Petani Milenial Dipercaya Pasok Pangan Pasar Induk Sidotopo Surabaya
Millennial Farmers Development the Target of Indonesia East Java`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Sabtu, 18 Februari 2023
PROGRAM YESS JATIM: Walikota Eri Cahyadi menggunting pita peresmian Pasar Induk Sidotopo Surabaya didampingi Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana [atas, kanan] dan Direktur Paskomnas, Hartono Wignjopranoto.

Surabaya, Jatim [B2B] - Petani milenial dan wirausahawan muda pertanian binaan Kementerian Pertanian RI di Provinsi Jawa Timur digandeng Pasar Komoditas Nasional [Paskomnas] untuk memasok hasil produk pangan khususnya hortikultura bagi Pasar Induk Sidotopo Surabaya guna mendukung ketersediaan pangan, stabilitas harga dan pengendalian inflasi.

Peluang pemasaran dan penjualan hasil komoditas pertanian dari petani milenial Jatim dikemukakan Direktur Paskomnas, Hartono Wignjopranoto pada Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana di sela peresmian Pasar Induk Sidotopo Surabaya [PISS] oleh Walikota Eri Cahyadi di Surabaya, belum lama ini.

Komitmen Paskomnas sebagai tindak lanjut kerjasama Polbangtan Malang selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] dari Youth Enterpreneurship and Employment Support Services Programme [YESS] dengan Paskomnas yang ditandatangani pada medio Januari 2023 oleh Hartono Wignjopranoto dan Setya Budhi Udrayana di Malang, Jatim.

Pengembangan agribisnis bagi petani milenial binaan Kementan melalui Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan [DPM/DPA] di Jawa Timur sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa DPM/DPA harus membangun jaringan dan kolaborasi pemasaran dan penjualan.

"Kementan mendorong DPM dan DPA kolaborasi dengan semua pihak yang visi dan misinya sejalan untuk menghadirkan model kemitraan agribisnis terintegrasi dari hulu ke hilir, guna meningkatkan skala ekonomi, pendapatan petani dan meningkatkan produktivitas.

"Perlu adanya terobosan yang inovatif dan terintegrasi dari hulu hingga hilir untuk pengembangan produk," katanya.

Harapan senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa bisnis pertanian wajib berorientasi pasar, terutama untuk makanan pokok pasti kebutuhan tidak pernah berkurang.

"Kebutuhan pangan pokok hal utama dan tidak pernah berkurang. Sudah saatnya agribisnis pertanian berorientasi pada pasar,” katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, saat ini sektor pertanian diharapkan mampu berperan dalam peningkatan perekonomian Indonesia serta menyediakan kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk Indonesia. 

Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana mengatakan melalui kerjasama dengan Paskomnas, diharapkan sektor pertanian, khususnya di Jawa Timur ke depan akan lebih maju dan berkembang. 

"Kepercayaan Paskomnas pada Polbangtan Malang didasari pada komitmen bagi regenerasi pelaku pertanian oleh para milenial yang ingin memajukan usahanya," kata Setya BU yang akrab disapa Uud.

Peresmian PISS oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi dihadiri Asisten Deputi [Asdep] II Bidang Pengembangan Agribisinis dan Hortikultura dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Yuli Sri Wilanti; Staf Ahli Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan - Badan Pangan Nasional [Bapanas]  Maino Dwi Hartono dan Project Manager Program YESS PPIU Jatim, Acep Hariri dan perwakilan DPRD Surabaya. 

Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan PISS diharapkan dapat menjadi sentral kulakan bahan pangan masyarakat sehingga dapat mendukung pengendalian inflasi, lantaran pasokan pangan sudah terjamin. 

“Berarti, nanti seluruh pasar di Surabaya itu ngambilnya [kulakan] ya di pasar induk, sehingga bisa mencegah inflasi,” katanya.

Walikota Eri Cahyadi berharap per 1 Maret 2023 seluruh pasar di Surabaya sudah mulai kulakan pangan pokok di PISS. "Saya harap Asisten dan direktur PD Pasar sudah mulai kalaknya di Pasar Induk Sidotopo."

Menanggapi hal itu, Direktur Paskomnas, Hartono Wignjopranoto menegaskan telah menjalin kerjasama dengan banyak pihak, termasuk menggandeng petani milenial binaan Program YESS dari Polbangtan Malang.

“Kami telah koordinasi dengan Polbangtan Malang yang menangani petani milenial di Jatim, untuk diarahkan dalam mengatur pola tanam agar pasokan pangan ke PISS teratur dan terjamin,” katanya.

Yuli Sri Wilanti menegaskan bahwa PISS di Surabaya dapat menjadi salah satu percontohan nasional dalam membangun distribusi komoditas hortikultura. "Artinya, kita tahu kebutuhan pasar dan petani menyesuaikan."

Direktur Paskomnas, Hartono Wignjopranoto mengharapkan kerjasama tersebut menciptakan sistem agribisnis dari hulu hingga ke hilir, sehingga dapat menghasilkan komoditas yang diminati pasar.

Sementara Project Manager Program YESS, Acep Hariri berharap Paskomnas dapat mendukung pembinaan petani milenial Jatim. 

“Paskomnas menyediakan pasar serta pendampingan pasar. Mudah-mudahan kolaborasi dengan petani milenial bersama para penerima manfaat YESS bisa berjalan dengan baik sehingga ekosistem usaha berjalan lancar”, katanya. [didit/timhumasyessjatim]


Surabaya of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.

TERKAIT - RELATED