Medan, Sumut [B2B] - Keterbatasan modal bagi para pelaku utama dan pelaku usaha pertanian kerapkali menjadi momok, yang akan menghambat pembangunan sektor pertanian. Realitanya, saat ini petani milenial mendapat kemudahan akses pembiayaan/permodalan dari perbankan melalui Program Petani Milenial Akses Kredit Usaha Rakyat [Tani AKUR] sebagai 'pamungkas' menunjang petani milenial membiayai usaha pertanian.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo di berbagai kesempatan menyatakan dukungan pada petani untuk bekerja maksimal, serta mendorong mendapatkan permodalan dalam mengembangkan usahanya salah satunya melalui KUR. Alokasi KUR menyasar pelaku usaha pertanian, baik individu maupun kelompok.
“Hampir untuk seluruh sektor pertanian. Jadi apa saja terkait sektor pertanian, atau usaha pertanian, itu kita dorong untuk mengambil KUR,” katanya.
Dengan hadirnya Tani AKUR, kata Mentan, diharapkan petani milenial dapat menunjang kebutuhan operasional untuk meningkatkan hasil produktivitas agribisnis, sehingga berdampak nyata bagi pembangunan pertanian dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitarnya.
Mentan Syahrul mengharapkan seluruh stakeholders bekerja keras, agar KUR Pertanian dapat terus diserap petani, karena menjadi penyelamat dalam kondisi krisis pangan saat ini.
“Dengan adanya KUR, roda perekonomian dasar masyarakat kembali bergerak,” ujar Mentan Syahrul.
Pada Webinar Millennial Agriculture Forum [MAF] yang digelar oleh Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] dalam hal ini Polbangtan Medan pada Sabtu [10/09] mengusung tema 'Siapa Takut Pakai KUR!', Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa solusi pembangunan pertanian adalah wirausahawan agribisnis.
"Pertanian tidak hanya memenuhi kebutuhan sendiri. Tidak hanya memenuhi kebutuhan keluarga. Tidak hanya memenuhi kebutuhan tetangga. Pertanian harus ditujukan untuk mencari cuan sebanyak-banyaknya," kata Dedi.
Dia mengingatkan, mulai saat ini yang harus kita lakukan, membangun agribisnis di seluruh pelosok tanah air. Seluruh kawula muda, petani milenial, petani andalan, calon petani milenial dimana pun berada, harus berjuang membangun pertanian Indonesia melalui agribisnis, maka keuntungan bisa kita genggam.
Menurutnya, dua 'amunisi' yang harus mereka miliki. Pertama, Smart Farming, dengan menerapkan internet of things [IoT] maka petani milenial dapat memanfaatkan bioscience dan biotechnology. Kedua, benih dan bibit berkualitas untuk meningkatkan produktivitas hasil panen didukung akses KUR untuk meningkatkan skala usaha.
Bunga Rendah
Pada kesempatan MAF, Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan bahwa 'masalah klasik' petani adalah permodalan. Guna mengatasi kendala dan tantangan tersebut, saat ini, pemerintah membuka jalan bagi petani dengan KUR yang bunganya rendah.
"Kami berharap, Webinar MAF ini dapat menginspirasi para petani milenial tidak khawatir lagi mengembangkan usahanya, dengan memanfaatkan KUR,” katanya.
Guna membuka cakrawala petani milenial, Polbangtan Medan menghadirkan narasumber berpengalaman, yakni tiga petani milenial penerima akses KUR: Roni Prancis Purba, Daud Tarigan dan Dwiki Pasaribu dan hadir Asisten Manajer Bisnis Mikro Bank BRI, T Benni Adriza yang mengurai Akses KUR pada Bank BRI.
T Benni Adriza mengatakan Usaha Mikro Kecil Menengah [UMKM] yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah mereka yang bergerak di sektor usaha produktif seperti pertanian, perikanan dan kelautan, perdagangan, perindustrian dan jasa.
Menurutnya, KUR Mikro Bank BRI Maksimum pinjaman Rp100 juta per debitur. Jenis Pinjaman untuk Kredit Modal Kerja [KMK] maksimum masa pinjaman tiga tahun. Kredit Investasi [KI] dengan maksimum masa pinjaman lima tahun, suku bunganya 6% efektif per tahun dan bebas biaya administrasi dan provisi.
Di akhir MAF, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti menegaskan bahwa Program Tani AKUR sebagai upaya mempercepat Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian [PWMP], serapan tenaga kerja pedesaan dan penguatan sentra produksi pangan nasional.
Kapusdik Idha WA mengingatkan tentang Lima Karakter Kerja yang penting dimiliki generasi milenial dan Gen Z untuk mendukung suksesnya pekerjaan yaitu kemampuan beradaptasi yang tinggi/fleksibel, kreatif, technology savvy, empati dan mampu berpikir kritis.
"Potensi partisipasi generasi mudadi era digital adalah milenial dan Gen Z sebagai digital talent, milenial dan Gen Z sebagai pelaku usaha serta milenial dan Gen Z sebagai potensi pasar produk dalam negeri.
Kapusdik Idha WA mengajak seluruh peserta MAF untuk akses web Outlet MIA Lapaknya Anak Muda Pertanian atau Young Indonesian Farmer Forum (YIFF) pada http://yiff.pusdiktan.id.
“Outlet MIA memberikan kemudahan kepada stakeholders yang terkait dengan petani milenial melakukan upaya pemberdayaan usaha tani,” katanya. [ira/timhumaspolbangtanmedan]
Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.