DIREKTUR Badan Keamanan Nasional AS (National Security Agency/NSA) dengan tegas membantah pernyataan yang dituding sebagai ´sangat bohong´ bahwa badan-badan intelijen AS telah menyadap puluhan juta panggilan telepon di Perancis dan Spanyol selama satu bulan pada akhir 2012.
Jenderal Keith Alexander menyangkal kebenaran berita yang menuding NSA telah mengumpulkan data tentang panggilan dan disimpan sebagai bagian dari program pengawasan yang luas, dengan mengatakan bahwa wartawan yang menulis berita tersebut salah menafsirkan dokumen yang dicuri oleh buronan Edward Snowden, seperti dilaporkan Mail Online.
Dan seorang senator kunci Demokrat menambahkan bahwa media massa cetak di Eropa yang menyimpulkan tuduhan tersebut ´sama sekali tidak benar´ terhadap setidaknya dua negara - seraya mengatakan bahwa penyadapan dilakukan oleh badan intelijen negara-negara´ yang mengumpulkan data dan berbagi informasi dengan rekan-rekan mereka di AS sebagai bagian dari perang global melawan teror.
Pada surat kabar Senin di tiga negara yang disiarkan melalui layar lebar, sumber informasinya adalah Snowden, menunjukkan apa yang tampaknya menjadi data yang diterima oleh Amerika Serikat dari panggilan telepon ´warga´ Eropa.
Tapi Alexander yang bersaksi di Komite Intelijen DPR AS mendengar bahwa ´gambar-gambar yang menunjukkan - atau memimpin orang-orang untuk percaya -. Bahwa kita, NSA, atau Amerika Serikat, mengumpulkan informasi yang salah.´
"Pernyataan dari wartawan di Perancis, Spanyol dan Italia dikumpulkan NSA berupa puluhan juta panggilan telepon benar-benar palsu," kata Alexander.
Menurut surat kabar Prancis, Le Monde dan harian Spanyol, El Mundo, NSA telah mengumpulkan catatan percakapan minimal dari 70 juta panggilan telepon di Perancis dan 60,5 juta lainnya di Spanyol antara Desember dan Januari.
Majalah Italia L´Espresso juga diduga, mendapat informasi dari Snowden, bahwa AS terlibat dalam pemantauan terus-menerus dari jaringan telekomunikasi Italia.
Jenderal Alexander membantah itu semua.
"Untuk jelasnya, ini bukan informasi yang kami kumpulkan dari warga Eropa. Ini merupakan informasi yang kami peroleh dari sekutu anggota NATO, kami telah mengumpulkan dalam upaya pertahanan negara dan mendukung operasi militer."
Kepada para wartawan, ia menambahkan, "mengutip bukti dari tampilan seperti screenshot dari tool di websote yang digunakan untuk keperluan manajemen data, namun kedua pihak dan orang yang mencuri data rahasia tidak mengerti apa yang mereka lihat."
Senator Demokrat dari California, Dianne Feinstein yang memimpin Komite Intelijen Senat, mengatakan Selasa, bahwa ´koran-koran Prancis dan Jerman mendapatkan fakta yang salah."
"Ini bukan ulah Amerika Serikat yang menyadap Prancis dan Jerman. Tindakan penyadapan itu dilakukan Prancis dan Jerman. Dan itu tidak ada hubungannya dengan warga negara mereka, itu ada hubungannya dengan pengumpulan data dari kawasan perang NATO seperti Afghanistan."
Feinstein pada hari Senin menyerukan untuk review lengkap semua program mata-mata komunitas intelijen AS, bahwa ´Kongres perlu tahu persis apa yang komunitas intelijen kami lakukan."
Dalam ´bom intelijen´ lain akhir pekan ini, AS dituduh menyadap ponsel Kanselir Jerman, Angela Merkel dan memata-matai email pribadi Presiden Meksiko, Felipe Calderon.
Namun Direktur Intelijen Nasional, James Clapper mengatakan kepada komite bahwa memata-matai pemimpin asing bukanlah hal yang baru.
"Itu sudah lazim," katanya, "dan selama saya di berkarier di intelijen, selama 50 tahun, mengetahui manajemen kepemimpinan, dalam bentuk apapun yang dinyatakan, adalah jenis prinsip dasar intelijen kita untuk mengumpulkan dan menganalisis."
"Inilah salah satu hal pertama yang saya pelajari di sekolah intel pada 1963," ia meyakinkan para anggota Kongres, mengatakan bahwa AS secara rutin memata-matai para pemimpin asing untuk memastikan niat mereka, ´tidak peduli sejauh mana pentingnya pembicaraan tersebut. Langkah itu bisa dilakukan kepada pemimpin militer juga."
Clapper mengisyaratkan bahwa anggota komite telah diberitahu tentang program tersebut, seraya menambahkan bahwa dalam kasus NSA memata-matai, ´yang harus dilaporkan kepada panitia ... secara rinci dan memadai ´sebagai´ hal yang signifikan´ dari tindakan intelijen yang diawasi Kongres."
Dia menambahkan bahwa "kita hanya melakukan apa yang diperintahkan para pembuat kebijakan, sebagai perintah, benar-benar meminta kami untuk melakukannya."
Anggota komite dari Partai Republik, Mike Rogers asal Michigan di awal sidang mengakui bahwa ´setiap bangsa mengumpulkan intelijen asing´ dan ´itu bukanlah hal baru bagi Amerika Serikat´.
Clapper memohon panel untuk berpikir cermat sebelum membatasi kemampuan pemerintah untuk mengumpulkan intelijen asing, memperingatkan bahwa mereka akan ´menimbulkan risiko yang lebih besar´ dari tindakan musuh-musuh AS di luar negeri.
Jenderal Alexander menyatakan dengan hati-hati bahwa pihaknya agak ´terpukul´ akibat ulah wartawan dan publik ´daripada ... menyerah program yang akan mencegah serangan di masa depan bangsa."
The Wall Street Journal melaporkan Selasa sore bahwa para pejabat AS lainnya telah mengkonfirmasi versi pernyataan Alexander, dan bahwa kegiatan mata-mata di Perancis dan Spanyol dilakukan oleh pemerintah di kedua negara."
Catatan telepon yang dihasilkan, kata mereka, kemudian disalurkan kepada NSA sebagai bagian dari sebuah program yang bertujuan menjaga personil militer AS dan warga sipil yang aman di daerah konflik militer.
Tak satu pun dari negara-negara yang terlibat akan berbicara kepada The Wall Street Journal tentang tingkat keterlibatan mereka sendiri dalam skandal yang awalnya hanya diketahui AS, tetapi yang kini berjanji untuk melibatkan badan intelijen dalam skala global.
THE National Security Agency´s director flatly denied as ´completely false´ claims that U.S. intelligence agencies monitored tens of millions of phone calls in France and Spain during a month-long period beginning in late 2012.
Gen. Keith Alexander contradicted the news reports that said his NSA had collected data about the calls and stored it as part of a wide-ranging surveillance program, saying that the journalists who wrote them misinterpreted documents stolen by the fugitive leaker Edward Snowden.
And a key Democratic senator added that European papers that leveled the allegations ´got it all wrong´ with respect to at least two countries – saying that it was those nations´ intelligence services that collected the data and shared it with their U.S. counterparts as part of the global war on terror.
On Monday newspapers in three countries published computer-screen images, reportedly provided by Snowden, showing what appeared to be data hoovered up by the United States from European citizens´ phone calls.
But Alexander testified in a House Intelligence Committee hearing that ´those screenshots that show – or lead people to believe – that we, the NSA, or the U.S., collect that information is false.´
´The assertions by reporters in France, Spain and Italy that NSA collected tens of millions of phone calls are completely false,´ Alexander said.
According to the French newspaper Le Monde and the Spanish daily El Mundo, the NSA had collected the records of at least 70 million phone calls in France and another 60.5 million in Spain between December and January.
Italy´s L’Espresso magazine also alleged, with help from Snowden, that the U.S. was engaged in persistent monitoring of Italy´s telecommunications networks.
General Alexander denied it all.
´To be perfectly clear, this is not information that we collected on European citizens. It represents information that we and our NATO allies have collected in defense of our countries and in support of military operations.´
Reporters, he added, ´cite as evidence screen shots of the results of a web tool used for data management purposes, but both they and the person who stole the classified data did not understand what they were looking at.´
California Democratic Sen. Dianne Feinstein, who chairs the Senate Intelligence Committee, said Tuesday that ´the papers got it all wrong on the two programs, France and Germany.´
´This was not the United States collecting on France and Germany. This was France and Germany collecting. And it had nothing to do with their citizens, it had to do with collecting in NATO areas of war, like Afghanistan.´
Feinstein on Monday called for a complete review of all the U.S. intelligence community´s spying programs, saying that ´Congress needs to know exactly what our intelligence community is doing.´
In the weekend´s other intelligence bombshell, the U.S. stood accused of snooping on German Chancellor Angela Merkel´s cell phone and spying on Mexican President Felipe Calderon´s private emails.
But Director of National Intelligence James Clapper told the committee that spying on foreign leaders is nothing new.
´That´s a hardy perennial,´ he said, ´and as long as I´ve been in the intelligence business, 50 years, leadership intentions, in whatever form that´s expressed, is kind of a basic tenet of what we are to collect and analyze.´
´It´s one of the first things I learned in intel school in 1963,´ he assured the members of Congress, saying that the U.S. routinely spies on foreign leaders to ascertain their intentions, ´no matter what level you´re talking about. That can be military leaders as well.´
Clapper hinted that committee members had been briefed on such programs, saying that in cases where the NSA is surveilling foreign leaders, ´that should be reported to the committee ... in considerable detail´ as a ´significant´ intelligence activity over which Congress has oversight.´
He added that ´we do only what the policymakers, writ large, have actually asked us to do.´
Republican committee chair Mike Rogers of Michigan began the hearing by acknowledging that ´every nation collects foreign intelligence´ and ´that is not unique to the United States´.
Clapper pleaded with the panel to think carefully before restricting the government´s ability to collect foreign intelligence, warning that they would be ´incurring greater risks´ from overseas adversaries.
Gen. Alexander dispensed with his prepared statement and spoke ´from the heart,´ saying that his agency would rather ´take the beatings´ from reporters and the public ´than ... give up a program´ that would prevent a future attack on the nation.
The Wall Street Journal reported Tuesday afternoon that other U.S. officials had confirmed Alexander´s version of events, and that the electronic spying in France and Spain was carried out by those nations´ governments.
The resulting phone records, they said, were then shared with the NSA as part of a program aimed at keeping U.S. military personnel and civilians safe in areas of military conflict.
None of the nations involved would speak to the Journal about their own level of involvement in a scandal that initially touched only the U.S., but which now promises to embroil intelligence services on a global scale.