RAKYAT Indonesia memberikan suara pada Rabu (27/11) untuk memilih kepala daerah daerah dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak terbesar di Indonesia, sejalan dengan upaya Presiden RI Prabowo Subianto yang berusaha mengonsolidasikan cengkeramannya pada kekuasaan politik.
Lebih dari 200 juta orang berhak untuk memilih puluhan gubernur dan wali kota, dan 415 bupati, dengan beberapa kandidat yang terkait dengan mantan Presiden RI Joko Widodo, yang dikenal sebagai Jokowi, bersaing untuk mendapatkan posisi didambakan yang dipandang sebagai jalan menuju jabatan yang lebih tinggi.
Persaingan merebut jabatan Gubernur DKI Jakarta menjadi fokus utama, dengan partai-partai politik memandang posisi tersebut sebagai batu loncatan menuju kursi kepresidenan. Jokowi berhasil memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) setelah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama dua tahun.
Tempat Pemungutan Suara (TPS) dibuka dari pukul 7:00 pagi hingga 1:00 siang pada tiga zona waktu Indonesia, dan pemungutan suara sebagian besar berjalan lancar di Jakarta, di mana beberapa penyelenggara mendirikan bilik-bilik darurat di sekolah-sekolah dan di pinggir jalan.
Pada Rabu malam (28/11), lembaga survei independen seperti Indikator Politik Indonesia, Charta Politika, dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan Pramono di atas para pesaingnya, dengan perolehan suara antara 49% dan 50%, seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.
Quick Count atau Hitung Cepat oleh lembaga survei independen telah digunakan dalam pemilihan sebelumnya oleh para kandidat untuk mengklaim kemenangan.
Lies Hartono, yang memimpin tim kampanye Pramono dan pasangannya Rano Karno, mengutip beberapa jajak pendapat yang menempatkan keduanya di atas 50 persen yang dibutuhkan untuk menghindari putaran kedua.
"Berdasarkan hasil tersebut, kami dapat menyatakan bahwa pemilihan Jakarta berlangsung dalam satu putaran," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan oleh Kompas TV.
Hasil resmi diharapkan akan diumumkan paling lambat pada tanggal 15 Desember, menurut peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
INDONESIANS voted on Wednesday to pick local leaders in the country´s biggest simultaneous regional election, with President Prabowo Subianto seeking to consolidate his grip on power.
More than 200 million people were eligible to vote to choose dozens of governors and mayors, and 415 regents, with some candidates linked to ex-leader Joko Widodo, known as Jokowi, vying for coveted positions seen as paths to higher office.
The race to become Jakarta governor was the main focus, with political parties viewing the position as a stepping stone to the presidency. Jokowi successfully won a presidential election after serving as the capital´s governor for two years.
Polls were open from 7:00 am to 1:00 pm across the vast archipelago nation´s three timezones, and voting was largely smooth in Jakarta, where some organisers set up makeshift booths at schools and by the roadside.
On Wednesday evening, independent pollsters such as Indikator Politik Indonesia, Charta Politika, and Lembaga Survei Indonesia (LSI), placed Pramono ahead of his rivals, garnering between 49 and 50 percent of votes.
The "quick counts" by independent pollsters have been used in previous elections by candidates to claim victory.
Lies Hartono, who heads Pramono and his running mate Rano Karno´s campaign team, cited multiple polls putting the duo above the 50 percent needed to avoid a second-round runoff.
"Based on those results, we can declare that the Jakarta election took place in one round," he said in a press conference broadcast by Kompas TV.
Official results are expected to be announced by December 15 at the latest, according to the General Elections Commission (KPU) regulation.