Jakarta [B2B] - Tiga hari setelah dilantik Presiden RI Joko Widodo sebagai Menteri Pertanian, Rabu [23/10] Syahrul Yasin Limpo melakukan serah terima jabatan dengan Andi Amran Sulaiman di kantor Kementerian Pertanian RI di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat pagi [25/10]. Ruang Auditorium penuh sesak dipadati para pejabat dan pegawai Kementan, untuk menghadiri Sertijab sekaligus ingin mengetahui sosok menteri asal Makassar, Sulawesi Selatan tersebut.
Instruksi pertama dari Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL bahwa "pejabat Kementan jangan dulu tidur nyenyak 100 hari ke depan", untuk menyelesaikan data pertanian dari seluruh Indonesia, berbasis desa dan kecamatan. Pasalnya, kecamatan adalah ujung tombak pertanian Indonesia, karena di sana ada balai penyuluhan pertanian [BPP] sementara di desa didukung oleh pos penyuluhan desa [Posluhdes].
Dia mengingatkan untuk don´t look back dalam membangun pertanian Indonesia berbasis data akurat dan faktual. Target tersebut sesuai instruksi Presiden Jokowi, saat SYL menjalani fit and proper test di Istana Kepresidenan pada Selasa [22/10] sebelum dilantik Jokowi menjadi Mentan menggantikan Amran Sulaiman keesokan harinya, Rabu [23/10].
"Selama 100 hari ke depan, saya akan menyelesaikan masalah pendataan pertanian. Data pertanian harus disepakati oleh seluruh jajaran di Kementan, diikuti sinkronisasi dengan lembaga lain khususnya BPS [Badan Pusat Statistik]," kata SYL yang hadir bersama istrinya, dr Ayunsri Harahap asal Sumatera Utara.
SYL memandang data pertanian sangat penting sesuai instruksi dan arahan Presiden Jokowi. Data akurat dan terukur akan memastikan apakah Indonesia saat ini tergolong ´negara berdaulat pangan´ karena ketahanan suatu negara ditentukan oleh ketahanan pangan, apabila ketahanan pangan terwujud akan memastikan keamanan suatu negara terjamin.
Sejumlah pejabat eselon satu, dua dan tiga Kementan hadir antara lain Sekjen Kementan, Momon Rusmono; Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan [PKH] I Ketut Diarmita; Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian [PSP] Sarwo Edhy; Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi; Kepala Badan Ketahanan Pangan [BKP] Agung Hendriadi; Inspektur Jenderal Kementan [Irjentan] Justan R Siahaan; dan Staf Ahli Mentan [SAM] bidang Infrastruktur, Pending Dadih Permana; Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah; Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdktan BPPSDMP] Idha Widi Arsanti; Kabid Penyelenggaraan Pendidikan - Pusdiktan BPPSDM, Ismaya NR Parawansa serta sejumlah pejabat tiga dan empat.
SYL bukanlah ´sosok anyar´ di sektor pertanian, dengan penghargaan tertinggi dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono [SBY] berupa Bintang Mahaputera Utama, salah satu tolok ukurnya adalah keberhasilan membangun sektor pertanian Sulsel, saat menjabat Gubernur Sulawesi Selatan selama dua periode [8 April 2008 hingga 8 April 2018].
Tahun pertama menjadi Gubernur Sulsel, SYL menargetkan peningkatan posisi Sulsel sebagai provinsi penyangga beras untuk kebutuhan nasional. Terbukti produksi padi Sulsel pada 2008 mencapai 4,04 juta ton gabah kering giling [GKG] yang didukung luas lahan sekitar 792.641 hektar, tingkat produktivitas 51,00 kuintal per hektar. Sementara realisasi tanaman padi untuk musim tanam 2009 mencapai 868.411 ha dengan produksi 5,08 juta ton GKG, produktivitas 58,55 kuintal per hektar.
Bahkan pada 2009, pergerakan ekonomi Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan tertinggi di seluruh Indonesia, 7,8%. Hal ini utamanya dipicu pertumbuhan produksi jagung, dan saat itu SYL menyatakan siap mengekspor jagung ke Malaysia dan Filipina. Pada Maret 2009, berhasil ekspor jagung sebanyak 8 ribu ton ke Filipina.
Jakarta [B2B] - Syahrul Yasin Limpo three days after Indonesian President Joko Widodo appointed him as the agriculture minister, Wednesday [October 23] conduct handover position with Andi Amran Sulaiman here on Friday [October 25] attended by echelon four to first officials and a number of staff.