PENANAMAN padi, jagung dan kedelai dalam satu area lahan tergolong jarang dilakukan. Bukan cuma itu, hasil kombinasi pertanaman ini melipatgandakan lahan tanam, misalnya tujuh hektar menjadi 14 hektar berkat inovasi teknologi Turiman Jagole Super; singkatan dari ´tumpang sari tanaman jagung, padi gogo, dan kedelai super´.
Efektivitas pertanaman? Inovasi teknologi Turiman Jagole Super tidak mengurangi populasi masing-masing komoditas, maksudnya antara tanaman utama dengan tanaman yang di-tumpangsari-kan.
Syaratnya? "Pola tanam harus menerapkan arah tanaman pangan dari timur ke barat. Maksudnya, agar intensitas cahaya matahari dapat menyinari seluruh tanaman. Tanaman yang tinggi juga tidak menutupi tanaman yang lebih rendah," kata Tion, peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat, yang hadir mewakili Kepala BPTP Kalbar, Akhmad Musyafak.
Kabupaten Sanggau di Provinsi Kalimantan Barat menjadi daerah pertama yang ditanami Turiman Jagole Super. Penanaman perdana Turiman Jagole Super dipusatkan di Desa Kenaman, Kecamatan Sekayam dihadiri oleh Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Andriko Noto Susanto, Jumat (25/5). Turut hadir Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Sanggau, John Hendri.
Varietas yang ditanam harus cocok dengan kondisi lahan di Sanggau, maka untuk padi adalah Inpago 8, Batu Tegi, dan Situ Patenggang. Sementara untuk jagung: Bima Uri 19 dan Uri 20 yang resistan pada penyakit bulai, sedangkan kedelai adalah Anjosmoro karena bijinya lebih besar.
Andriko NS menyambut baik dan mendukung peluncuran Turiman Jagole Super di Kecamatan Sekayam mengingat Sanggau adalah kabupaten dengan potensi lahan pertanian terbesar dan terluas di Kalbar, dan apabila dimanfaatkan dengan baik akan mendukung peningkatan produksi pangan strategis khususnya padi, jagung dan kedelai.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari rapat percepatan luas tambah tanam (LTT) Kalbar di Pontianak yang dipimpin oleh Penanggung Jawab Upsus Kalbar, Momon Rusmono, pada Kamis (24/5) didampingi tim Upsus Septalina Pradini dan dan Yudhistira Nugraha.
"Pola tanam tumpang sari juga lebih tepat untuk merespons permintaan Malaysia terhadap beras dari Sanggau, yang lokasinya berada di wilayah perbatasan dengan Malaysia," kata Andriko NS yang didampingi pejabat dari BPPSDMP Kementan yakni Penyuluh Pertanian Utama Siti Nurjanah; dan Kasubbag Pelaporan, Revo Agri.
Harapan senada dikemukakan John Hendri tentang peluang ekspor beras ke Malaysia, mengingat posisi Kecamatan Sekayam ´selemparan batu´ ke pos lintas batas negara (PLBN) Entikong, sehingga biaya transportasi untuk ekspor ke negeri jiran lebih murah.
"Pemkab Sanggau berharap inovasi pertanaman ini dapat mendukung target ekspor Pajale ke Malaysia," kata John Hendri yang didampingi pejabat dan penyuluh pertanian Sanggau.
PLANTING of rice, corn and soybeans in the area of land classified as rare. The combination of food crops is also double the planted area, for example, seven hectares to 14 hectares of food technology innovation Turiman Jagole Super locally known as the Turiman Jagole Super.
How can? Innovation of the Jagole Super Turiman cultivation is not reduce the population of each commodity, meaning between the main crops with intercropping plants.
What are the conditions? "The location of food crops from east to west means that the intensity of sunlight can illuminate the whole plant. High crops do not cover the lower crops," said Tion, a researcher of West Borneo´s Assessment Institute for Agricultural Technology called the BPTP represent of his boss, Akhmad Musyafak. It was attended by Head of Sanggau agriculture office, John Hendri.
Sanggau district in West Kalimantan province became the first area to be planted with the Jagole Super Turiman. The initial planting was centered in Kenaman village of Sekayam subdistrict which was attended by Secretary of Directorate General of Agricultural Extension and Agricultural Human Resources or BPPSDMP at the Indonesian Agriculture Ministry.
The planted varieties should match the conditions of agricultural land in Sanggau, for paddy is Inpago 8, Batu Tegi, and Situ Patenggang. Corn varieties are Bima Uri 19 and Uri 20 which are resistant to the doula disease, while the soybean is Anjosmoro because the seed is bigger.
Mr Susanto welcomes and supports the launch of Jagole Super Turiman in Sekayam subdistrict, considering Sanggau is the district with the largest and widest agricultural land potential in West Borneo province, and if utilized properly will support increased strategic food production especially rice, corn and soybeans.
"The intercropping pattern is also more appropriate to respond to Malaysia´s demand for rice from Sanggau, near the Malaysian border," said Mr Susanto who was accompanied by senior agricultural extension Siti Nurjanah; and head of data reporting sub-section, Revo Agri.
Similar expectations are said by John Hendri about Indonesia´s rice export opportunities to Malaysia, because Sekayam subdistrict is very close to the cross-border post in Entikong, so transportation cost for export is cheaper.
"Sanggau district government hopes that this innovation can support rice export target to Malaysia," Mr Hendri said.