Jakarta (B2B) - Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Priyadi Kardono mengatakan BIG menargetkan pembuatan 40 peta tematik untuk mendukung Kebijakan Satu Peta dalam Paket Ekonomi jilid VIII untuk mencegah tumpang tindih penggunaan lahan yang kerapkali menghambat aktivitas pembangunan.
"BIG menargetkan mampu membuat 40 tematik dengan skala 1:50.000 dan tahun ini kami meluncurkan enam peta tematik tunggal untuk menjadi panduan dalam pelaksanaan pembangunan berbasis lahan," kata Priyadi Kardono kepada pers di Jakarta belum lama ini.
Keenam peta tematik tunggal tersebut adalah Kesatuan Hidrologis Gambut, Penutup Lahan, Mangrove, Karakteristik Perairan Laut, Sedimen Dasar Laut, dan Multirawan Bencana.
Menurutnya, peta Kesatuan Hidrologis Gambut masih menggunakan skala 1:250.000 namun BIG telah memutakhirkan hingga skala 1:50.000 untuk provinsi-provinsi yang rawan kebakaran hutan dan lahan yakni Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Jambi.
"Peta Kesatuan Hidrologis Gambut ini nanti akan digunakan oleh Badan Restorasi Ekosistem Gambut," kata Priyadi Kardono.
Sebagaimana diberitakan, Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi jilid VIII, dengan kebijakan utama adalah membuat percepatan pelaksanaan satu peta atau One Map Policy dengan standar seragam, skala 1:50.000 yang bertujuan membuat peta dengan standar seragam.
"Selama ini kementerian, lembaga pemerintah, dan pemerintah daerah menggunakan standar masing-masing dalam membuat peta, bahkan peta batas daerah di Indonesia sangat sederhana dan belum memiliki data geopasial yang akurat," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution kepada pers di Jakarta pada Senin (21/12).
Menurutnya, konflik penggunaan lahan di daerah dapat menjadi penghambat pengembangan kawasan dan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Jakarta (B2B) - Head of the Indonesian Geospatial Agency, Priyadi Kardono said his agency is targeting to make the thematic map to support the eighth economic package who was proposed by the Joko Widodo administration to prevent overlapping land use that often inhibit the development activities in Indonesia.
"My agency is targeting to create 40 thematic map with a scale of 1: 50,000, and this year will launch six single thematic maps that will guide development in Indonesia are land-based," Mr Kardono told reporters in Jakarta recently.
Sixth thematic maps are map of the peat hydrological unity, land cover, mangrove, the characteristics of marine waters, seabed sediments, and a hazard map.
According to him, the peat hydrological maps still use scale of 1: 250,000, but the agency has been updating its data to scale of 1: 50,000 in the province prone to forest fires and land such as Riau, South Sumatra, Central Kalimantan, West Kalimantan and Jambi.
"Map of the peat hydrological unity will be used by agency peatland ecosystem restoration," Mr Kardono said.
As reported, Joko Widodo administration launched the Economic Policy Package volume VIII, with the main policies are accelerating the implementation of the One Map Policy to the standard scale 1: 50,000.
"Today many ministries, government agencies, and local governments using the standard map each, even a map of the boundary regions in Indonesia is very simple and not supported by accurate data geospatial," Coordinating Minister for the Economy, Darmin Nasution told reporters here on Monday (21/12).
According to him, land use conflicts in the region could become an obstacle to regional development and infrastructure development in Indonesia.