing.
Hal ini Jokowi sampaikan saat memberikan pengarahan kepada Pejabat Kotama Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Kamis (12/9) siang.
"Saya ingin Saudara-saudara semuanya melihat IKN, melihat progres kota masa depan itu seperti apa, melihat semangat transformasi itu seperti apa. Agar apa? Agar semangat transformasi yang ada itu bisa Bapak-Ibu bawa pulang ke daerah, ke wilayah untuk dikembangkan di daerah masing-masing," ucap Jokowi.
Ia mengungkapkan, semangat transformasi tersebut dapat mencakup pembangunan gedung yang menerapkan standar bangunan hijau [green building], transportasi yang berbahan bakar ramah lingkungan, dan pemanfaatan energi hijau sebagai sumber pembangkit tenaga listrik.
Jokowi menambahkan, pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita dan visi besar dalam pembangunan Indonesia sentris dalam rangka pemerataan dan keadilan.
“Bukan hanya Jawa sentris, tapi Indonesia sentris. Kemudian juga mewujudkan Indonesia Emas di 2045. Dua puluh tahun yang akan datang target kita, kita sudah mencapai GDP per kapita USD 23 ribu. Untuk apa mewujudkan Indonesia Emas 2045? Untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa,” tegasnya.
Presiden mengatakan, untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan keberanian dalam mengambil keputusan-keputusan besar dengan segala risiko dan tantangan-tantangan yang ada. Untuk itu, ia mengimbau para pimpinan TNI dan Polri dapat menjalankan kepemimpinannya dengan baik sesuai wilayah kewenangan masing-masing.
“Bapak-Ibu sebagai pemimpin sesuai dengan tugas dan wewenangnya, sesuai dengan jenjang kepemimpinan di TNI dan Polri dalam lingkup baik kabupaten, kota, provinsi maupun nasional, ya harus berani memutuskan, berani mengambil langkah, baik langkah kecil, langkah besar, maupun langkah sedang,” ucap Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden menegaskan bahwa pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) bukan hanya memindahkan gedung, istana, ataupun lokasi kerja, melainkan bertujuan untuk mengubah pola pikir, pola kerja, serta budaya kerja, sehingga akan tercipta efisiensi, kecepatan, dan penyederhanaan kebijakan.
“Karena sudah sering saya sampaikan, ke depan negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat, bukan negara besar mengalahkan negara yang kecil. Ndak, negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat, ujarnya.
Ia menyebutkan, perubahan-perubahan tersebut perlu dilakukan untuk membentuk karakter kepribadian Indonesia maju dan membentuk mental bangsa yang maju. Dengan demikian, imbuh Presiden, bangsa ini dapat bersaing dengan negara-negara lain di dunia.
“Semangat ini yang saya harapkan bisa Saudara-saudara bawa sekembalinya dari IKN Nusantara. Semangat memperbaiki tata kelola, semangat memperbaiki manajemen birokrasi, baik yang ada di TNI maupun yang ada di Polri, agar TNI dan Polri semakin profesional,” pungkas Jokowi.
Jakarta [B2B] - President of the Republic of Indonesia Joko Widodo (Jokowi) gave a briefing to the Municipal Officials of the Indonesian National Army (TNI) and the National Police of the Republic of Indonesia (Polri) at the State Palace, the Capital of Nusantara, East Kalimantan, Thursday (12/9) afternoon.
In his direction, the President asked the TNI and Polri to bring the spirit of transformation that exists in IKN to be developed in their respective regions.
"I want all of you to see IKN, see what the progress of the future city is like, see what the spirit of transformation is like. For what? So that the existing spirit of transformation can be brought back to the regions, to the region to be developed in their respective regions," said the President.
He revealed, the spirit of the transformation can include the construction of buildings that implement green building standards (green building), transportation that is fueled by the environment, and the utilization of green energy as a source of electricity generation. The President added, the government is committed to realizing great ideals and visions in the development of a centricental Indonesia in the context of equalization and justice.
"Not only Java is centric, but Indonesia is centric. Then also realized Indonesia Emas in 2045. In the next twenty years our target, we have reached GDP per capita of USD 23 thousand. Why make Indonesia Emas 2045? For the progress and prosperity of the nation," he said.
The President said, to make this happen, courage is needed to make big decisions with all the risks and challenges that exist. For that, he urged the leaders of the TNI and Polri to carry out their leadership well according to their respective areas of authority.
"Leters and gentlemen as leaders are in accordance with their duties and authority, in accordance with the leadership level in the TNI and Polri within the scope of both districts, cities, provinces and nationals, you must dare to decide, dare to take steps, whether small steps, big steps, or medium steps," said President Jokowi.
Furthermore, the President emphasized that the relocation of the capital from Jakarta to the Capital of the Archipelago (IKN) is not only moving buildings, palaces, or work locations, but aims to change the mindset, work patterns, and work culture, so that efficiency, speed, and policy simplification will be created.
"Because I have often said, in the future a fast country will defeat a slow country, not a big country will beat a small country. No, a fast country will defeat a slow country, he said.
He said, these changes need to be done to shape the personality character of an advanced Indonesia and form the mentality of an advanced nation. Thus, added the President, this nation can compete with other countries in the world.
"This spirit is what I hope you can bring when you return from IKN Nusantara. The spirit of improving governance, the spirit of improving bureaucratic management, both in the TNI and the Polri, so that the TNI and Polri become more professional," concluded the President.